PERAN NU SEBAGAI AGEN PERDAMAIAN DI PAPUA
Abstract
Papua adalah salah satu daerah dengan tingkat kerentanan konflik yang cukup tinggi di Indonesia. Isu separatisme hingga agama menjadi isu yang memantik kerentanan tersebut. Peran organisasi masyarakat tentu menjadi sangat penting sebagai agen sosial dalam menjaga perdamaian di Papua. Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu ormas yang banyak berkecimpung dalam upaya membangun perdamaian di Papua dengan mengusung misi dan wajah Islam damai. Tulisan ini mengelaborasi peran-peran sosial NU tersebut sebagai agen perdamaian di Papua dalam meminimalisir kerentanan konflik, peran dalam rekonsiliasi dan restorasi pasca konflik dan peran-peran sebagai agen perdamaian dalam mewujudkan Papua sebagai tanah damai. Tulisan ini merupakan hasil dari serangkaian riset panjang tentang keagamaan, kerukunan dan konflik yang pernah peneliti lakukan sepanjang 2012-2022 di Papua. Temuan penelitian mengonfirmasi peran-peran strategis Pengurus Wilayah (PW) NU Papua melalui tokoh-tokohnya dalam upaya mewujudkan perdamaian dan rekonsiliasi konflik, khususnya yang berkenaan dengan konflik yang bernuansa agama. Tokoh NU berperan penting sebagai social bridging yang menjembatani antar elemen umat beragama yang ada di Papua, sehingga terjalin komunikasi yang baik dan terwujud kerukunan antar umat beragama. Dalam kasus konflik bernuansa agama seperti kasus Tolikara, Wamena, Koya dan Sentani, tokoh PWNU Papua berperan penting dalam memberikan perimbangan informasi yang meredam munculnya konflik dalam skala yang lebih luas. Peran strategis dan kontribusi NU di Papua sebagai agen perdamaian, tak lepas dari warisan sosok Gus Dur yang diterima sebagai tokoh yang banyak berjasa oleh masyarakat Papua.
References
Afwan, Budi Asyhari. 2015. Mutiara Terpendam Papua : Potensi Kearifan Lokal untuk Perdamaian Di Tanah Papua. Yogyakarta: CRCS UGM.
Aqil, Muhammad. 2020. “Nilai-Nilai Humanisme dalam Dialog Antar Agama Perspektif Gus Dur.” Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam Dan Sosial 1 (1): 52–66.
Ashaf, Abdul Firman. 2006. “Pola Relasi Media, Negara, dan Masyarakat: Teori Strukturasi Anthony Giddens Sebagai Alternatif.” Sosiohumaniora 8 (2): 205–18.
Barash, David. 2000. Approaches to Peace a Reader in Peace Studies. London: Oxford University Press.
Barton, Greg. 2002. Abdurrahman Wahid: Muslim Democrat, Indonesian President a View From the Inside. Honolulu: University of Hawaii Press.
Bilfagih, Taufik. 2016. “Islam Nusantara ; Strategi Kebudayaan NU di Tengah Tantangan Global.” Jurnal Aqlam 2 (1): 55–68. http://journal.iain-
Bräuchler, Birgit. 2015. Reconciliation and the Revival of Tradition. The Cultural Dimension of Peace. New York: Palgrave Macmillan.
Dute, Hasruddin. 2021. “Kontribusi Masjid Jamiê NU Pada Perkembangan Islam di Papua.” Tarbawi 18 (2): 41–53.
Giddens, Anthony. 2009. Problematika Utama dalam Teori Sosial: Aksi, Struktur, Dan Kontradiksi dalam Analisis Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
———. 2010. Teori Strukturasi: Dasar Dasar Pembentukan Struktur Sosial Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hakim, Lukman, dan Eka Anjani. 2022. “Representation of Gus Dur’s Message of Peace About Papua in Mamat Alkatiri’s Stand Up Comedy.” Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman 33 (1): 35–56.
Harpham, Trudy, Emma Grant, dan Elizabeth Thomas. 2002. “Measuring Social Capital within Health Surveys: Key Issues.” Health Policy and Planning 17 (1): 106–11.
Hefner, Robert W. 2000. Civil Islam, Muslim And Democratization in Indonesia. Princeton: Princeton University Press.
Jaringan Damai Papua. 2013. Indikator Papua Tanah Damai: Versi Masyarakat Papua Jaringan Damai Papua. Jayapura: Jaringan Damai Papua (JDP).
Jiharudin, dan Syaiful Mustofa. 2022. “Budaya Bakar Batu Sebagai Wujud Toleransi Masyarakat Papua.” Tsaqofah 20 (2): 89–100.
Juditha, C. 2016. “Peace Journalism in News Tolikara Religion Conflict in Tempo.Co .” Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik 20 (2): 93–110.
Khaswara, Fajar, dan R Yuli Ahmad Hambali. 2021. “Conflict Theory According to Johan Galtung.” dalam Gunung Djati Conference Series Proceedings The 1st Conference on Ushuluddin Studies, 4:650–61. Bandung: Fakultas Ushuluddin, UIn Sunan Gunung Djati.
Marit, Elisabeth Lenny, dan Hugo Warami. 2018. “Wacana ‘Papua Tanah Damai’ Dalam Bingkai Otonomi Khusus Papua.” Jurnal Ilmu Sosial FISIP Universitas Cenderawasih 16 (1): 41–46.
