https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/issue/feed MIMIKRI 2023-12-02T16:13:39+00:00 Paisal, S.H. fawwazmowaviq@gmail.com Open Journal Systems <p>Mimikri adalah jurnal yang bertujuan untuk membangun diskursus sosial keagamaan berbasis riset dengan perspektif kritik sosial dan studi kebijakan.</p> https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/1237 ANGELAR ADIL PRATAMA: PRAKSIS KEADILAN DALAM MODERASI BERAGAMA JEJARING WALI SONGO 2023-11-29T06:01:35+00:00 Syamsurijal Syamsurijal syam017@brin.go.id Nasrun Karami Alboneh nasrunalboneh@yahoo.com <p>Moderasi Beragama sejatinya bukanlah hal yang baru. Semua agama memiliki prinsip-prinsip moderat dalam ajarannya. Islam sendiri secara spesifik memiliki istilah yang terkait erat dengan Moderasi Beragama, yaitu wasatiah atau tawasuth. Hanya saja istilah ini baru dikenal secara luas di publik setelah menjadi program utama dari Pemerintahan Jokowi. Melalui Kementerian Agama, program ini disebar ke berbagai segmen masyarakat di Indonesia. Di tengah gelegar diskursus Moderasi Beragama ini, penelusuran Moderasi Beragama dalam sejarah Islam Nusantara kurang banyak dilakukan oleh kalangan intelektual. Padahal Moderasi Beragama sejatinya telah menancap jauh dalam praksis (konsep maupun praktik) Pengembang Islam awal di nusantara. Hal tersebut dapat ditemukan dalam berbagai naskah yang menceritakan tentang proses islamisasi yang dilakukan oleh Wali Songo dan jejaringnya. Penelusuran Moderasi Beragama dalam sejarah Islam Nusantara penting untuk menunjukkan bahwa praksis ini telah berakar kuat di Indonesia. Ia bukanlah barang impor dari Barat. Tulisan ini bertujuan untuk mengulik praksis Moderasi Beragama yang dikembangkan oleh Wali Songo.&nbsp; Penekanannya pada satu aspek Moderasi Beragama yang kurang digaungkan saat ini, yaitu keadilan. Keadilan dalam konsep Wali Songo disebut dengan <em>angelar adil pratama</em>. Tulisan ini didasarkan pada penelusuran data kepustakaan, yakni dengan menginterpretasikan beberapa naskah jejaring Wali Songo dan tulisan-tulisan lainnya. Tulisan ini menyimpulkan bahwa Moderasi Beragama telah tertanam jauh dalam sejarah islamisasi di nusantara dikembangkan melalui jejaring pengetahuan Wali Songo dengan penguatan utama pada keadilan.</p> 2023-11-29T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/1255 GEREJA ISMAIL-MASJID ISHAK : SIMBOL MODERASI BERAGAMA DALAM RELASI KRISTEN-ISLAM DI KABUPATEN ALOR, NTT 2023-11-29T08:53:09+00:00 Sabara Sabara barackfilsafat@yahoo.co.id <p>Artikel ini bertujuan menjelaskan praktik moderasi beragama dalam relasi antarumat Islam dan Kristen di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Problem riset mengeksplorasi multikulturalisme masyarakat Alor dan kearifan lokal sebagai basis sosial dan modal kultural dalam membangun moderasi beragama yang diantaranya tampak dalam simbol Gereja Ismail dan Masjid Ishak. Penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan dengan pengumpulan data lapangan pada Oktober 2022 di Alor. Masyarakat Alor multikultur secara ras, etnik, dan bahasa serta plural secara agama. Namun, keragaman tersebut disatukan oleh kesadaran kolektif yang terbangun melalui ikatan sejarah dan kekerabatan. Kesadaran kolektif tersebut termanifestasi melalui kearifan lokal, baik dalam bentuk pesan-pesan kearifan, syair-syair, hingga tarian yang menyimbolkan kebersamaan dan keharmonisan masyarakat Alor. Fakta sosial yang multikultur dan kearifan lokal membentuk kesadaran moderasi beragama yang terwujud dalam praktik relasi umat Islam dan Kristen yang bersifat pro-eksistensi pada masyarakat Alor. Fakta moderasi beragama tersebut diantaranya tampak pada simbol monumental, yaitu Gereja Ismail dan Masjid Ishak di Kampung Ilawe. Gereja dan masjid tersebut sebagai saksi sejarah moderasi beragama berbasis kultural yang telah hadir di Alor sejak masa silam.</p> 2023-11-29T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/1256 HARMONI AGAMA: MERAJUT TOLERANSI UMAT KRISTEN DAN MARAPU DI KOMUNITAS ADAT MBUKU BANI KODI 2023-11-29T09:15:09+00:00 Muhammad Irfan Syuhudi irfansyuhudi@gmail.com Rismawidiawati Rismawidiawati rismawidiawati@brin.go.id <p>Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan praktik toleransi beragama yang dijalankan pemeluk agama Marapu dengan orang Marapu Kristen dan Katolik di Komunitas Adat Marapu Mbuku Bani, Kodi, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, serta menganalisis penyebab toleransi dan kerukunan umat beragama dapat berjalan harmonis. