PEREMPUAN SEBAGAI AKTOR PENGGERAK: PERJUANGAN PEREMPUAN KODINGARENG MELAWAN KORPORASI TAMBANG PASIR LAUT

  • Megawati Megawati Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) Sulsel
Keywords: Perempuan, Gerakan sosial, Tambang pasir

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk  mendeskripsikan keterlibatan perempuan dalam gerakan sosial penolakan tambang pasir untuk mempertahankan ruang hidup mereka. Penelitian ini menggali strategi yang digunakan oleh perempuan pejuang Kodingareng dalam menjaga ruang hidup mereka. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dan dianalisis dengan teori gerakan sosial. Data primer dalam penelitian ini didapatkan dan dikumpulkan secara langsung melalui wawancara dengan masyarakat Kodingareng.  Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sifatnya terbuka sehingga wawancara bisa berkembang sedemikian rupa. Penelitian ini menunjukkan, perjuangan masyarakat Kodingareng dalam mempertahankan ruang hidupnya tidak hanya dilakukan oleh laki-laki, tetapi juga perempuan. Pengalaman-pengalaman pahit yang dialami perempuan Kodingareng menjadikan mereka sebagai perempuan yang kritis. Sayangnya suara-suara perempuan pinggiran yang ada di Kodingareng ini tidak terdengar dan jarang digaungkan. Karena itulah   melalui tulisan ini suara-suara bisu dari kelompok pinggiran, dari perempuan nelayan Kodingareng diangkat. Mereka yang selama ini tak terdengar atau sengaja tidak didengar suaranya, ternyata memiliki semangat perlawanan dan bentuk gerakan sendiri.  Gerakan yang muncul dari kesadaran untuk merespons eksploitasi dan kolonialisme bentuk baru dari berbagai institusi yang terlibat.

References

Amar, S. (2017). Perjuangan Gender dalam Kajian Sejarah Wanita Indonesia Pada Abad XIX. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah Dan Pendidikan, 1(2), 106–119. https://doi.org/10.29408/fhs.v1i2.587
Anggariani, D., Sahar, S., & Sayful, M. (2021). Tambang Pasir dan Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat di Pesisir Pantai. SIGn Journal of Social Science, 1(1), 15–29. https://doi.org/10.37276/sjss.v1i1.96
Barker, C. (2016). culture Studies, Teori & Praktik (H. Purwanto (ed.); kesepuluh). Kreasi Wacana.
Blackburn, S. (2007). kongres perempuan pertama (1st ed.). yayasan pustaka obor Indonesia & kitlv-jakarta.
Endraswara, S. (2006). metode penelitian kebudayaan. gajah mada university press.
Kartika, T. (2014). Perempuan Lokal vs Tambang Pasir Besi Global (1st ed.). yayasan pustaka obor Indonesia.
Kartika, T. (2018). ragam identitas perempuan bukan bayang-bayang: menguatkan konstruksi nasionalisme. yayasan pustaka obor nasional.
Muhadjir Darwin. (2004). sejarah gerakan perempuan dari masa ke masa. Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 7(gender), 1.
pelindo. (2019). Profil MNP. Pelindo.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Suharko. (2011). Gerakan Sosial (A. Lie (ed.); 4th ed.). Komunitas Indonesia untuk Demokrasi.
Sukmana, O. (2016). gerakan sosial: Konsep dan Teori. intrans publishing.
Sulaksono, H. (2015). budaya organisasi dan kinerja. deepublish.
You, Y. (2021). Gender, feminisme dan fungsionalisme struktural: model laki-laki baru masyarakat hubula suku dani. nusamedia.
Zuleha Ernas, M. H. T. & W. S. P. (2018). "Pengaruh Penambangan Pasir Laut Terhadap Kekeruhan Perairan Teluk Banten Serang." Jurnal Segera, 14(tambang pasir), 36.
Published
2022-06-22