MENUJU FEMINISME NUSANTARA: Menata Ulang Gerakan Perempuan di Indonesia

  • Syamsurijal Syamsurijal Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional
Keywords: Feminisme Nusantara, Perempuan Indonesia, Kolonisasi Perempuan Nusantara

Abstract

Diskursus feminisme sejauh ini didominasi oleh Feminisme Barat.  Hal itu terjadi di negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia. Tidak hanya diskursus, tetapi  program-program feminisme, seperti yang kita kenal dengan mainstreaming gender, juga merupakan proyek Feminisme Barat terhadap Dunia Ketiga. Perempuan di negara-negara Dunia Ketiga, termasuk Indonesia diasumsikan lemah, tergantung pada laki-laki dan masih mengalami diskriminasi gender. Selain itu problem-problem perempuan  dianggap problem universal yang berlaku di mana-mana. Padahal sejatinya, pengalaman perempuan dunia ketiga tidak selalu sama dengan perempuan-perempuan Barat.  Konteks kebudayaan, struktur sosial dan ekonomi, antara Barat dan Timur sangat berbeda. Tulisan ini bertujuan untuk, pertama, membongkar problem gerakan feminisme Indonesia dari masa ke masa yang dikuasai oleh diskursus Feminisme Barat. Kedua, mengangkat pengalaman perempuan nusantara yang selama ini diabaikan dalam diskursus feminisme. Hal ini dilakukan dengan mengangkat tokoh-tokoh di luar sosok Kartini. Kartini yang disebut sebagai the darling of the dutch orientalist juga diangkat dalam tulisan ini, tetapi hanya untuk melihat bagaimana Barat mempengaruhi sekaligus mengonstruksi diskursus tentangnya. Selain mengangkat tokoh perempuan di luar Kartini, tulisan ini juga menggambarkan pengalaman perempuan lokal dalam membangun relasi dengan para pria di komunitasnya.  Berbasis dari pengalaman perempuan-perempuan nusantara tersebut, tulisan ini pada akhirnya berupaya mengajukan satu model gerakan feminisme yang disebut dengan Feminisme Nusantara.

References

Ahmad, Ajaz. 1992. In Theory: Classes, Nation, Literatures. London: Verso
Arkoun, Mohammed. 1994. Rethinking Islam: Common Questions, Uncommen Answer. Boulder: Westview Press.
Aripurnami et al. 2013. Indonesian Women’s Movement: Making Democracy Gender Responsive. Women Research Institute.
Arivia, Gadis & Nur Imam Subono. 2017. Seratus Tahun Feminisme di Indonesia. Jerman: Freiderich Ebert Stiftung
Babad Ing Gresik. Naskah Perpustakaan Leiden. Codex Lor No. 6780
Baso, Ahmad. 2016. Islam Pasca-Kolonial. Ciputat: Pustaka Afid
____________. 2005. Ke Arah Feminisme Postradisional. In Edi Hayat & Miftahus Surur, Perempuan Multikultural: Negosiasi dan Representasi (Pp. 3-28). Depok: Desantara
Carby, Hazel. 1982. “White Woman Listen! Black Feminism and the Boundaries of Sisterhood” dalam Center for Contemporary Cultural Studies, The Empire Strikes Back: Race in Racism in 70s Britain. London: Hutchinson
Cote, Joost. 1992. Letter from Kartini, an Indonesia Feminist 1900-1904. Clayton: Monash University
Denny. JA. 2022. Tokoh Feminisme Pertama Dunia Ternyata Dari Aceh. Media Sosial.
Empu Manehguna. Serat Rangsang Tuban
Gambetta, Diego & Steffen Hertog. 2017. Para perancang Jihad (terj Heru Praseya). Yogyakarta: Gading
Hilmiyah, Dewi Roihanatul. 2019. Pelabuhan Gresik Sebagai Proses Perdagangan Dan Islamisasi Abad XV-XVI M. Skripsi. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Imam Rijali. 1655. Hikayat Tanah Hitu Kodeks Lor 5448
J. Sears, Laurie (ed). 1996. Fantazing the Feminine in Indonesia. Durham and London: Dyuke University Press
Yulianto, Vissia Ita. 2006. “Berakhir di Klein Scheveningen.” Jurnal Srhintil. Edisi 9
Kartini dan Kiai Sholeh Darat. kumparan.com. Diakses pada tanggal 15 Mei 2022.
Kristeva, Nur Sayyid Santoso. 2015. Manifesto Wacana Kiri: membentuk Solidaritas Organik Agitasi dan Propaganda Wacana Kiri untuk Kader Inti Ideologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Lacan, Jacques. 1977. Ecrits: A Selection. London: Tavistock
Mohanty, Chandra Talpade. 2022. Feminisme Tanpa Batas: Dekolonisasi Teori dan Praktik Solidaritas (terj Astrid Reza et al). Tangerang Selatan: Margin Kiri.
Muhadjir & Darwis. 2005. Negara dan Perempuan. Yogyakarta: Media Wacana.
Mustakim, Mengenal Sejarah dan Budaya Masyarakat Gresik (Gresik: Dinas P&K Kab. Gresik, 2005), 15
Norrohmat, Binhad. 2018. Islam Kosmopolitan di Gresik. Alif.id diakses pada tanggal 11 Mei 2022.
Pane, Armijn. 20014. Habis Gelap Terbitlah Terang, cetakan 21, Bandung: Balai Pustaka, 2004
Rahmah, Syarifah. 2008. “Tradisi Lisan dan Konstruksi Perempuan dalam Hikayat Perang Sabil.” Jurnal Srinthil. Edisi 015
Ray, Sangeeta. (2009). Gayatri Chakravorty Spivak: In Other Words. India: Wiley-Blackwell

Reid, Anthony. 1988. “Female Roles in Pre Colonial Southeast Asia. Modern Asian Studies. Vol 22. No.3. (h. 629-645)
Robinson, Kathryn and Sharon Besell. 2002. Women in Indonesia, Gender, Equity and Development. Singapore: ISEAS.
Salim HS, Hairus. 2021. “Perempuan yang Tak Pernah Menyerah tak Pernah Mencampakkan Mimpi.” Dalam Hairus Salim. Mengintip Indonesia dari Lerok dan Oetimu. Yogyakarta: Diva Press
Sclolten, Elsbeth Locher. 2000. Women and the Colonial State, Essays on Geand Modernity in the Netberlands Indies 1900-1942. Amsterdam: Amsterdam Universin Press
Smith, Linda Tuhiwai. (1999). Decolonizing Methodologies: Research and Indigenous People. London: Zed Books
Spivak, Gayatri Chakravorty. 1988. “Can The Subaltern Speak.” In Carry Nelson & Lawrence Grossberg, Marxism and the interpretation of Culture (Pp. 271-313). Urbana University Press
Wieringa, Saskia Eleonora. 1999. Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia, Indonesian translation edition. Garba Budaya dan Kalyanamitra.
Wikipedia, Nyai Ageng Pinati, diakses pada 10 Mei 2022.
Yuniarto, Topan. 2012. Kartini dan Feminisme di Indonesia. kompaspedia.kompas.id. Diunduh pada tanggal 14 Mei 2022
Published
2022-06-22