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Informan penelitian ini terdiri atas Rato Nale Komunitas Adat Marapu Mbuku Bani, Kodi, tokoh adat, dan anggota masyarakat yang tinggal di dalam komunitas tersebut. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Temuan artikel ini adalah, sebagai berikut: <em>Pertama</em>, meskipun komunitas ini terdiri atas tiga kelompok agama berbeda, yaitu Marapu, Kristen, dan Katolik, namun mereka hidup berdampingan secara damai, saling menghargai perbedaan agama, serta terlibat aktif dalam berbagai kegiatan dan kerjasama antaragama. <em>Kedua</em>, keharmonisan toleransi beragama dalam komunitas ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kesadaran bersama akan warisan budaya dan identitas Marapu, karena identitas Marapu dan rasa bangga terhadap budaya sendiri dapat membantu mengatasi perbedaan agama; lingkungan keluarga dan kerabat memiliki pengaruh positif dalam membentuk nilai-nilai toleransi di komunitas ini; serta kepemimpinan Rato Nale yang terbuka dan toleran terhadap perbedaan agama berperan penting dalam menciptakan iklim toleransi. Kerukunan dalam keberagaman agama dapat tercapai melalui kerjasama semua pihak untuk menciptakan lingkungan inklusif di masyarakat.</p> 2023-11-29T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/1258 MENGARUNGI KEBHINEKAAN: BONUM COMMUNE SEBAGAI PEREKAT HARMONI UMAT BERAGAMA DI LEMBANG ULUWAY, MANGKENDEK 2023-11-30T05:53:48+00:00 Fajar Dwi Noviantoro denbaguesfajardwi10@gmail.com Siti Zahra zahrasiti869@gmail.com Fathin Nadia fathinnadia12@gmail.com Rofiqa Zulfa Salsabila bella.fyqo.rzs@gmail.com Katarina Katarina katarinaaadahlanhalim@gmail.com Nini Safitri ninisafitri281102@gmail.com <p><em>Bonum comunne </em>dalam konteks Indonesia, khususnya dalam budaya Toraja adalah sebuah keniscayaan. Tulisan ini menggambarkan seperti apa kemaslahatan bersama yang dibangun masyarakat dalam mempersatukan umat beragama di Lembang Uluway, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskrpitif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara, dan studi pustaka. Penentuan informan dilakukan secara <em>snowball sampling </em>(bola salju), yaitu memulai dengan satu informan dan kemudian informan ini merekomendasikan informan lain sebagai tambahan, dan begitu seterusnya hingga memperoleh jatah jenuh. Penelitian ini menemukan, konsep <em>bonum comunne</em> yang menjadi sumber kekuatan dan pemersatu umat beragama di Lembang Uluway, yaitu adanya ikatan darah (<em>gemeinschaft</em>), falsafah <em>misa’ kada dipotuo pantan kada dipomate </em>yang dijunjung oleh masyarakat di Tana Toraja, dan fungsi Tongkonan yang dapat menyatukan anggota keluarga serta sebagai wadah penyelesaian masalah. Ketiga konsep pemersatu tersebut dibangun berdasarkan kesadaran yang tinggi akan pentingnya menghidupkan nilai tersebut dalam merespon segala perbedaan yang hadir di tengah masyarakat. Hasil dari penelitian ini secara t<em>eoritis</em> sebagai akumulasi keilmuan yang dapat dijadikan acuan pada kajian agama dan budaya. Secara <em>praktis</em>, sebagai acuan pemerintah atau daerah lain dalam mengelola keberagaman. &nbsp;</p> 2023-11-29T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/1259 PEMAHAMAN MODERASI BERAGAMA DI KALANGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) & SMA DI KABUPATEN WAJO, PROVINSI SULAWESI SELATAN 2023-11-30T06:04:29+00:00 Muhammad Ali Saputra muha260@brin.go.