AWAL KEBERADAAN NU SULSEL: TRADISI APPALEMBA KITTAK DAN PROFIL PENGURUS MAJELIS KONSUL NU SULAWESI
Abstract
Tulisan ini bertujuan mengungkap sekelumit catatan awal yang dapat membawa orang Nahdhatul Ulama (NU) mengenali dirinya dengan identitas kelahiran yang lebih jelas baik tempat maupun tahunnya. Tulisan ini diangkat dari sumber Pustaka, terutama dua sumber penting yaitu majalah Azzikra (1938) dan Buku Tokoh-Tokoh Parlemen (1956). Dari kedua sumber tersebut terungkap kehadiran NU di Sulsel terjadi pada tahun 1938 ditandai dengan kehadiran seorang Pengurus dari PBNU dan mulaqah ulama di Makassar pada tahun tersebut dan Riwayat hidup salah seorang ulama yang menjabat sebagai Pengurus Syuriyah Makassar tahun 1938. Temuan kedua adalah bahwa tradisi bahtsul masail yang dalam istilah lokal (Makassar) disebut Appalemba Kittak sudah terpola sebagai sebuah forum intelektual untuk membahas berbagai persoalan diniyah dan waqiiyah. Ketiga, para pengurus Konsul dijabat oleh para ulama, pebisnis dan serta kalangan intelektual sebelum terbentuknya kepengurusan NU yang disebut Pengurus Wilayah.
References
Ahmad, A. K. (2019b). Peran Keagamaan Ulama di Gowa dan Makassar: Haji Hijazi Daeng Nyonri dan KH.S. Husein Saleh Assagaf.
Ahmad, A. K. (2019c). Peran Keagamaan Ulama di Gowa dan Makassar.
Ahmad, A. K. (2019d). Ulama, Guru, dan Gallarrang: Negosiasi Islam dan Lokalitas. Lintas Nalar.
Daeng Paliweng, M. N. (1939). Persoalan Musyawarah Ulama Syafiiyah. Azzikra, 12, 351–386.
Farih, A. (2016). Nahdlatul Ulama (NU) dan Kontribusinya dalam Memperjuangkan Kemerdekaan dan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 24(2), 251–284.
Parlaungan. (1956). Tokoh2 Parlemen. Gita C.V.
Rambe, S. (2020). Peletak Dasar Tradisi Berpolitik NU Sang Penggerak Nahdlatul Ulama KH. Abdul Wahab Chasbullah Sebuah Biografi. Madani Institute.
Ramly, AM; Ahmad, Abd. Kadir, dan M. (2006). Demi Ayat Tuhan. Opsi.