Peran Migran Bugis dalam Pengembangan Pendidikan Keagamaan bagi Warganya di Tanjung Selor
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran tentang kehidupan migran Bugis di Tanjung Selor-Kalimantan Utara. Mengungkap peran migran Bugis dalam bidang sosial keagamaan, khususnya pengembangan pendidikan keagamaan di Tanjung Selor. Serta, untuk melihat dukungan dan hambatan yang diperlukan untuk mengoptimalkan pengembangan pendidikan keagamaan di Tanjung Selor. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya Migrasi Orang Bugis ke Tanjung Selor sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Pada umumnya mereka tinggal di wilayah pesisir sungai Kayan dan sekitarnya. Hubungan mereka dengan warga lokal dan pendatang lainnya cukup harmonis. Semangat keagamaan migran Bugis yang tinggi membawa mereka aktif dalam pembinaan atau pengembangan pendidikan keagamaan di tempat mereka bermigrasi. Di antaranya ada yang berperan sebagai fasilitator atau motivator seperti dalam pembangunan rumah ibadah, pembentukan Majelis Taklim atau TK-TPA. Ada pula bertindak sebagai eksekutor dalam hal ini sebagai tenaga pengajar pada lembaga pengajian seperti TK-TPA, Rumah Tahfiz, atau memberi pencerahan agama. Peran para legislator dari kalangan Bugis juga setidaknya membantu sejumlah Majlis Taklim yang membutuhkan bantuan dana operasional dalam penyelenggaraan kegiatannya. Kekurangan sumber daya masih menjadi faktor utama dalam penghambat pembinaan atau pengembangan pendidikan keagamaan. Selain itu, lembaga yang menaungi dan membina kegiatan pendidikan keagamaan untuk orang dewasa (Majelis Taklim) pada level Kabupaten juga belum terbentuk.
References
Ammarel, G. (2016) Navigasi Bugis. Makassar: Ininnawa.
Anwar, S. J. (2012) ‘Pengetahuan Lokal (Indigenous Knowledge) “Pasompe” Bugis-Makassar dalam Menjelajah Nusantara’, Jurnal Sosiologi Reflektif, 7 Nomor 1.
Badan Pusat Statistik (2011) Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia; Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan (2018) Kabupaten Bulungan dalam Angka. Tanjung Selor: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan.
Geertz, C. (1992) Kebudayaan Dan Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Hamid, A. (2005a) Pasompe; Pengembaraan Orang Bugis. II. Makassar: Pustaka Refleksi.
Hamid, A. (2005b) Pasompe; Pengembaraan Orang Bugis. II. Makassar: Pustaka Refleksi.
Hamid, W. (2020) ‘Eksistensi Migran Bugis dalam Pengembangan Pendidikan Keagamaan bagi Warganya di Provinsi Maluku’, Pangadereng: jurnal hasil penelitian ilmu sosial dan humaniora, 6 Nomor 2.
Idham and Saprillah (2010) Sejarah Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat. Solo: Zada Haniva Publishing.
Ikram, A. (1993) Pemeliharaan Sastra Lama Masyarakat Masa Kini, Beberapa Masalah Perkembangan Ilmu Filologi Dewasa Ini. Jakarta.
Kesuma, I. (2004) Migrasi Dan Orang Bugis: Penelusuran Kehadiran Opu Daeng Rilakka Pada Abad XVIII Di Johor. Yogyakarta: Ombak.
Kinseng, R. A. and Saharuddin (2009) Pola Penyebaran dan Mobilitas Sosial Nelayan Bugis di Indonesia.
Mansi, L. and Hamsiati (2019) ‘Kontribusi Migran Bugis dalam Pengembangan Pendidikan Keagamaan di Bumi Cendrawasih’, in Seminar Nasional Sains, Teknologi, Dan Sosial Humaniora Uit 2019. Makassar: Universitas Indonesia Timur.
Mansyur (2016) ‘Migrasi dan Jaringan Ekonomi Suku Bugis di Wilayah Tanah Bumbu, Keresidenan Borneo Bagian Selatan dan Timur, 1930-1942.’, Jurnal Sejarah Citra Lekha, 1 Nomor 1.
Massoweang, A. K. (1999) “Pappaseng dan Aplikasinya dalam Kehidupan Keagamaan Migran Bugis di Kotamadya Samarinda Kalimantan Timur” dalam Abd. Kadir Massoweang (Ed.) Folklor dan Kehidupan Keagamaan Migran Bugis di Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat. Ujung Pandang.
Mattulada, A. (1998) Sejarah, Masyarakat, Dan Kebudayaan Sulawesi Selatan. Ujung Pandang: Hasanuddin University Press.
Mulyoutami, E., Wahyuni, E. S. and Kolopaking, L. M. (2014) ‘Mengurai Jaringan Migrasi: Kajian Komunitas Petani Migran Bugis di Sulawesi Tenggara’, Jurnal Kependudukan Indonesia, Volume 9 N.
Muslim, A. (2021) ‘Benar-Benar Bugis, di-(Bugis)kan dan Bugis PuraPura (Fragmen Adaptasi Kultural Migran Bugis di Sulawesi Utara)’, Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, 9 Nomor 1.
Mustafa, M. S. (2016) Merawat Kerukunan Umat Beragama Berbasis Kearifan Lokal Di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Makassar.
Nur, M. (2019) ‘Pola Interaksi Migran Bugis dalam Pengembangan Pendidikan Agama di Kota Bitung’, Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, 7 Nomor 2.
Nur, M. R. (2008) Aku Bangga Berbahasa BUGIS Bahasa Bugis Dari Ka Sampai Ha. Makassar: Penerbit Rumah Ide.
Pelras, C. (1996) The Bugis. Camridge: Blackwell Publishers.
Rahim, A. R. (1985) Nilai-Nilai Utama Kebudayaan Bugis. Makassar: Lembaga Penerbitan UNHAS.
Rasyid, M. R. (2014) ‘Pola Interaksi Sosial Etnis Bugis Makassar: Dinamika Kerukunan Hidup Umat Beragama di Kota Sorong’, Jurnal Al-Qalam, Volume 20.
Saifuddin, A. F. (2011) Catatan Reflektif Antropologi Sosial Budaya. Jakarta: Institut Antropologi Indonesia.
Sugiyono (2010) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Syarifuddin (2021) ‘Peran Migran Bugis dalam Pendidikan Keagamaan di Berau Kalimantan Timur’, Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, 9 Nomor 1.
Wikipedia (2019) Kalimantan Utara merupakan salah satu daerah pemekaran baru, http://id.m.wikipedia.org.
Yuliaty, C., Trianti, R. and Kurniasari, N. (2016) ‘Dominasi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan di Kota Kendari; Studi Kasus: Nelayan Bugis Makassar’, Jurnal Sosek KP, Volume 11.