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman moderasi beragama Guru PAI di Kabupaten Wajo. Secara rinci, ada tiga aspek yang ingin diketahui: pemahaman/sikap dalam melihat keragaman suku, agama, dan kelompok minoritas di Indonesia, pandangan terhadap relasi Islam dan negara, serta pandangan terhadap terhadap hubungan agama dan tradisi/budaya di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dilakukan dengan metode pengumpulan data wawancara dan observasi terhadap sejumlah guru PAI di SMA/SMK/MA di kabupaten Wajo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, para guru PAI di Kabupaten Wajo memiliki pemahaman moderasi beragama yang cukup baik. Mereka mampu menerima dan menghargai keragaman agama dan suku, menjunjung tinggi NKRI dan tidak setuju dengan bentuk negara di luar kesatuan, serta menghargai tradisi/budaya sepanjang sejalan dengan ajaran agama. Namun, mereka juga masih antipati dengan kelompok Islam minoritas seperti Syiah dan Ahmadiyah. Direkomendasikan, agar Pihak Kemenag RI lebih giat lagi mensosialisasikan program moderasi beragama ini kepada para guru, baik PAI maupun non PAI.</p> 2023-11-29T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/1260 SEJALAN DALAM DUKA: DINAMIKA SIKAP INKLUSIF PADA UPACARA KEMATIAN DI LEMBANG RANO UTARA, TANA TORAJA 2023-11-30T06:24:28+00:00 Mohamad Lahay mohamadlahay6@gmail.com M Taufiq Hidayat Pabbajah adampabbajah@iainpare.ac.id Said Subhan Posangi saidsubhan70@iaingorontalo.ac.id Mukhtar I Miolo mukhtar.miolo@iaingorontalo.ac.id <p>Dalam era globalisasi yang menandai keberagaman agama menjadi ciri penting, kehidupan bersama dengan berbagai keyakinan menuntut penerapan adaptasi dan komunikasi yang bijaksana. Upacara kematian di Lembang Rano Utara, Tana Toraja, menjadi panggung penyatuan bagi seluruh komunitas dengan beragam keyakinan, sehingga perlu diimplementasikan suatu sikap inklusif guna mencegah potensi konflik antarumat beragama. Studi ini hendak menggali praktik kematian dalam konteks keagamaan, khususnya antara umat Islam dan Kristen di Lembang Rano Utara, sekaligus menelusuri sikap inklusif yang diterapkan oleh masyarakat dalam melangsungkan upacara tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan fokus pada upacara kematian dalam konteks keagamaan. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan masyarakat setempat, serta studi pustaka yang relevan dengan artikel ini. Studi ini menemukan, upacara kematian mencerminkan inklusivitas antara lain, gotong royong, toleransi, kerukunan beragama, dan terciptanya pendidikan inklusif kepada generasi muda. Studi ini juga dapat memberikan wawasan dan contoh bagi masyarakat luas, bahwa sikap inklusif mesti diterapkan secara konsisten untuk mencegah potensi gesekan antarumat beragama, dan sekaligus untuk mempromosikan perdamaian di kalangan lintas agama.</p> 2023-11-29T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/1261 PENDIDIKAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN TOLERANSI BERAGAMA DI KELURAHAN TALION, TORAJA 2023-11-30T06:35:58+00:00 Muhammad Rizki Fahri Fahryrizky707@gmail.com Nevin Nismah nevinnismah@gmail.com <p>Perdebatan agama memunculkan problematika manusia untuk bertindak subjektif, anarkis, dan intoleran. Tindakan tersebut memunculkan permusuhan antarmanusia karena keinginan untuk mengintimidasi satu sama lain. Tujuan penelitian ini adalah mengukuhkan Kembali nilai-nilai toleransi di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Pendidikan keluarga yang berada di kelurahan Talion. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan data yang diambil melalui wawancara serta sumber lain yang relevan dengan penelitian. Hasil penelitian mengatakan bahwa Pendidikan keluarga masyarakat toraja masih menganut pesan-pesan moral dari ajaran nenek moyang terdahulu. Keberadaan agama memfasilitasi secara terstruktur pesan-pesan moral nenek moyang terdahulu melalui kitab suci. Toleransi Ummat beragama di Kelurahan talion menjadikan kesadaran bagi setiap individu karena mereka dahulu pernah menganut ajaran yang sama yaitu <em>alu’ todolo</em>. Kerukunan ini juga terbentuk ketika semua kalangan ikut membantu Pembangunan rumah ibadah baik secara tenaga maupun finansial.</p> 2023-11-29T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/1262 PRIBUMISASI ISLAM DI INDONESIA: KONSEP DAN KAJIAN AL QUR'AN HADITS DALAM PERSPEKTIF K.H. ABDURRAHMAN WAHID 2023-12-01T03:25:45+00:00 Mohammad Jailani m.jailani@isimupacitan.ac.id <p>Sejauh ini sosok seorang K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kenal dengan tokoh negarawan, intelektual, dan da’i yang dekat dan <em>humble</em> dengan rakyat Indonesia. Selama ini konsepsi pemikiran dan dakwah yang digelutinya, mampu menarik simpati rakyat kecil, pedesaan, hingga beragam masyarakat lainnya. Konsepsi pribumisasi Gus Dur yang masih membekas itu dikembangkan oleh “Gusdurian Milenial” masa kini. