HUBUNGAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN DALAM KENDURI LAUT DI PULAU BANYAK
Abstract
Tulisan ini mengurai kenduri laut yang menjadi ritual di Pulau Banyak. Kenduri Laut adalah ucapan rasa syukur nelayan atas limpahan rezeki yang telah mereka dapatkan. Dalam Kenduri Laut terjadi dialektika antara Islam dan adat, bahwa unsur-unsur Islam menjadi dominan dalam Kenduri Laut. Penyebaran Islam di Aceh, terlebih dengan berlakunya aturan hukum Islam, tidak lantas menghilangkan Islam Kultural yang berdialektika dengan kebudayaan setempat. Meski Pulau Banyak masuk dalam wilayah administrasi provinsi Aceh, namun masyarakat memiliki kebudayaan, bahasa, dan adat yang berbeda. Kenduri Laut bukan hanya dilaksanakan di Pulau Banyak, tapi di wilayah Aceh pesisir lainnya. Adapun eksistensi Kenduri Laut selain ditopang oleh ulama setempat juga adanya dukungan dari pemerintah setempat yang hadir dalam prosesi Kenduri Laut. Perkembangan kenduri laut tidak lepas dari ekonomi masyarakat, ketika masyarakat belum mapan maka kenduri laut menggunakan bubur, lalu ketika ekonomi mulai membaik, digunakanlah kambing, semakin berkembangnya Pulau Banyak yang digunakan dalam kenduri adalah kerbau.
References
Al-Fairusy, Muhajir, Irwan Abdullah, and Muslim Zainuddin. 2020. “AMBO MUHAMMADIYAH, MUNAK PESANTREN: The Moderate Islam Characteristics of the Coastal Community in Kepulauan Banyak, Aceh Singkil.” Al-Tahrir 20 (1):143–65.
Andani, Meri. 2017. “Respon Masyarakat Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil Terhadap Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat.” UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Bustaman-Ahmad, Kamaruzzaman. 2011. Acehnologi. Vol. 1. Banda Aceh: Bandar Publishing.
Bustaman-Ahmad, Kamaruzzaman. 2017. “A STUDY OF PANGLIMA LA’ŌT An ‘Adat Institution in Aceh.” Al-Jamiah 55 (1):155–88.
Creswell, Jhon W. 2017. Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, Dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Manan, Abdul. 2016. “The Ritual of Khanduri Laôt in Lowland Aceh: An Ethnographic Study in South, South West and West Aceh.” MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 40 (2):468–83.
Muqoyyidin, Andi Wahyun. 2013. “Dialektika Islam Dan Buday a Lokal Jawa.” Jurnal Kebudayaan Islam 11 (1):1–18.
Pohan, Zulfikar RH. 2021. Sejarah Tanpa Manusia: Historiografi Singkel Abad VII - XXI. Yogyakarta: Jejak Pustaka.
Tumanggor, Rusmin. 2017. Gerbang Agama-Agama Nusantara: Jindu, Yahudi, Ru-Konghucu, Islam & Nasrani (Kajian Antropologi Agama Dan Kesehatan Di Barus). Depok: Komunitas Bambu.
Zubir, and Kamaruzzaman Bustaman-Ahmad. 2022. “The Dialectics Of Islam And Custom In The Kenduri La’ōt Tradition Of The Coastal Muslim Community Of East Aceh.” Jurnal Ilmiah Peuradeun 10 (3):905 928.
Internet
Harahap, Diannita. 2023. “Kemeriahan Khanduri Laot Di Sabang Marine Festival 2023.” Kompas. Retrieved June 8, 2023 (https://www.kompasiana.com/diannita44458/6416e00d4addee4fe7289682/kemeriahan-khanduri-laot-di-sabang-marine-festival-2023).
PT. Media Aceh Singkil. 2022. “Kenduri Laut Pulau Banyak, Aceh SIngkil.” Retrieved (https://www.youtube.com/watch?v=j6M9J_NIxgo&t=217s).
Tarigan, Teopilus. 2022. “Melacak Jejak Sejarah Yang Terselip Di Pulau Tuangku.” Kompas. Retrieved July 8, 2023 (https://www.kompasiana.com/teotarigan/6295b0b2ce96e5043f0f4402/melacak-jejak-sejarah-yang-terselip-di-pulau-tuangku?page=all#section2).
Wawancara
Wawancara dengan Abdul Muis, Tokoh Masyarakat Pulau Banyak 9 Agustus 2023
Wawancara dengan Rahmat, Tokoh Masyarakat Pulau Banyak 10 Agustus 2023