MELIHAT FEMINISME PADA SOSOK MANGKAU BESSE KAJUARA

  • Subarman Subarman Guru Sejarah SMKN 2 Bone
  • Sopian Tamrin Dosen Fakultas Ilmu Sosial
Keywords: Besse Kajuara, Bugis, Feminisme

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai nilai-nilai feminisme dari sosok Raja Bone ke-28 yaitu  Mangkau Besse Kajuara. Besse Kajuara (1858-1860) merupakan raja perempuan yang tegas menentang kolonialisme, dan terlibat perang terhadap pemerintah Hindia Belanda. Ketegasannya menolak pembaharuan Perjanjian Bongaya yang ditawarkan Hindia Belanda mempengaruhi peta politik pada masa itu. Hal tersebut bahkan kembali menyegarkan hubungan politik antar kerajaan lokal di kawasan Sulawesi di pertengahan abad ke-19. Kekalahan pasukan kerajaan Bone bersama koalisi (Suppa,Tanete) tidak lantas membuat sosok Besse Kajuara dikecilkan namanya. Ia tetap mengukir sejarah andil perempuan yang tegas melakukan perlawanan terhadap operasi kolonialisme oleh Hindia Belanda. Kehadiran beliau dalam konstelasi politik dan peperangan melawan penjajahan menunjukkan bahwa perempuan bugis tidak secara determinan menempatkan perempuan di ranah domestik semata. Melainkan memiliki peran strategis yang berpengaruh besar terhadap kondisi sosial masyarakat. Melalui perjuangannya, kita menemukan prototype emansipatoris perempuan yang apik dalam memadukan antara femininitas dan militansi. Besse kajuara sangat layak diangkat sebagai role model gerakan feminisme yang terbilang langka pada masanya, tidak hanya sebagai khazanah bagi masyarakat bugis melainkan nasional bahkan gerakan perempuan di dunia.

References

Abd. Latif. 2014. “Diplomasi dan Ekspedisi Militer Belanda terhadap Tiga Kerajaan Lokal di Sulawesi Selatan, 1824-1860.” Sosio Humanika., 7 (2): (159-73)
Arrivia, Gadis dan Nur Iman Subono. Seratus Tahun Feminisme di Indonesia. Jakarta: Preiderich Ebert Stiftung.
Bourdieu, Pierre. 2010. Arena Produksi Kultural. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Candra, Priskardus Hermanto. 2019. 'Kritik Feminisme Postkolonial Untuk Membongkar Kultur Patriarki Dalam Budaya Manggarai.” Pendidikan dan Kebudayaan Missio, 11 (1): 107-16
Fahimah, Sutu 2017. “Ekofeminisme: Teori dan Gerakan.” Alamtara 1 (1): 6-19
Hamid Abu, dkk. 2007. Sejarah Bone. Watampone: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bone.
Idrus, Nurul Ilmi. 2003. 'Marriage, Sexuality and Reproduction: The Myth and the Reality of La Galigo Epic'. Paper. Department of Anthropology, Fisip – Unhas, Makassar, Indonesia.
Idrus, Nurul Ilmi. 2001. “Marriage, Sex and Violence.” dalam Susan Blackburn (ed.), Love, Sex and Power: Women in Southeast Asia. Monash Asia Institute, Clayton, 43-56
Kesuma, Andi Ima dan Irwan. 2019. Prosiding Seminar Nasional LP2M UNM – 2019. Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Hal. 320-328
Mappangara, Suriadi. (1996). 'Kerajaan Bone Abad XIX: Konflik Kerajaan Bone – Belanda, 1816 – 1860'. Tesis Magister Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan Sejarah UGM [Universitas Gadjah Mada].
__________. Ringkasan Disertasi. 'Bertahannya Bangsawan Bone di Tengah Perubahan Rezim, 1811-1946'. Jurusan Sejarah, dipertahankan di depan sidang Tim Penguji Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, pada tanggal 28 Desember 2010. Jurnal Masyarakat Indonesia, Edisi XXXVII, No.1, 2011. hal. 185-210
Pelras, Christian. 2006. Manusia Bugis, Jakarta: Nalar bekerja sama dengan Forum Jakarta-Paris, EFEO
Poelinggomang, Edward L. 2002. Makassar Abad XIX: Studi tentang Kebijakan Perdagangan Maritim. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
__________2004. Perubahan Politik dan Hubungan Kekuasaan Makassar 1906- 1942. Yogyakarta: Ombak
Rahim, Abdul. 2012. Pappaseng Wujud Idea Budaya Bugis-Makassar. Makassar: Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan Disbudpar Sulsel.
Ratna Megawangi, 1996. “Perkembangan Teori Feminisme Masa Kini dan Mendatang Serta Kaitannya dengan Pemikiran Keislaman.” Tarjih, edisi ke-I Desember 1996: 12-21.
Ruth Indiah, dkk. 2019. Tuhan, Perempuan dan Pasar. Yogyakarta: Indoprogress.
Sahajuddin. 2017. “Akhir Persekutuan Belanda Dengan Kerajaan Bone Abad XIX.” Walasuji. 8 (1): 57-70
Spelman, Elizabeth. 1988. Inessential Women: Problem of Exclusion in Feminist Thouhgt. Boston: Beacon Press.
Suwastini, Ni Komang Arie. 2013. “Perkembangan Feminisme Barat Dari Abad Kedelapan Belas Hingga Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis/” Ilmu Sosial dan Humaniora 2 (1).
Tong, Rosemarie Putnam. 2008. Feminist Thought, Yogyakarta: Jalasutra.
https://www.qureta.com/post/keistimewaan-perempuan-bugis, diakses tanggal 20 April 2022
https://historia.id/politik/articles/cara-raja-bone-melawan-belanda-v27RQ, diakses tanggal 17 April 2022
https://islami.co/hikayat-ratu-bone-yang-memutus-stigma-perempuan-membuat-penjajah-belanda-kewalahan/, diakses tanggal 17 April 2022
https://attoriolong.com/2019/11/rumpana-bone-perang-antara-bone-dengan-belanda-1859-1860/, diakses tanggal 27 April 2022
https://baktinews.bakti.or.id/artikel/apa-yang-perlu-diketahui-tentang-dasar-dasar-feminisme-bagian-2-selesai, diakses tanggal 20 April 2022
Published
2022-06-22