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk menganalisis tentang pemikiran K.H Abdurrohman Wahid tentang konsep Pribumisasi Islam, maupun latar belakang pemikirannya hingga kajian Al Qur’an dan Hadis tentang korelasi agama dan budaya perspektif K.H Abdurrohman Wahid. Konsep&nbsp; Pribumisasi Islam adalah menjawab akan purifikasi agama yang melaksanakan ajaran Islam yang harus dipahami secara kontekstual, sehingga adanya Pribumisasi Islam ini adalah sebagai respons akan hadirnya teologi tersebut. secara metodologis, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif<em>. </em><em>&nbsp;</em><em>Sistematic Review</em> sebagai metode yang digunakan dalam menganalisis hasil temuan dan data penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri referensi terkait, baik secara manual maupun digital, terutama dalam data <em>base google cendekia</em> dengan kata kunci yang digunakan adalah Pribumisasi Islam, Latar &nbsp;dan Landasan teologis Pribumisasi Islam. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan pola berpikir induktif. Hasil penelitian menyatakan bahwa Islam yang ditampilkan oleh K.H Abdurrohman Wahid adalah Islam yang penuh dengan kedamaian, Tidak saling mengalahkan antara agama dan budaya serta Islam yang diliputi dengan cinta-kasih. Konsepsi pemikiran yang ditawarkan oleh Gus Dur mampu mengena di hati masyarakat Islam yang multikultural di Indonesia. Hingga saat ini membekas di hati rakyat Indonesia. Pribumisasi yang melekat di filosofi negara Indonesia, terdiri dari masyarakat, Jawa, Nusantara, Sumatera, Madura tiada lain peran moderat dari sebuah sang kiai K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Korelasi pemikiran dan peran aktif Gus Dur masih berkorelasi dengan Al-qur’an dan hadits Nabi Muhammad. Implikasi penelitian ini mampu mengimplikasikan nilai-nilai pendidikan multicultural, pendidikan islam humanis, pendidika islam yang muderat yang terbingkai dalam pribumisasi Islam K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ini perlu ditindaklanjuti oleh tokoh-tokoh muda masa kini yakni “<em>Gus Duriyah-Gus Duriyan zaman now</em>”.</p> 2023-11-29T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/1263 NYADRAN, AN EXPRESSION OF GRATITUDE FOR WATER RESOURCES IN UJUNG BIRU HAMLET 2023-12-01T03:35:09+00:00 Achmad Zurohman fawzimuhammad66@gmail.com M. Fauzi M. Fauzi fawzimuhammad66@gmail.com Babul Bahrudin fawzimuhammad66@gmail.com <p>The <em>nyadran</em> tradition in Ujung Biru Hamlet strengthens inter-religious harmony and serves as social capital. This research employs a descriptive-qualitative approach with an ethnographic nature to provide the local community's perspective on local wisdom related to gratitude for abundant water resources. The research findings indicate that the Ujung Biru tradition is an integral part of Javanese culture that must be preserved. The <em>nyadran</em> procession is performed by the community at a sacred water source. People gather and bring food such as lontong, <em>kupat,</em> and <em>lepet</em> during the event. They pray together, led by a kiai, followed by a tradition called "<em>rebutan</em>" to express their gratitude for the blessings given by Allah. The event concludes with a communal bath in the water source as a symbol of purification of the body and spirit. The local community understands the importance of maintaining the cleanliness and sustainability of the surrounding environment, especially the water source, which plays a crucial role in their daily lives.