Petilasan Ki Ageng Kebokanigoro Sebagai Tempat Lelaku dan Olah Rasa bagi Masyarakat Desa Samiran, Boyolali
Abstract
Petilasan Ki Ageng Kebokanigoro, yang terletak di antara lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, merupakan tempat yang dipercayai oleh masyarakat Jawa sebagai lokasi lelaku dan olah rasa yang dilakukan oleh Ki Ageng Kebokanigoro. Kisah dan kepercayaan terhadap Ki Ageng Kebokanigoro berkembang melalui forklor yang diwariskan secara lisan, memperkuat keyakinan masyarakat terhadap nilai-nilai spiritual dan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami forklor terkait Ki Ageng Kebokanigoro, memahami kepercayaan masyarakat setempat, serta mengeksplorasi fungsi petilasan tersebut dalam kehidupan masyarakat Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Menggunakan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan kajian pustaka, penelitian ini menemukan bahwa Petilasan Ki Ageng Kebokanigoro tidak hanya menjadi simbol spiritual, tetapi juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, di mana mereka melakukan berbagai praktik lelaku, seperti meditasi dan tirakat, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan serta memperkuat batin. Selain itu, petilasan ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya, memperkuat identitas komunitas, dan melestarikan tradisi leluhur. Kepercayaan masyarakat terhadap petilasan ini tercermin dalam berbagai kegiatan ritual dan tradisi yang terus dilestarikan, seperti tradisi apeman, sadranan, sedekah bumi, dan kirab. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pelestarian situs Petilasan Ki Ageng Kebokanigoro dan menjaga corak khas petilasan tersebut sesuai kegunaan yang bermanfaat secara lahir dan batin.
Kata Kunci: forklor, petilasan, tradisi, ritual
References
Agung, L., Kartasudjana, T. and Permana, A.W. (2021) ‘Estetika Nusantara Dalam Karakter Gim Lokapala’, Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(2), p. 473. doi:10.24114/gr.v10i2.28556.
Djumanto, A. (2018) ‘Pemeliharaan Budaya Lokal di Era Modern’, Jurnal Kajian Budaya, 14(2), pp. 25–39.
Endraswara, S. (2012) Agama Jawa (Laku Batin Menuju Sangkan Paran). Yogyakarta: Lembu Jawa (Lembaga Budaya Jawa).
Endraswara, S. (2013) Forklor Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi. Edited by S. Endraswara. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Esye, K. (2021) Jejak Kebo Kanigoro (1), Pewaris Dinasti Majapahit Memilih Jalan Hidup Sunyi di Lereng Merapi, Karanganyarnews. Available at:https://karanganyarnews.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-1902723361/jejak-kebo-kanigoro-1-pewaris-dinasti-majapahit-memilih-jalan-hidup-sunyi-di-lereng-merapi?page=all (Accessed: 20 April 2024).
Geertz, C. (2014) Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi Dalam Kebudayaan Jawa. Edited by M. Zaki. Depok: Komunitas Bambu.
Hermawan, D. (2021) Makam Ki Kebo Kanigara, Tokoh Spiritual Jawa yang Emoh Masuk Islam, Buddhazine. Available at: https://buddhazine.com/makam-ki-kebo-kanigara-tokoh-spiritual-jawa-yang-emoh-masuk-islam/ (Accessed: 20 April 2024).
Koentjaraningrat (2015) Pengantar Ilmu Antropologi. 10th edn. Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjoraningrat (2003) Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Mulder, N. (2001) Mistisme Jawa. Edited by M.I. Aziz. Yogyakarta: LKIS.
Murdowo, J. (2022) Ternyata Ada Jejak Joko Tingkir di Wilayah Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Suaramerdeka.com. Available at:https://solo.suaramerdeka.com/gaya-hidup/pr-054185351/ternyata-ada-jejak-joko-tingkir-di-wilayah-pengging-kecamatan-banyudono-boyolali (Accessed: 22 April 2024).
Smith, H. (2009) The Role of Sacred Sites in Cultural Identity.
Sukmadinata and Syaodih, N. (2011) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Supriyanto, D. (2015) ‘Peran Tokoh Lokal dalam Masyarakat Boyolali’, Jurnal Budaya, 12(1), pp. 45–58.