MENGURAI TOLERANSI BERAGAMA DI KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) DI KABUPATEN BULUKUMBA

  • Muhammad Irfan Syuhudi Balai Litbang Agama Makassar
Keywords: Kerohanian Islam, toleransi beragama, SMAN/MAN, afiliasi keagamaan, Bulukumba

Abstract

Berlandaskan nilai keislaman dan menjadi sarana untuk memperdalam pemahaman agama Islam, kerohanian Islam (rohis) menjadi salah satu organisasi ektrakurikuler yang banyak diminati peserta didik. Meski begitu, aktivis rohis sempat pula membuat publik heboh, terutama ketika di antara mereka diduga terpapar paham ideologi radikal. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui terbentuknya pemahaman toleransi beragama di kalangan rohis di Bulukumba serta praktik toleransi beragama di kalangan rohis di daerah ini. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, sedangkan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi literatur yang bersumber dari jurnal, buku, dan media online. Informan penelitian adalah pengurus dan pembina rohis di SMAN 1, SMAN 8, SMAN 9, dan MAN 2 di Bulukumba, kepala sekolah dan kepala madrasah, pegawai di Kementerian Agama Bulukumba, dan ormas Islam. Penelitian ini menemukan, sebagai berikut: Pertama, kehadiran beberapa ormas Islam di Bulukumba ikut memengaruhi corak keagamaan para aktivis rohis. Dari beragam corak keagamaan tersebut, afiliasi keagamaan mereka dapat dipetakan menjadi tiga, yaitu berafiliasi Wahdah Islamiyah (WI), berafiliasi Aswaja Annahdiyah, dan tanpa afiliasi keagamaan tertentu. Kedua, dari beragam corak afiliasi keagamaan tersebut, beberapa aktivis rohis memiliki pandangan berbeda-beda terhadap beberapa hal, seperti tradisi lokal, mengucapkan selamat hari raya kepada pemeluk agama lain, mendengarkan musik, dan memilih kepala daerah berbeda agama. Meski terdapat perbedaan paham keagamaan dan keyakinan (beda agama), aktivis rohis tetap menjunjung tinggi toleransi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sikap saling menghargai dan menghormati di antara mereka. Dikarenakan Bulukumba mayoritas memeluk Islam, sebagian aktivis rohis belum pernah berinteraksi dan menjalin kerja sama dengan pemeluk agama berbeda, sehingga dapat dikatakan, sebagian aktivis rohis di Bulukumba dapat dikategorikan memiliki pandangan toleransi pasif.

References

Ad’han, S. (2009). “Menyikap Tabir Penyerangan Naqsabandiyah di Bulukumba,” dalam Agama dan Pergeseran Representasi: Konflik dan Rekonsiliasi di Indonesia (A. M. Ja’far (ed.)). The Wahid Institute.

Al-Munawar, S. A. H. (2005). Fiqih Hubungan antar Agama. PT Ciputat Press.

Almagor, R. C. (1994). The Boundaries of Liberty and Tolerance: The Struggle Against Kahanism in Israel. University Press of Florida.

Antaranews.com. (n.d.). Masjid Ahmadiyah di Bulukumba Disegel. Https://Www.Antaranews.Com/Berita/28209/Masjid-Ahmadiyah-Di-Bulukumba-Disegel, Diakses 5 September 2021.

Apriliani, I. dan H. G. (2016). Toleransi Remaja Islam Kepada Pemeluk Agama Yang Berbeda: Studi Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) SMA di Bekasi Jawa Barat. Attarbawi, 1(1), 1–22.

Asbar, A. M. (2021). Pos-Islamisme dalam Pendidikan Islam di Kabupaten Bulukumba: Disertasi.

BPS, 2020. (2020). Bulukumba dalam Angka, 2020.

Darraz, M. A. (2013). Radikalisme dan Lemahnya Peran Pendidikan Kewargaan. MAARIF, 8(1), 154–173.

Endraswara, S. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Pustaka Widyatama.

Gaus, A. (2013). Pemetaan Problem Radikalisme di SMU Negeri di 4 Daerah. MAARIF, 8(1), 174–191.

Habibullah, A. (2014). Sikap Sosial Keagamaan Rohis di SMA pada Delapan Kota di Indonesia. Edukasi, 12(3), 398–412.

Hasan, Noorhaidi, D. (2018). Literatur Keislaman Generasi Milenial: Transmisi, Apropsiasi, dan Kontestasi (N. Hasan (ed.)). Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Press.

Hasani, Ismail, dkk. (2011). Radikalisme Agama di Jabodetabek & Jawa Barat. SETARA Institute.

Hayadin. (2013). Tragedi Kecolongan Rohis: Keterlibatan Alumni Rohis SMKN Anggrek pada Aksi Radikalisme. Al-Qalam, 19(2), 231–240.

https://wahdah.or.id. (n.d.). Ikatan Pelajar Muslimah Indonesia Menyatukan Langkah untuk Indonesia. (Https://Wahdah.or.Id/Ikatan-Pelajar-Muslimah-Indonesia-Menyatukan-Langkah-Untuk-Indonesia/Diakses Pada 7 Agustus 2021.

Imania. (2012). Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Kerohanian Islam (Rohis) Terhadap Kemandirian Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2012-2013. Skripsi.

Indonesia, T. P. B. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keem). Gramedia.

Kasniyah, N. (2012). Tahapan Menentukan Informan dalam Penelitian Kualitatif. Ombak.

Kemenag, B. L. dan D. (2019). Moderasi Beragama. Badan Litbang dan Diklat Kemenag.

Kementerian Agama, R. (2011). Penyelenggaraan Kegiatan ROHIS SMA dan SMK. Direktur Jenderal Pendidikan Agama Islam.

Lacewing, M. (2008). Philosophy for AS. Routledge.

MPR RI, S. J. (2012). Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Mujani, S. (2007). Muslim Demokrat. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Noer, A., Tambak, S., Rahman, H. (2017). Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa di SMK Ibnu Taimiyah Pekanbaru. Al- Thariqah, 2(1), 21–38.

Nopriansyah, E. (2017). Telaah Pemikiran Alwi Shihab tentang Toleransi Beragama dalam Buku Islam Inklusif. Nurani, 17(2), 133–153.

Qowaid. (2012). Toleransi Beragama Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). HARMONI, 11(4), 140–156.

Rokhmad, A. (2012). Radikalisme Islam dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal. Walisongo, 20(1), 79–114.

Saleh, M. (2018). Eksistensi Gerakan Wahdah Islamiyah sebagai Gerakan Puritanisme Islam di Kota Makassar. Aqidah-Ta IV, 4(1), 73–94.

Salim, D. P. (2017). Kerukunan Umat Beragama Vs Kebebasan Beragama di Indonesia. Potret, 21(2), 15–34.
Sindonews.com. (n.d.). Wahid Foundation Ungkap 60 Rohaniawan Islam Dukung Jihad dengan Kekerasan. Https://Nasional.Sindonews.Com/Read/207104/15/Wahid-Foundation-Ungkap-60-Rohaniawan-Islam-Dukung-Jihad-Dengan-Kekerasan-1603519840, Diakses Pada 24 Agustus 2021.

Soemanto, D. (2008). Eksperimen Pendidikan Agama Berwawasan Kerukunan (C. F. Yusuf (ed.)). Pena CitasatriaJ.

Suryaningrum, Dirana Sofiah, D. (2017). Pandangan Anggota Rohis SMA Tentang Radikalisme Agama (Studi Komparatif Rohis SMA Labschool Jakarta dan SMKN 26 Jakarta). Jurnal Studi Al-Qur’an; Membangun Tradisi Berfikir Qur’ani, 13(1), 34–47.

Syuhudi, M. I. (2017). Mengelola Keberagaman di SMK Kristen YPKM dan SMA Tridarma di Kota Manado. Jurnal “Al-Qalam,” Volume 23, 324–334.

Syuhudi, M. I. (2021). Laporan Penelitian Gereja Bugis di “Kota Kalong”: Best Practice Kerukunan Umat Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Kabupaten Soppeng.

Tim Peneliti Bidang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, B. L. A. M. (2015). Laporan Penelitian Paham Keagamaan Mahasiswa Muslim di Kawasan Timur Indonesia.

Tribunnews.com. (n.d.). Kemenag Bulukumba Sebaiknya Guru Buka Cadar dalam Kelas. Https://Makassar.Tribunnews.Com/2017/03/29/Kemenag-Bulukumba-Sebaiknya-Guru-Buka-Cadar-Dalam-Kelas, Diakses Pada 10 September 2021.
Published
2021-12-06