SEKOLAHKU BUKAN MARATUAKU Pendidikan Agama Di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. Studi Kasus Pulau Maratua Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur

  • Baso Marannu Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar
Keywords: Religious Education, Berau District, Maratua Subdistrict

Abstract

The theme of the study conducted in Berau District, East Kalimantan, Case
study the primary school in Maratua Sub-district was "Implementation of
Religious Education in the 3T area (Leading, Outermost and Remote) ". This
study used a qualitative method by field research approach focusing on
primary schools in four villages, namely SD Teluk Harapan, SD Teluk Alulu,
SD Payung-Payung and SD Bohe Silian. The results of this study conclude in
general that research, there are four things that will support teacher
competencies in learning that are holistic and integrative in teacher
performance, including (a) religious teachers must know students in depth,
especially the character and background of their parents in religious education
and religion in the family; (b) Religious Teachers are expected to master both
the disciplinary content and teaching materials in the school curriculum (c)
The religious teacher must carry out with full responsibility the implementationof educational learning which includes the planning and implementation of
learning, process evaluation and learning outcomes, as well as follow-up for
repairs and enrichment; and (d) sustainable development of personality and
professionalism. Teachers who have competence will be able to carry out their
duties professionally. This study recommends the Ministry of Religion as
follows: To the Ministry of Religion of Berau District it is possible to provide
the widest possible opportunity for religious teachers on Maratua Island to be
able to continue their education from a diploma to an undergraduate degree,
especially lectures for special areas (3T). The need for support from the Berau
District government to improve school facilities and infrastructure, the old
buildings must be renewed immediately by building new classes, especially
schools whose buildings are made of Ulin wood such as SDN in Payungumbrella
and in Alulu Bay, including the intensity of school supervisors in
Maratua District . To support Religious Education in Basic Education in Berau
District, Maratua District, religious activities by the community should
continue to be intensified, so that children also feel and familiar with religious
activities in Maratua District

 