Menchik, Jeremy. 2014. “Productive Intolerance: Godly Nationalism in Indonesia.” Comparative Studies in Society and History 56 (3): 591–621.
———. 2016. Islam and Democracy in Indonesia: Tolerance without Liberalism. Cambridge: Cambridge University Press.
Mietzner, Marcus, and Burhanuddin Muhtadi. 2020. “The Myth of Pluralism: Nahdlatul Ulama and the Politics of Religious Tolerance in Indonesia.” Contemporary Southeast Asia 42 (1): 58–84.
Munfaridah, Tuti. 2017. “Islam Nusantara Sebagai Manifestasi Nahdlatul Ulama (NU) dalam Mewujudkan Perdamaian.” Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam Dan Sosial 4 (1): 19–34.
Nashir, Haedar. 2012. “Memahami Strukturasi dalam Perspektif Sosiologi Giddens.” Sosiologi Reflektif 7 (1): 1–9.
Navarno-Castro, dan Nario-Galace. 2008. Peace Education: A Pathways to a Culture of Peace. Manila: Centre of Peace Education, Miriam College.
Nurcholish, Ahmad. 2015. Peace Education & Pendidikan Perdamaian Gus Dur. Jakarta: Elex Media Kompetindo.
Pamungkas, Cahyo. 2015. “The Contestation of Muslim and Special Autonomy in Papua.” Religió 5 (1): 26–49.
———. 2016. “Muslim Papua dan Muslim Pendatang Pertarungan Identitas Antara Ke-Indonesia-an dan Ke-Papua-An.” Jurnal Kawistara 6 (3): 249–64.
———. 2017. “The Campaign of Papua Peace Network for Papua Peace Land.” Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik 21 (2): 147-59.
Priyani, Anggun Putri. 2019. “Implementasi Tugas dan Wewenang Majelis Rakyat Papua Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Papua.” El-Iqtishady 1 (2): 56–69.
Ridwan. 2020. “The Role of Nahdlatul Ulama (NU) in Maintaining Religious Tolerance in Papua: Some Observations.” Journal of Nahdlatul Ulama Studies 1 (1): 17–33.
Rosyid, Moh. 2017. “Peredam Konflik Agama: Studi Analisis Penyelesaian di Tolikara Papua 2015.” Afkaruna 13 (1): 48–81.
Sabara. 2012. “Pola Pembinaan Muallaf di Kota Jayapura.” Al-Qalam 18 (2): 188–97.
———. 2018. “Split Nasionalisme Generasi Muda Papua di Kota Jayapura: Perspektif Teori Identitas.” Jurnal Politik Profetik 6 (1): 1–18.
———. 2019. “Transformasi Nasionalisme Dan Politik Identitas Orang Asli Papua.” dalam Kekuasaan, Agama, & Identitas: Potret Gerakan Politik Lokal Di Indonesia Timur, Wahyudin Halim (ed), 85–147. Yogyakarta: Lintas Nalar.
Sabara, dan Elce Yohana Kodina. 2020. “Kerukunan Umat Beragama dalam Pikiran dan Praktik Kelompok Keagamaan Islam di Jayapura.” Harmoni.
Saputra, Muhammad Ali. 2017. “Menguatnya Politik Identitas dan Problem Kerukunan Beragama di Manokwari.” Mimikri 3 (1): 15–27.
Setiawan, Eko. 2017. “Konsep Teologi Pluralisme Gus Dur Dalam Meretas Keberagaman di Indonesia.” Asketik 1 (1): 57–68.
Sims, Gregory K., Linden L. Nelson, and Mindi R. Puopolo. 2014. “Introduction to Personal Peacefulness: Psychological Perspectives.” dalam Personal Peacefulness. New York: Springer.
Stepan, Alfred C. 2000. “Religion, Demoracy, and the “Twin Tolerations".” Democracy John Hopkins University Press 2 (4): 37–57.
Sugandi, Yulia. 2008. Analisis Konflik dan Rekomendasi Kebijakan Mengenai Papua. Friedrich Ebert Stiftung.
Suminar, Panji. 2020. “Relasi Agen dan Struktur: Ruang Negosiasi Dalam Pengelolaan Sumebrdaya Hutan Di Kabupaten Lebong.” Jurnal Sosiologi Nusantara 6 (1): 55–76.
Syuhudi, Muh. Irfan. 2020. “Dinamika Kebangsaan Masyarakat Perbatasan Indonesia - Papua Nugini di Muara Tami Jayapura.” Al-Qalam 26 (2): 281–94.
Waimbo, Danny Erlis, dan Prapto Yuwono. 2012. “Dinamika Masyarakat Papua pada Era Otonomi Khusus.” Kritis 21 (1): 20–34.
Wally, John Manangsang. 2018. Dunia dalam Genggaman Papua: Sebuah Fenomena Geo-Politik Global. Jakarta: Yayasan Grafia Papua.
Wanggai, Tony Victor. 2009. Rekonstruksi Sejarah Umat Islam Di Tanah Papua,. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
Wonda, Sendius. 2007. Tenggelamnya Ras Melanesia: Pertarungan Politik NKRI Di Papua Barat. Yogyakarta: Galang Press.