GEREJA ISMAIL-MASJID ISHAK : SIMBOL MODERASI BERAGAMA DALAM RELASI KRISTEN-ISLAM DI KABUPATEN ALOR, NTT

  • Sabara Sabara Pusat Riset Agama dan Kepercayaan Badan Riset dan Inovasi Nasional
Keywords: Moderasi Beragama, Relasi Kristen-Islam, Budaya Alor, Multikulturalisme, Kearifan Lokal

Abstract

Artikel ini bertujuan menjelaskan praktik moderasi beragama dalam relasi antarumat Islam dan Kristen di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Problem riset mengeksplorasi multikulturalisme masyarakat Alor dan kearifan lokal sebagai basis sosial dan modal kultural dalam membangun moderasi beragama yang diantaranya tampak dalam simbol Gereja Ismail dan Masjid Ishak. Penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan dengan pengumpulan data lapangan pada Oktober 2022 di Alor. Masyarakat Alor multikultur secara ras, etnik, dan bahasa serta plural secara agama. Namun, keragaman tersebut disatukan oleh kesadaran kolektif yang terbangun melalui ikatan sejarah dan kekerabatan. Kesadaran kolektif tersebut termanifestasi melalui kearifan lokal, baik dalam bentuk pesan-pesan kearifan, syair-syair, hingga tarian yang menyimbolkan kebersamaan dan keharmonisan masyarakat Alor. Fakta sosial yang multikultur dan kearifan lokal membentuk kesadaran moderasi beragama yang terwujud dalam praktik relasi umat Islam dan Kristen yang bersifat pro-eksistensi pada masyarakat Alor. Fakta moderasi beragama tersebut diantaranya tampak pada simbol monumental, yaitu Gereja Ismail dan Masjid Ishak di Kampung Ilawe. Gereja dan masjid tersebut sebagai saksi sejarah moderasi beragama berbasis kultural yang telah hadir di Alor sejak masa silam.

