IDENTITAS TUBUH DALAM INDUSTRI KOMODIFIKASI
Abstract
Artikel ini berupaya mendedah praksis politik dan komodifikasi teknologi badaniyah yang dalam
terang filsafat revolusioner ditengarai selama ini telah masuk dalam pusaran mesin hasrat yang diekstrak
menjadi mode of production ideology kapitalisme, tubuh kini dijajakan dalam pasar persaingan
sempurna laikny akomoditas lainnya. Tepatnya, tubuh lalu disublimasi untuk memaksimalkan
perolehan profit. Tubuh lalu ditransformasi mengikuti alur produksi komoditas yang dirancang
sedemikian rupa sebagaimana produk yang mempunyai nilai ekonomi yang muaranya tak jauh dari
memaksimalkan akumulasi kapital. Fetisisime tubuh dengan kendali yang terlepas dari cangkangnya
karena tarikan mesin-mesin industri mitos kecantikan justru dengan memanfatkan teknologi diri
(tubuh) sebagai piranti yang paling abash dalam melanggengkan kepentingannya.
References
dalam Politik Identitas”. Tempo,
diunduh 1/3/2016.
Akhtar, Wahid, “Unsur-Unsur
Eksistensalime dalam Pemikiran Iqbal,”
Al-Hikmah Vol. 1, Sya’ban-Dzulqaiddah
1430 H, diunduh 29/5/2019.
Asiz, Munawwar, Miss World dan Dilema
Pasar Agama, SinarHarapan, diunduh
14/9/2013.
Baudrillard, Jean, 2018. Seduction, diterj.
Ribut Wahyudi: Berahi, Yogyakarta:
Narasi.
Berger, Arthur Asa, 2005. Sign in
Contemporary Culture, An Introduction
to Semiotics, diterj. M. Dwi Marianto,
et.al: Tanda-tanda dalam Kebudayaan
Kontemporer: Suatu Pengantar
Semiotika, Yogyakarta: Tiara Wacana.
Biyanto, “Enterpreneur Pasar Agama”, Jawa
Pos, diunduh 10/05/2012.
Bourdieu, Pierre, 2010. La Domination
Maculine, diterj. Stephanus Aswar:
Dominasi Maskulin,Yogyakarta:
Jalasutra.
-----------------------, 2016. The Field of
Culture Production: Essay on Art and
Literature, diterj. YudiSantoso: Arena
Produksi Kultural: Sebuah Kajian
Sosiologi Budaya, Bantul: Kreasi
Wacana.
Eagleton, Terry, 2016. The Idea of Culture:
Manipulasi-Manipulasi Kebudayaan
(terj), Yogyakarta: INDeS.
Heryanto, Ariel (ed, 2012. Budaya Populer
di Indonesia: Mencairnya Identitas
Pasca Orde Baru, Yogyakarta:
Jalasutra.
--------------------------, 2015. Identity and
Pleasure: The Politics of Indonesian
Scren Culture, diterj. Eric Sasono:
Identitas dan Kenikmatan: Politik
Budaya Layar Indonesia, Jakarta:
Gramedia.
Imran, Ahda, “Tubuh Primordial dari Sebuah
Festival Teater, Kompas,diunduh
6/04/2014.
Jenks, Chris, 2013, Culture: Studi
Kebudayan (terj), Yogyakarta: Pustaka
Muhammad Rais
58
Pelajar.
Kahn, Joel. S, 2016. Culture, Multiculture,
Postculture, diterj. M. Muhibudin:
Kultur, Multikultur, Postkultur,
Yogyakarta: INDeS.
Lobodally, Altobely, “Bencana: Drama yang
Menguntungkan”, SinarHarapan.
Diunduh 05/02/2014.
Mulyanto, Dede, 2012. Genealogi
Kapitalisme: Antropologi dan Ekonomi
Politik Pranata Eksploitasi
Kapitaslisme, Yogyakarta: Resist Book.
Paul A. Erikson dan Liam D. Murphy, 2018.
A History of Anthropological Theory,
diterj. Mutiah Nurul: Sejarah Teori
Antropologi, Jakarta: Prenada Media.
Ritzer, George, et.al. 2011. Handbook
TeoriSosial (Terj), Bandung: Nusa
Media.
Saidi, Acep Iwan, “Semiotika Buruh dan
Barang”, Kompas,diunduh 3/5/2014.
Sutrisno, Mudji, et.al.(ed). 2009.
Herneneutika Pascakolonial: Soal
Identitas. Yogyakarta: Kanisius
_______. 2005, et.al. 2005. Teori-teori
Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Turner, Bryan S, 2012. Relasi Agama dan
Teori Sosial Kontemporer (Terj),
Yogyakarta: IRCIsoD.
Wahid, Umaimah, “Komodifikasi Pesan
Pilpres”, Sindo,diunduh 31/08/2014.