References

Asis Wahyudi, dkk. 2016. Pembelajaran
Berbasis Karakter Untuk
Meningkatkan Daya Saing Dalam
Era Global Bagi Siswa Di Daerah
Terdepan, Terluar, Dan Tertinggal
(Studi Kasus Di Kalimantan Utara,
Sulawesi Utara, Ntt, dan Papua).
Jurnal Teori dan Praksis
Pembelajaran IPS. Vol.1 No.1 April
2016. Hal. 1-12
Aylin, A‟ing. 2015. Studi Tentang
Pembangunan Bidang Pendidikan Di
Daerah Perbatasan Kecamatan
Kayan Hulu Kabupaten Malinau.
eJournal Pemerintahan Integratif,
2015, 3 (4): 545-559.
Educandum: Volume 4 Nomor 1 Juni 2018
153
Bejo. 2016. Meningkatkan Mutu Dan Akses
Pendidikan Di Daerah 3t Melalui
Superdiskon Oleh Pengawas
Sekolah. Simposium Guru dan
tenaga Kependidikan. Hasil
penelitian tindakan kelas. Tidak
diterbitkan.
Benediktus, dkk. 2015. Kesenjangan
Pendidikan desa dan Kota.
Prosiding Ks: Riset & Pkm Volume:
2 Nomor: 2 Hal: 147-300 Issn: 2442-
4480
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif untuk
Komunikasi, Kebijakan Publik dan
Ilmu sosial Lainnya.
Jakarta:Kencana Prenada Media
Group.
Eka T.P. Simanjuntak 2016. Program
SM3T: Kebijakan Populis, minus
Keadilan dan efektifitas. http://newindonesia.
org/beranda/opini/457-
program-sm3t-kebijakan-populis,-
minus-keadilan-dan-efektivitas.html
(diunduh tanggal 23 Juli 2018)
Faisal, Sanapiah. 1999. Format-Format
Penelitian Sosial. PT RajaGrafindo
Persada. Jakarta.
Fiegenbaum, A., V. 1996. Total Quality
Control. New York: McGraw-Hill
Book.
Haedar, Amin. 2010. Inovasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, Jakarta:
Puslitbang pendidikan Agama dan
Keagamaan, Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama RI.
Haedar, Amin. 2010. Pendidikan Agama di
Indonesia – gagasan dan Realitas.
Jakarta: Puslitbang pendidikan
Agama dan Keagamaan, Badan
Litbang dan Diklat Kementerian
Agama RI.
Hasbullah. 2006: Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/posting
/read/1637-Indeks-Pendidikan-
Agama-di-SMA.
Jero Budi Darmayasa, dkk. 2016 Ibm
Master Mendampingi Guru Di
Wilayah Terdepan, Terluar, Dan
Tertinggal Propinsi Kalimatan
Utara (2MG3T-Kaltara) Jurnal
Surya : Seri Pengabdian kepada
Masyarakat Volume 2 Edisi 1
Nopember 2016. Hal. 78-88
Kadir Ahmad, dkk. 2010 Dakwah di daerah
Terpencil. Jakarta: Pustaka Mapan
Kompri, 2015. Manajemen Pendidikan,
Komponen-Komponen Elementer
Kemajuan Sekolah. Yogyakarta. Ar
Ruzz Media
Lantip Diat prasojo, dkk. 2017. Manajemen
Kurikulum Program Profesi Guru
Untuk Daerah Terdepan, Terluar,
Dan Tertinggal Di Universitas
Negeri Yogyakarta. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2,
Nomor 1, Juni 2017 Hal. 39-53
Lia Rosliana, dkk. 2015. Manajemen
Perbatasan Fokus Inovasi Pendidikan
Di Perbatasan Kalimantan Utara.
Jurnal Borneo
Administrator/Volume 11/No.
3/2015 Hal. 316-339.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
Tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun
2007 Tentang Pendidikan Agama
dan Pendidikan Keagamaan.
Purwanto, N. 2007. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Rigantara, I Nengah Suharse, 2016. Analisis
Faktor-faktor yang memengaruhi
Partisipasi Alumni Jurusan
Pendidikan Ekonomi dalam
mengikuti SM-3T. Jurnal program
Studi Pendidikan Ekonomi. Vol: 8
nomor 3 Tahun 2016 hal. 1-10.
Baso Marannu
154
Roy Eka pribadi, 2017. Implementasi
sustainable development goals (sdgs)
dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di papua. eJournal Ilmu
Hubungan Internasional, Volume 5,
Nomor 3, 2017: 917-932
Rumtini, 2014. Dampak Peningkatan
Kesejahteraan Guru Terhadap Mutu
Peminat. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni
2014. Hal. 211-222.
Soyomukti, Nurani. 2015. Teori-teori
Pendidikan, dari Tradisional, (Neo)
Liberal, Marxis-Sosialis, Hingga
Postmodern. Yogyakarta. Ar Ruzz
Media.
Subarkah, 2016. Analisis Program Sarjana
Mengajar Di Daerah Terluar
Terdepan Dan Tertinggal (Sm3t)
Dalam Pemerataan Tenaga Pendidik
Di Indonesia (Studi Kasus Pengajar-
Pengajar SM3T yang Mengikuti
Program Profesi Guru di Universitas
Negeri Yogyakarta). Skripsi. Tidak
diterbitkan.
Suciati, Ariningsih. 2016. Pengembangan
Model Pendidikan Menengah
“Sekolah Kebangsaan “Di Daerah
Terpencil, Tertinggal, Terluar Dan
Perbatasan Sebagai Implementasi
Pembelajaran Pkn. Jurnal Moral
Kemasyarakatan, Vol 1. No. 1 Juni
2016. Hal. 76-86
Syafaruddin. 2005. Manajemen Lembaga
Pendidikan Islam. Ciputat Jakarta.
Ciputat Press
Thobroni, M. 2016. Belajar dan
Pembelajaran, Teori dan Praktek.
Cet II. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.
Tjiptono, F., dan Diana, A. 2003. Total
Quality Management. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yusup, Sahrir, 2003. Kajian terhadap
efektifitas dan efisensi usaha
pemberdayaan sekolah Dasar negeri
di daerah terpencildan pedalaman
dalam rangka penuntasan wajib
belajar 9 tahun di provinsi Bengkulu.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
dasar, Vol 1 Nomor 2 Nopember
2003. Hal 120-127.
Zuriah, Nurul. 2005. Metodologi Penelitian
Sosial dan Pendidikan; Teori dan
Aplikasi. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Published
2018-11-27