Identitas dan Adaptasi Kultural Tionghoa Muslim di Kota Kendari

  • Syarifuddin Syarifuddin Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar
  • Abd. Karim Pusat Riset Masyarakat dan Budaya Badan Riset dan Inovasi Nasional
  • Rismawaty Rustam Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar
Keywords: budaya, indentitas, kebangsaan, keIndonesiaan, tionghoa muslim

Abstract

Artikel ini meramu data dengan metode penelitian kualitatif. Data ditemukan dengan teknik wawancara, observasi, kajian literatur dan dokumentasi. Orang Tionghoa Muslim di Kota Kendari mengekspresikan identitas mereka dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menempatkan diri dan identitas mereka sebagai suku bangsa lokal bersama dengan suku lainnya. Konsepsi tersebut membawa arti terjadinya keterbukaan identitas dalam diri orang Tionghoa dengan masyarakat lokal. Adaptasi kultural merupakan cara khusus Tionghoa Muslim untuk memposisikan identitas mereka terhadap lingkungan soisal bersama dengan masyarakat lokal. Artikel ini menemukan bahwa adaptasi kultural orang Tionghoa Muslim di Kota Kendari terindikasi melalui bahasa, budaya ke-tionghoa-an, hubungan antar masyarakat, dan hubungan keagamaan. Indikator secara bahasa, Tionghoa Muslim menunjukkan kemampuan fasih berbahasa lokal yang ada di Kendari seperti bahasa Tolaki, Bugis, dan Morone. Dari segi budaya, Tionghoa Muslim melaksanakan tradisi Tionghoa melalui penyesuaian dengan norma agama tanpa mengubah substansi budaya mereka. Salah satu cara adpatasi mereka untuk memposisikan identitas mereka yakni dengan jalan kawin mawin antara Tionghoa Muslim dengan etnis lain. Meskipun beberapa kasus dari Tionghoa Muslim mengalami masalah adaptasi terhadap hal tersebut akan tetapi mereka tetap menjalankan kehidupan mereka sesuai dengan jalan hidup sebagai orang Tionghoa sekaligus beragama Islam. Dalam kasus konversi agama, orang Tionghoa relatif mendapatkan kendala ketika ada yang ingin memeluk agama Islam, ada yang mendapatkan penolakan dari pihak keluarganya. Selain itu, Tionghoa Muslim kadang kala memperoleh perlakuan kurang baik dari penduduk lokal karena mereka masih dianggap berasal dari golongan pendatang minoritas. Kisah-kisah mereka memberikan gambaran bahwa Tionghoa Muslim merupakan bagian dari keIndonesiaan.

References

Afif, A. (2010). Menjadi Indonesia: Pergulatan Identitas Tionghoa Muslim Indonesia. Yogyakarta: Parikesit.
Alland, A. (1975). Adaptation. Annual Review of Anthropology, 4, 59–73. http://remote-lib.ui.ac.id:2063/stable/2949349
Anderson, B. R. O. (2016). Imagined communities : reflections on the origin and spread of nationalism.
Barker, C. (2013). Cultural Studies Teori and Praktik. Kreasi Wacana.
Brubaker, R. (2002). Ethnicity without groups. European Journal of Sociology / Archives Européennes de Sociologie / Europäisches Archiv Für Soziologie, 43(2), 163–189. http://remote-lib.ui.ac.id:2063/stable/23999234
Chiou, S.-Y. (2007). Building traditions for bridging differences: Islamic imaginary homelands of chinese-indonesian muslims in east Java. In East-West Identities (pp. 265–278). Brill.
Creswell, J. W. (1994). Research Design, Qualitative, Quantitative and Mixed Method Approaches. 4th ed. Thousand Oaks.
Dickson, A. (2008). A Chinese Indonesian Mosque’s Outreach In The Reformasi Era.
Geertz, C. (2006). The religion of Java. The University of Chicago Press.
Hall, S. (2014). Cultural identity and diaspora. In Diaspora and Visual Culture: Representing Africans and Jews (pp. 21–33). Taylor and Francis. https://doi.org/10.4324/9781315006161-10
Hew, W. W. (2019). Berislam ala Tionghoa : pergulatan etnisitas dan religiositas di Indonesia.
K.Woodward. (1997). Identity end Difference. Sage Publication.
Kim, Y. Y. (2001). Becoming Intercultural: An Integrative Communication Theory and Cross-Cultural Adaptation. Sage Publication.
Mussa, Y. E. (2006). Pola Adaptasi Nelayan dalam Menghadapi Kenaikan Karga BBM. Universitas Tanjungpura Pontianak.
Nederlandsch-Indie, D. van E. Z. (1936). Volkstelling 1930: Census of 1930 in Netherlands India. Landsdrukkerij.
Ong, E. (1943). Chineezen in Nederlandsch-Indie, sociografie van een indonesische bevolkingsgroep. Van Gorcum & comp. n. v.
Prabowo, A. A. (2008). Konstruksi Identitas Budaya Masyarakat Imigran di Jerman dalam Film. Connection.
Reyes-García, V., Balbo, A. L., Gómez-Baggethun, E., Gueze, M., Mesoudi, A., Richerson, P. J., Rubio-Campillo, X., Ruiz-Mallén, I., & Shennan, S. (2016). Multilevel processes and cultural adaptation. Ecology and Society, 21(4). http://remote-lib.ui.ac.id:2063/stable/26270032
Somers, M., Half-century, A. L., & Heidhues, M. S. (2017). Studying the Chinese in Indonesia : A Long Half-Century Studying the Chinese in Indonesia : 32(3), 601–633. https://doi.org/10.1355/sj32-3c
Stevan, H. (1998). Cultural Rights: a Social Science Perspective’, in Nice, H. (ed) Cultural Rights and Wrongs. UNESCO.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D). Alfabeta.
Turner, H. T. and. (1986). The Social Identity Theory of Intergroup Behevior. Psychology of Intergroup Relation.
Published
2023-06-16