KONSEP SUMELEH ABDURRAHMAN WAHID DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KE-NU-AN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEMAJEMUKAN MASYARAKAT

  • Imam Ghozali STAIN Bengkalis
  • Imam Hakim STAIN Bengkalis
  • Naif Adnan KUA pesanggrahan Jakarta selatan
Keywords: Sumeleh, Kemanusiaan, Keberagaman, Abdurrahman Wahid

Abstract

Artikel ini hendak menganalisis sikap hidup Abdurrahman Wahid terhadap kehidupan dunia. Latar belakang kehidupan dari keluarga ulama dan keberagaman pergaulan lintas masyarakat telah memengaruhi pandangan hidup yang inklusif pada ajaran agama Islam. Pandangan inklusif terhadap ajaran Islam dalam tatanan kehidupan bermasyarakat telah melahirkan berbagai ucapan dan perbuatan, serta kebijakan-kebijakan yang dibuatnya sering menimbulkan beragam tafsir yang dianggap oleh sebagian kelompok sebagai tindakan yang bertentangan dengan ajaran-ajaran syariat agama Islam. Studi ini adalah penelitian deskriptif analisis, yaitu suatu kajian kepustakaan dengan mengumpulkan beragam sumber-sumber ilmiah dari buku- buku, jurnal, ensiklopedia, kamus, dan sumber-sumber ilmiah lainnya. Sumber-sumber tersebut dikumpulkan, dianalisis, dan disimpulkan. Studi ini menemukan, pandangan hidup sumeleh Abdurrahman Wahid merupakan pandangan hati yang bersandar hanya mencari rida Tuhan dalam melakukan ibadah kepada-Nya dan aktivitas sosial. Cara pandang tersebut memengaruhi cara berpikirnya dalam mengamalkan ajaran agama Islam inklusif, terbuka dan toleransi terhadap keberagaman. pemikiran ini menjadi sangat penting apabila diaplikasikan dalam kehidupan yang beragam suku, agama dan budaya baik dalam konteks unit sosial yang terkecil mulai dari keluarga, masyarakat dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penerapan nilai-nilai tersebut merupakan suatu yang urgen di saat nilai-nilai kemanusiaan dan saling menghargai keberagaman mulai luntur di tengah masyarakat Indonesia.

References

Abdurrahman Wahid. (2009). Ilusi Negara Islam Ekspansi Gerakan Islam Transnasional Di Indonesia, (1st ed., pp. 1–322). The Wahid Institute.
Abu Al-Wafa’ Al-Ghanimi Al-Taftazani. (1997). Sufi Dari Zaman Ke Zaman (pp. 1–244). Pustaka.
Agustian, A., Winata, H., & Imron, A. (2021). Eksplorasi Nilai Kearifan Sedulur Sikep untuk Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Ecopedagogy. Dialektika, 1(1), 41–53.
Ahmad. (n.d.). Biografi Gus Dur. Gramedia Digital.
An-Naisabury, I. A.-Q. (1997). Risalatul Qusyairiyah Induk Ilmu Tasawuf, terj; Mohammad Lukman Hakiem (pp. 1–556). Risalah Gusti.
Azra, A. (1999). Konteks Berteologi di Indonesia Pengalaman Islam (pp. 1–218). Penerbit Paramadina.
Basori, R. (2008). Founding Fathers Pesantren Modern Indonesia jejak langkah K.H. A. Wahid Hasyim (pp. 1–154). Inceis.
Dhofier, Z. (2011). Tradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia (8th ed., pp. 1–307). LP3ES.
Engineer, A. A. (2000). Islam dan Teologi Pembebasan, penerjemah; Agung Prihantoro (p. 33). Pustaka Pelajar.
Hamrin, N. K. B. (2018). Ikhlas Dalam Beramal Menurut Mufassir. UIN Sunan Ampel.
Haq, H. (2007). Al-Syathibi Aspek Teologis Konsep Mashlahah dalam Kitab Al-Muwafaqat (pp. 1–273). Erlangga.
Madjid, N. (2008). Islam Kemodernan dan Keindonesiaan (pp. 38–39). Mizan Media Utama.
Moleong J. Lexy. (1988). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Rosdakarya.
Samsuddin, M. D. (2000). Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani (pp. 1–263). PT. Logos Wacana Ilmu.
Sholeh, B. (2007). Budaya Damai Komunitas Pesantren (pp. 1–172). LP3ES.
Sikti, A. S. (2019). Dinamika Hukum Islam (pp. 1–406). UII Press.
Sadjali, M. (2011). Islam dan Tata Negara Ajaran, Sejarah dan Pemikiran. In UI-Press (p. 140).
Sunaryo, A. (2018). Ushul Fiqh dan Perubahan Sosial telaah Kritis Epistemologi Fiqh Kontemporer. In Cetakan I (p. 1). CV. Pustaka Ilmu Group.
Wahid, A. (2006). Islamku, Islam Anda dan Islam Kita Agama Masyarakat Negara Demokrasi (Cetakan Pe, pp. 1–451). The Wahid Institute.
Wahid, A. (2011). Sekadar Mendahului, Bunga Rampai Kata Pengantar (p. 173). Nuansa.
Wahid, A. (2019). Musuh dalam Selimut. In A. Wahid (Ed.), Ilusi Negara Islam (Ekspansi Gerakan Transnasionnal di Indonesia ) (p. 19). Gerakan Bhineka Tunggal Ika.
Wahid, A. dan D. I. (2010). Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian (p. 170). Gramedia Pustaka Utama.