</p> 2023-11-29T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/1264 HUBUNGAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN DALAM KENDURI LAUT DI PULAU BANYAK 2023-12-02T15:08:12+00:00 Romario Romario roma02711@gmail.com <p>Tulisan ini mengurai kenduri laut yang menjadi ritual di Pulau Banyak. Kenduri Laut adalah ucapan rasa syukur nelayan atas limpahan rezeki yang telah mereka dapatkan. Dalam Kenduri Laut terjadi dialektika antara Islam dan adat, bahwa unsur-unsur Islam menjadi dominan dalam Kenduri Laut. Penyebaran Islam di Aceh, terlebih dengan berlakunya aturan hukum Islam, tidak lantas menghilangkan Islam Kultural yang berdialektika dengan kebudayaan setempat. Meski Pulau Banyak masuk dalam wilayah administrasi provinsi Aceh, namun masyarakat memiliki kebudayaan, bahasa, dan adat yang berbeda. Kenduri Laut bukan hanya dilaksanakan di Pulau Banyak, tapi di wilayah Aceh pesisir lainnya. Adapun eksistensi Kenduri Laut selain ditopang oleh ulama setempat juga adanya dukungan dari pemerintah setempat yang hadir dalam prosesi Kenduri Laut. Perkembangan kenduri laut tidak lepas dari ekonomi masyarakat, ketika masyarakat belum mapan maka kenduri laut menggunakan bubur, lalu ketika ekonomi&nbsp; mulai membaik, digunakanlah kambing, semakin berkembangnya Pulau Banyak yang digunakan dalam kenduri adalah kerbau.</p> 2023-11-29T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/1265 RAMBU SOLO’ DI MASYARAKAT RATTE BUTTU: RITUAL MEMPERINGATI KEMATIAN DALAM BUDAYA TANA TORAJA 2023-12-02T15:35:55+00:00 Suci Osmoga Dewi suciosmogadewi78@gmail.com Nurul Hidayati nrlhdyti3901@gmail.com Melya Armadani melyaarmadani31@gmail.com Andi Yusrah. AR andiyusrah15@gmail.com <p>Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri atas berbagai etnis, agama, dan budaya. Tak heran, setiap daerah memiliki kekhasan budaya, termasuk di antaranya ritual pemakaman terhadap orang meninggal. Di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, upacara untuk memperingati orang meninggal dikenal dengan sebutan rambu solo, yang dianggap sebagai warisan agama leluhur mereka, Aluk To Dolo. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan upacara rambu solo’ yang dilakukan masyarakat Ratte Buttu, serta pemahaman tentang stratifikasi dalam masyarakat Toraja. Menggunakan jenis penelitian, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kajian pustaka. Untuk memahami upacara rambu solo’, penulis juga terlibat dalam berbagai kegiatan upacara kematian di lokasi penelitian. Informan penelitian adalah tokoh adat dan tokoh masyarakat yang memahami konteks penelitian. Penelitian ini menunjukkan, bahwa rambu solo’ terdapat serangkaian ritual, seperti mabambangan, acara malam penghibur, ma’badong, tarung kerbau, dan penguburan. Upacara kematian terbagi empat tingkatan, yaitu upacara disilli’, upacara dipasangbongi, upacara didoya tedong, dan upacara rapasan. Kasta masyarakat Toraja tercermin dalam upacara adat kematian yang mereka laksanakan, dengan empat strata sosial; tana’ bulan (emas), tana’ bassi (besi), tana’ karurung (ijuk/enau), dan tana’ kua-kua (rumput).</p> 2023-11-29T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/1266 EKSISTENSI DAN TANTANGAN DAKWAH AN-NADZIR DI KELURAHAN ROMANG LOMPOA KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA 2023-12-02T16:13:39+00:00 Ibnu Azka ibnuazka00@gmail.com <p>Artikel ini membahas eksistensi, tantangan, dan peluang dalam dakwah An-Nadzir di Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan dinamika eksistensi dan tantangan, serta potensi dakwah An-nadzir dalam menghadapi realitas masyarakat modern, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan deskriptif kualitatif, dengan fokus pada analisis manajemen dakwah. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi pustaka, dengan melibatkan informan seperti Jamaah An-nadzir, MUI Gowa, pemerintah setempat, dan masyarakat yang berdampingan dengan kelompok ini. Temuan penelitian ini adalah, meskipun An-Nadzir belum memiliki perencanaan dakwah yang terstruktur, mereka telah merumuskan program dalam bentuk struktur bagan sebagai panduan aktivitas. Terdapat tujuh departeman yang mencakup berbagai aspek, seperti pertanian, pendidikan, perdagangan, kesehatan, perhubungan, industri, dan keamanan. Meski tantangan dakwah eksternal An-Nadzir mengalami penurunan, tantangan internal muncul dari perbedaan latar belakang anggota dan kehilangan pemimpin karismatik. Pendekatan partisipatif An-Nadzir membuka peluang, seperti mendukung keterbukaan, kerjasama dengan pemerintah dan masyarakat, serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dakwah.</p> 2023-11-29T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement##