PERAN KEAGAMAAN ULAMA DI MAKASSAR DAN GOWA AWAL DAN AKHIR ABAD KE-20: KEBERLANGSUNGAN DAN PERUBAHAN

  • Abdul Kadir Ahmad Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar
Keywords: Ulama, Pegawai Sarak, Kelembagaan Ulama, Dakwah Kolektif, Politik Ulama

Abstract

Pemahaman ajaran dan praktik keagamaan di suatu masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan ulama yang menjadi rujukan di masyarakat tersebut. Hal itu terkait hubungan intensif ulama dengan masyarakatnya dalam konteks pelaksanaan  fungsi-fungsi tablig, tibyan, tahkim,dan uswah yang menjadi otoritasnya. Karena itu, penelitian tentang berbagai aspek peran keagamaan ulama menjadi penting dalam rangka memahami Islam secara utuh di suatu kawasan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi peran-peran keagamaan ulama dalam masyarakat era tahun 1930-an – hingga akhir abad ke-20 serta kesinambungan dan perubahan  dalam peran-peran tersebut, khususnya di Gowa dan Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara dan studi dokumen sebagai metode pengumpulan data. Keduanya kemudian dianalisis dengan masing-masing menggunakan analisis deskriptif dan analisis isi. Penelitian menemukan  beberapa peran ulama  yaitu  (i)   ulama sebagai pegawai sarak, (ii) peran ulama menginisiasi organisasi keulamaan; (iii) peran ulama merajut persatuan melalui dakwah kolektif,  dan  (iv) perannya menjawab tantangan zaman dengan menggeluti medan politik.

References

Ahmad, Abd. Kadir. 1987. Aspirasi Ulama Terhadap Pembangunan Masyarakat Di Ujung Pandang. Makassar: Balai Penelitian Lektur Keagamaan Makassar.
———. 2004. Ulama Bugis. Makassar: Indobis.
———. 2019. Ulama, Guru, Dan Gallarrang: Negosiasi Islam Dan Lokalitas. Bantul: Lintas Nalar.
Al-Asqalani, Ahmad ibn ‘Ali ibn Hajar. n.d. Fat-h Al-Bariy. Beyrut: Dar al Ma’rifah.
Aljazairy, Abu Bakar Jabir. 2001. Ilmu Dan Ulama ; Diindonesiakan Oleh Asep Saefullah Dan Kamaluddin Sa’diyatulharamain. Jakarta: Pustaka Azzam.
Brown, Colin. 2003. A Short History of Indonesia. Australia: Allen & Unwin.
Daeng Paliweng, Muhammad Nuruddin. 1938. “Kesepakatan Ulama Bugis-Makassar Mazhab Syafii Dan Berdirinya Musyawarah Ulama Syafiiyah.” Azzikra, no. 9: 255–90.
———. 1939. “Persoalan Musyawarah Ulama Syafiiyah.” Azzikra, no. 12: 351–86.
Dhofeir, Zamakhsyari. 1994. Tradisi Pesantren; Studi Tentang Pandang Hidup Kiai ,. (Cetakan k. Jakarta: LP3ES.
Geertz, Clifford. 1960. “The Javanese Kijaji : The Changing Role of a Cultural Broker.” Comparative Studies in Society and History 2 (2): 228–49. https://doi.org/10.2307/177816.
Hamid, Abu. 1994. Syekh Yusuf Makassar: Seorang Ulama, Sufi, Dan Pejuang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Horikoshi, Hiroko. 1987. Kyai Dan Perubahan Sosial. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M).
Husein, Mochtar. 2002. Tugas Ulama Dalam Al-Qur’an. Jakarta: Yayasan Dar Al-Hukama.
Mansurnoor, Iik Arifin. 1992. “Local Initiative and Government Plans: ‘Ulama’ and Rural Development in Madura, Indonesia.” Journal of Social Issues in Southeast Asia 7 (1): 69–94.
Matthes, B.F. 1860. Makassaarsch Chretomathie. Amsterdam: Het Nederlandsch Bijbelgnootschap.
Parlaungan. 1956. Tokoh2 Parlemen. Djakarta: Gita C.V.
Pijper, G.F. 1984. Beberapa Studi Tentang Sejarah Islam Di Indonesia 1900 - 1950. Diindonesiakan Oleh Tudjimah Dan Yessi Augusdin. Jakarta: UI Press.
Ramly, AM; Ahmad, Abd. Kadir, dan Machroes. 2006. Demi Ayat Tuhan. Jakarta: Opsi.
Shihab, Quraish. 1992. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Published
2019-10-01