Artikel
Ghozali, I. (2020a). Aliran Pemikiran Politik Islam Indonesia; Muhammadiyah dan NU Vs FPI dan HTI. Al-Qalam, 37(1), 27–48.
Ghozali, I. (2020b). Memahami Format Demokrasi Model Khawarij Di Indonesia ( Studi Kasus Pemilihan Presiden tahun 2019). Islamadina Jurnal Pemikiran Islam, 21(1), 1.
Ghozali, I. (2020c). Implementasi Hak-Hak Politik Kelompok Minoritas Menurut Abdurrahman Wahid. Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam, 6(2), 250–271. https://doi.org/10.31332/ZJPI.V6I2.2062
Ghozali, I., & Junaidi. (2020). Political And Nationalism Of Gp Ansor In Facing The Perssecution Of Kirab Satu Negeri In The Meranti. Al-Tahrir, 20(2), 307–328.
Hadi, M. K. (2015). Abdurrahman Wahid dan Pribumisasi Pendidikan Islam. Hunafa, 12(1), 183–207.
Hakim, L., Umat, K., & Ahmad, H. A. (2011). Kerukunan dan pluralitas dalam tantangan: Vol. X.
Haryati, T. A., Zuhri, A., & Marom, N. (2020). Kalimatun Sawa’ as The Basis of Religious Tolerance (Interpretation of Nurcholish Madjid’s Thoughts Based on Paul Ricoeur’s Hermeneutics) Tri. Religia: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 169, 150–169.
Hasmy, Z. A. (2019). Konsep Produktifitas Kerja Dalam Islam. BALANCA : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 1(2), 196–211. https://doi.org/10.35905/balanca.v1i2.1144
Lirik Syiir Tanpo Waton atau Sholawat Gus Dur Lengkap dengan Artinya. (2021). Kumparan Plus.
Listiana, A. (2013). menimbang teologi kaum sufi menurut al-qusyairi dalam kitab al-risalah al-qusyairiyah. Kalam, 7(1), 201–216.
Mahfud, M. (2018). Membumikan Konsep Etika Islam Abdurrahman Wahid dalam Mengatasi Problematika Kelompok Minoritas di Indonesia. Tafaqquh: Jurnal Penelitian Dan Kajian Keislaman, 6(1), 42–60.
Mustika Andini, Yudi Sukmyadi, H. S. (2021). Sumeleh , Semeleh : Signifikansi Estetika Keroncong Gaya Solo. Antologi Pendidikan Anak, 2(1), 23–31.
Mustofa. (2018). Rechtstaat Dan Konstitusionalisme Dalam Pemikiran Abdurrahman Wahid Dan Hasyim Muzadi. Madania, 22(1), 83–98.
Naim, N. (2016). Abdurrahman Wahid: Universalisme Islam dan Toleransi. Kalam, 10(2), 423–444.
Permana, B. (2018). Etnis Tionghoa Pada Masa Orde Baru : Studi Atas Tragedi Kemanusiaan Etnis Tionghoa Di Jakarta (1998). In UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sa’adah, A. (2019). Pola Komunikasi Spiritual dalam Praktik Sujud Aliran Kepercayaan Sumarah. In IAIN Ponorogo.
Salik, M. (2019). Conserving moderate Islam in Indonesia: An analysis of Muwafiq’s speech on online media. Journal of Indonesian Islam, 13(2), 373–394. https://doi.org/10.15642/JIIS.2019.13.2.373-394
Simon, J. (2013). TUHAN TIDAK PERLU DIBELA: Konteks Kekerasan dan Upaya Membangun Jembatan Etis-Praktis Berteologi Agama-Agama Dalam Masyarakat Pluralistik Indonesia. Gema Teologi, 36(1), 69–94.
Sulthoni, M., Muhlisin, M., & Mutho’in, M. (2013). Haji dan Kegairahan EkonomI:Menguak Makna Ibadah Haji Bagi Pedagang Muslim di Yogyakarta. Jurnal Penelitian, 9(1), 49–65. https://doi.org/10.28918/jupe.v9i1.130
Published
2023-06-16