VISIBILITAS AGAMA DAN DISKRIMINASI KEBEBASAN BERAGAMA WANITA MUSLIM INDONESIA DI MELBOURNE

Abstract

Kebebasan beragama atau religious freedom mendapat perhatian penting dari Pemerintah Australia dalam menghadapi masyarakat multikultural, terutama di Melbourne sebagai kota terlayak huni di dunia. The Expert Panel dibentuk pada 22 November 2017 yang bertanggung jawab untuk melindungi hak asasi manusia atas kebebasan beragama secara memadai di Australia. Namun, dalam aturan lain, Victoria merupakan satu-satunya negara bagian yang memberikan pengecualian agama bagi individu, yaitu seseorang melakukan diskriminasi terhadap orang lain untuk alasan tertentu. Aturan ini membuka celah terjadinya diskriminasi kebebasan beragama, terutama mereka yang terpapar Islamofobia di Australia. Terdapat relevansi antara visibilitas Islam dengan terjadinya diskriminasi kebebasan beragama di Australia. Wanita Muslim yang mengenakan jilbab memiliki potensi lebih besar untuk mengalami diskriminasi, karena mereka secara sadar dan sengaja, memperlihatkan agamanya kepada publik atau yang dikenal dengan istilah religious visibility. Wanita Muslim telah menjadi pembawa standar otherness atau yang terliyan, yang secara visual diisyaratkan oleh jilbab yang dikenakannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode autoetnografi. Pengalaman pribadi peneliti selama di Melbourne menjadi data primer, dan didukung oleh pengalaman dua rekan peneliti, serta kasus-kasus terkait yang diperoleh dari berbagai referensi. Hasil penelitian menunjukkan, kebebasan beragama bagi wanita Muslim Indonesia secara umum sudah berjalan baik, terutama di lingkungan sosial dan pendidikan. Namun, tidak dapat dipungkiri, diskriminasi masih ditunjukkan oleh beberapa penduduk Australia, khususnya di lingkungan sosial dan lingkungan kerja. Diskriminasi ini cenderung terjadi saat wanita Muslim tidak sedang berada dalam kelompok mereka. Bentuknya seperti menarik jilbab, berkata kasar, tidak diberikan peluang dalam pekerjaan yang bersentuhan langsung dengan klien, hingga kekerasan fisik.