References

Acri, Andrea, dan Verena Meyer. 2019. “Indic-Islamic Encounters in Javanese and Malay Mystical Literatures.” Indonesia and the Malay World 47 (139): 277–84.
Azra, Azyumardi. 2002. Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara. Bandung: Mizan.
Benu, Ayu Apriany. 2021. “The Isak Mosque and the Ismail Church: A Symbol of Muslim-Christian Cultural Interaction in East Alila, Ilawe Village, Alor.” Religio 11 (1): 44–64.
Bräuchler, Birgit. 2015. Reconciliation and the Revival of Tradition. The Cultural Dimension of Peace. New York: Palgrave Macmillan.
Burhani, Ahmad Najib. 2011. “Lakum Dīnukum Wa-Liya Dīnī: The Muhammadiyah’s Stance towards Interfaith Relations.” Islam and Christian-Muslim Relations 22 (3): 329–42.
Chanifah, Nur, dan Arif Mustapa. 2016. “Seeking Intersection of Religions: An Alternative Solution to Prevent the Problem of Religious Intolerance in Indonesia.” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 24 (2): 413–22.
Damayanti, Angel, dan Sri Yunanto. 2022. “From Evangelization to Worship Restrictions: The Changing Characteristics of Threat Perception between Muslims and Christians in Indonesia.” Islam and Christian–Muslim Relations 33 (4): 329–53.
Daniah. 2016. “Kearifan Lokal (Local Wisdom) Sebagai Basis Pendidikan Karakter.” Pionir 5 (2).
Darmanto. 2022. “Good to Produce: Food, Gardening, and Valued Persons in Contemporary Mentawai Society, Indonesia.” Indonesia and the Malay World 50 (148): 289–312.
Djawa, Alex, et al, and Hendrina Pada. 2019. “Pemetaan Bahasa di Pulau Alor.” Lazuardi 2 (2): 171–85.
Doeka, Fredrik YA. 2018. “Islam Alor di Bawah Bayang-Bayang Adat.” In Wajah Identitas Muslim Pribumi NTT, edited by Philipus Tule, Fredrik YA. Doeka, and Ahmad Atang, 159–83. Kupang: Universitas Katolik Widya Mandira.
Fauzan. 2011. “Potret Islam dan Hubungan Antar Agama Pada Masa Nabi.” Al-AdYaN 06 (01): 1–16.
Fenton, Adam J. 2016. “Faith, Intolerance, Violence and Bigotry: Legal and Constitutional Issues of Freedom of Religion in Indonesia.” Journal of Indonesian Islam 10 (2): 181–212.
Fernandez, Inyo Yos. 2007. “Inventarisasi Bahasa-bahasa Daerah.” Humaniora 19 (3): 241–47.
Goddard, Hugh. 2013. Sejarah Perjumpaan Islam-Kristen: Titik Temu dan Titik Seteru Dua Komunitas Agama Terbesar Di Dunia. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Gomang, Syarifuddin R. 1993. “The People of Alor and Their Alliances in Eastern Indonesia: A Study in Political Sociology.” University Of Wollongong (Thesis).
Hadari, Nawawi. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Haesy, N. Syamsuddin CH. 2014. Kabupaten Alor Surga di Timur Matahari. Jakarta: Akarpadi Selaras.
Humaedi, Alie. 2013. “Pelestarian Budaya dan Bahasa Etnik Terancam Punah (Studi Kasus Bahasa Kafoa di Probur Utara, Alor, Nusa Tenggara Timur).” Kajian 18 (2): 219–45.
Iswanto, dan Rinto Hasiholan Hutapea. 2020. “Lego-Lego As a Symbol of Inter-Religious and Cultural in Alor Society.” Harmoni 19 (1): 85–99.
Kadir, Hatib Abdul. 2016. “Sapa Bale Batu, Batu Bale Dia: Politik Revivalisme Tradisi Siwa Lima Orang ‘Ambon’ Pasca Konflik.” Lakon 1 (1): 61–75.
Kasim, Ruslan. 2018. Islam di Nusa Tenggara Timur: Pasang Surut Kesultanan Menanga Solor Abad XVI-XVIII. Jepara: Simaharaja.
Kasniyah, Naniek. 2012. Tahapan Menentukan Informan dalam Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ombak.
Katubi. 2011. “Bahasa Minoritas dan Konstruksi Identitas Etnik pada Komunitas Bahasa Kui di Alor Nusa Tenggara Timur.” Masyarakat Indonesia 37 (2): 199–219.
———. 2018. “Tara Miti Tomi Nuku: Merawat Toleransi dalam Tradisi Alor, Nusa Tenggara Timur.” Masyarakat Indonesia 44 (2): 1–16.
Kementerian Agama RI. 2019a. Moderasi Beragama. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
———. 2019b. Tanya Jawab Moderasi Beragama. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
Keraipy, Frets. 2019. “Kearifan Lokal sebagai Jembatan Berteologi dan Berbudaya.” Jurnal Teologi SIAP 8 (1): 159–76.
Lovatt, Melanie. 2018. “Becoming at Home in Residential Care for Older People: A Material Culture Perspective.” Sociology of Health and Illness 40 (2): 366–78.
