RAMBU SOLO’ DI MASYARAKAT RATTE BUTTU: RITUAL MEMPERINGATI KEMATIAN DALAM BUDAYA TANA TORAJA

  • Suci Osmoga Dewi Institut Agama Islam Negeri Kerinci
  • Nurul Hidayati Universitas Islam Negeri Mataram
  • Melya Armadani Institut Agama Islam Negeri Pare-Pare
  • Andi Yusrah. AR Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Keywords: Budaya, Tradisi, Kematian, Rambu Solo', Tana Toraja

Abstract

Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri atas berbagai etnis, agama, dan budaya. Tak heran, setiap daerah memiliki kekhasan budaya, termasuk di antaranya ritual pemakaman terhadap orang meninggal. Di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, upacara untuk memperingati orang meninggal dikenal dengan sebutan rambu solo, yang dianggap sebagai warisan agama leluhur mereka, Aluk To Dolo. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan upacara rambu solo’ yang dilakukan masyarakat Ratte Buttu, serta pemahaman tentang stratifikasi dalam masyarakat Toraja. Menggunakan jenis penelitian, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kajian pustaka. Untuk memahami upacara rambu solo’, penulis juga terlibat dalam berbagai kegiatan upacara kematian di lokasi penelitian. Informan penelitian adalah tokoh adat dan tokoh masyarakat yang memahami konteks penelitian. Penelitian ini menunjukkan, bahwa rambu solo’ terdapat serangkaian ritual, seperti mabambangan, acara malam penghibur, ma’badong, tarung kerbau, dan penguburan. Upacara kematian terbagi empat tingkatan, yaitu upacara disilli’, upacara dipasangbongi, upacara didoya tedong, dan upacara rapasan. Kasta masyarakat Toraja tercermin dalam upacara adat kematian yang mereka laksanakan, dengan empat strata sosial; tana’ bulan (emas), tana’ bassi (besi), tana’ karurung (ijuk/enau), dan tana’ kua-kua (rumput).

References

Anggraeni, A. S., & Putri, G. A. (2021). Makna Upacara Adat Pemakaman Rambu Solo’ di Tana Toraja. Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni Dan Budaya, 3(1), 72–81. https://doi.org/10.30998/vh.v3i1.920
Aulia, G. R., & Nababan, K. R. (2022). Upacara Adat Rambu Solo. Jurnal Ushuluddin, 24(2), 142–154.
Berger, A. A. (2010). Pengantar Semiotika. Tiara Wacana.
Budiman, K. (2011). Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonsitas. Jalasutra.
Davison, G. dan C. M. C. (1991). A Heritage Handbook. St. Leonard. Allen & Unwin.
Embon, D. (2018). Sistem Simbol Dalam Upacara Adat Toraja Rambu Solo : Kajian Semiotik. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 4(7), 1–10.
Hidayah, M. N. (2018). Tradisi Pemakaman Rambu Solo di Tana Toraja dalam Novel Puya ke Puya Karya Faisal Oddang (Kajian Interpretatif Simbolik Clifford Geertz). Interpretatif Simbolik Clifford Geertz, 1(1), 1–10.
Hidayana, I. S., & Swaradesy, R. G. (2021). Pemaknaan Permainan Rakyat Pada Ritual Kematian Rambu Solo’ Di Kampung Adat Ke’Te’ Kesu’ Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Panggung, 31(2). https://doi.org/10.26742/panggung.v31i2.1574
Malinowski, B. (1944). A Scientific Theory of Culture and Other Essays. Chapel Hill, N.Carolina: The University of.
Nugroho, F. (2015). Kebudayaan Masyarakat Toraja. JePe Press Media Utama.
Oddang, F. (2015). Puya ke Puya. Kepustakaan Populer Gramedia.
Sitonda, M. N. (2005). Toraja warisan dunia. Makassar: Pustaka Refleksi. pustaka refleksi.
Tangdilintin, L. . (1980). Toraja dan kebudayaannya. Yayasan Lepongan Bulan.
Published
2023-11-29