Marhaban, Muhammad. 2016. Kearifan Lokal Umat Beragama di Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Manggarai: Perenial Institute.
Maryanto, Maryanto, dan Nor Khoiriyah. 2018. “The Consolidation of Local Wisdom Based on Aculturation in Building Transnational Civil Society.” In NCOSH: - Annual Conference on Social Sciences and Humanities, 445–49. – Science and Technology Publications, Lda.
Mastang. 2018. “Hubungan Kristen dan Islam Pada Abad Pertengahan dan Abad Modern.” Jurnal Al Adyaan; Jurnal Sosial Dan Agama 5 (1): 1–22.
McKenna, Mary Frances. 2022. “In Search of Justice and Peace: Benedict XVI’s Questions to the Cultures and Religions of the World.” Religions 13 (10).
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Musyarrofah, Umi, dan Zulhannan Zulhannan. 2023. “Religious Moderation in the Discourse of Nahdlatul Ulama’s Dakwah in the Era of Industry 4.0.” Millah: Journal of Religious Studies 22 (2): 409–34.
Nasir, Rahmad, dan Abdurrahman Saleh. 2021. Perjalanan Al-Qur’an Tua di Bumi Persaudaraan. Jakarta: Genesis.
Nasiwan. 2012. Dari Kampus UNY untuk Indonesia Baru. Yogyakarta: Penerbit ARTI.
Nugroho, Kharisma, Fred Carden, dan Hans Antlov. 2018. Local Knowledge Matters: Power, Context and Policymaking in Indonesia. Local Knowledge Matters: Power, Context and Policymaking in Indonesia. Bristol: Policy Press.
Nur, HM. 2020. Jejak Islam Di NTT. Jakarta: Penamadani.
Patji, Abdul Rachman et al. 2014. Bahasa, Kebudayaan dan Pandangan: Tentang Kebahasaan Masyarakat Etnik (Lokal) Kafoa di Alor Nusa Tenggara Timur. Jakarta: LIPI Press.
Patji, Abdurrahman. 2009. “Makassar Nama Kolektif: Masyarakat Migran Sulawesi Selatan di Alor Kecil, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.” Jurnal Masyarakat Dan Budaya 11 (2): 151–75.
Pusparani, Rina, Nuraida Kubangun, dan Efilina Kisaiya. 2018. “Sistem Pemerintahan Negeri di Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease (1824-2008).” Jurnal Pedagogika Dan Dinamika Pendidikan 4 (2): 87–95.
Radja, Markus Dimu. 2016. “Nilai Budaya Lagu Tolkon Si Nih Te sebagai Cerminan Keakraban Masyarakat Alor.” Melanesia : Jurnal Ilmiah Kajian Bahasa Dan Sastra 1 (1): 43–49.
Rema, I Nyoman, and Hedwi Prihatmoko. 2016. “Potensi Arkeologi di Pulau Alor.” Kalpataru 25 (2): 103–16.
Rodemeier, Susanne. 2010. “Islam in the Protestant Environment of the Alor and Pantar Islands.” Indonesia and the Malay World 38 (110): 27–42.
Sabara. 2015. “Merawat Kerukunan Dengan Kearifan Lokal di Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara.” Al-Qalam 21 (2): 203–2012.
———. 2023. “Agama Berlandaskan Adat Di Kei, Maluku.” In Relasi Agama Dan Adat Di Indonesia, edited by Sumanto Al-Qurtuby dan Tedi Kholiluddin, 35–68. Semarang: eLSA Press.
Sabara, dan Sari Damayanti. 2023. “Strategi Integrasi Sosial Makassar Diaspora di Pulau Alor.” PUSAKA: Jurnal Khazanah Keagamaan 11 (1): 150–69.
Saprillah. 2021. Moderasi Beragama: Konsep, Praktik, Dan Kritik. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.
Setiawan, David Eko. 2020. “Menjembatani Injil dan Budaya dalam Misi Melalui Metode Kontekstualisasi.” Fidei: Jurnal Teologi Sistematika Dan Praktika 3 (2): 160–80.
Shah, Adarsh P, et al. 2023. “Scratching beneath the Surface: How Organisational Culture Influences Curricular Reform.” Medical Education 57 (7): 668–78.
Stake, Robert E. 1995. Case StudiesThe Art of Case Study Research. California: Sage Publication itd.
Subandrijo, Bambang. 2016. Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar: Sebuah Studi Tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sunarti, Sastri. 2018. Dari Berburu ke Internet: Lompatan Budaya Masyarakat Alor. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Syamsurijal et al. 2021. Metode Penelitian Kebijakan Bidang Agama. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.
Utomo, Susilo Setyo, Malkisesdek Taneo, dan Mardhi Abiatar Letuna. 2021. “Eksistensi Kerajaan Bunga Bali di Alor pada Masa Pemerintahan Raja Baololong Kaay, 1840-1875.” Jurnal Sejarah Citra Lekha 6 (1): 36–43.
Wibowo\, Agus, dan Gunawan. 2015. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yin, R.K. 2005. Case Study Research: Design and Methods (3rd Ed.). California: Sage Publication itd.
Published
2023-11-29