Strategi Integrasi Sosial Makassar Diaspora di Pulau Alor

  • Sabara Sabara Pusat Riset Agama dan Kepercayaan Badan Riset dan Inovasi Nasional
  • Sari Damayanti Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar
Keywords: diaspora, bugis dan makassar, integrasi sosial, mallekke dapureng

Abstract

Pasca Perang Makassar pada 1669, terjadi gelombang migrasi orang Bugis dan Makassar yang cukup massif. Mereka berdiaspora ke berbagai wilayah Nusantara, termasuk di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Gelombang diaspora tersebut terdiri atas kelompok pedagang yang sebelumnya bermukim di wilayah Pelabuhan Makassar. Mereka tiba di Alor pada 1673, kemudian membentuk sebuah enklave di pesisir barat laut Pulau Alor yang dikenal sebagai Kampung Makassar. Tulisan ini mengulas bagaimana kedatangan diaspora asal Makassar ke Pulau Alor dan proses integrasi sosial dengan masyarakat lokal. Selanjutnya memotret perkembangan komunitas keturunan tersebut pada masa kini, bagaimana mereka mengambil peran sosial, budaya dan politik di Kabupaten Alor. Penelitian dilakukan pada Oktober 2022 di Kabupaten Alor dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan studi dokumen. Hasil penelitian menemukan kedatangan empat armada yang berisi pendatang asal Makassar pada abad XVII merupakan rombongan pedagang yang meninggalkan pelabuhan Makassar, yang saat itu dimonopoli oleh VOC pasca perjanjian Bongaya. Kedatangan rombongan diterima oleh raja Alor dan diberikan tanah di pesisir Alor Kecil yang saat itu merupakan ibukota Kerajaan Alor. Kedatangan mereka tidak hanya diterima bahkan diakui sebagai salah satu suku yang ada di Alor serta memiliki tempat khusus dalam setiap ritual budaya Alor. Saat ini keturunan mereka mengambil peran yang signifikan dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan agama di Alor.

References

Ahmad, Jasni. 2016. “Bugis di Kedah 1600-1800: Suatu Tinjauan Awal.” dalam Proceedings of The ICECRS, 1:81–84. Kedah: Universiti Utara Malaysia.
Akmal, dan Abu Muslim. 2019. “Peran Orang Bugis Mengembangkan Pendidikan Islam di Kota Injil Manokwari.” Pusaka 7 (2): 169–88.
Ammarell, Gene. 2016. Navigasi Bugis. Makassar: Ininnawa.
Andaya, Leonard Y. 2004. Warisan Arung Palakka: Sejarah Sulawesi Selatan Abad 17. Makassar: Ininnawa.
Arsyad. 2017. “Tellu Cappa’ Falsafah Orang Bugis Makassar di Perantauan.” In Sejarah Dan Budaya Lokal Dari Sulawesi Hingga Bima, Nasruddin (ed). Jakarta: Gunadarma Ilmu.
Bachrong, Faizal. 2020. “Kontribusi Pendidikan Keagamaan Migran Bugis bagi Masyarakat Pasangkayu Sulawesi Barat.” Pusaka 8 (1): 39–54.
Bandung, A. B. Takko. 2020. “Budaya Bugis dan Persebarannya dalam Perspektif Antropologi Budaya.” Lensa Budaya: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Budaya 15 (1): 27–36.
Carter, Sean. 2005. “The Geopolitcs of Diaspora.” Area 37 (1): 54–63.
Clifford, James. 1994. “Diaspora.” Journal of Cultural Anthropology, 9 (3): 302–38.
Cohen, Robert. 1997. Global Diaspora, an Introduction. Oxon: Routledge.
Dick-Read, Robert. 2008. Penjelajah Bahari: Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika. Bandung: Mizan.
Ekawati, Nadia Ainur, dan Suryanti. 2022. “Migrasi Masyarakat Bugis di Desa Bapeang Kotawaringin Timur , 1977-2020 (Tinjauan Historis Perspektif Perubahan Sosial).” Syams: Jurnal Studi Keislaman 3 (2): 115–28.
Fahrudin, Ali. 2020. “Masjid Lerabaing: Kearifan Lokal dan Sejarah Penyebaran Islam di Nusa Tenggara Timur.” Lektur Keagamaan 18 (2): 489–516.
Gomang, Syarifuddin R. 1993. “The People of Alor and Their Alliances in Eastern Indonesia: A Study in Political Sociology.” University Of Wollongong (Thesis).
Haesy, N. Syamsuddin CH. 2014. Kabupaten Alor Surga Di Timur Matahari. Jakarta: Akarpadi Selaras.
Hamid, Abu. 2004. Pasompe’: Pengembaraan Orang Bugis. Makassar: Pustaka Refleksi.
Hamid, Waridah. 2020. “Eksistensi Migran Bugis dalam Pengembangan Pendidikan Bagi Warganya di Provinsi Maluku.” Pangadereng 6 (2): 218–29.
Hendraswati, J. Dalle, dan Zulla Jamalie. 2019. Diaspora dan Ketahanan Budaya Orang Bugis di Pagatan Tanah Bambu. Journal of Chemical Information and Modeling.. Yogyakarta: Kepel Press.
Heriyanti, Lesti et al. 2020. “Sejarah Migrasi dan Eksistensi Migran Etnis Bugis di Perantauan.” Jurnal Masyarakat Dan Budaya 22 (3): 77–95.
Kasim, Ruslan. 2018. Islam di Nusa Tenggara Timur: Pasang Surut Kesultanan Menanga Solor Abad XVI-XVIII. Jepara: Simaharaja.
Kesuma, Andi Ima. 2004. Migrasi Ddn Orang Bugis. Yogyakarta: Ombak.
Kesuma, Andi Ima, and Lalu Murdi. 2015. Nopas Budoyo Timur Nusantara. Lombok Barat: Arga Puji Press.
Khusyair, Johny Alfian et al. 2017. “Berlayar ke Pulau Dewata: Diaspora Orang-Orang Bugis, Makassar dan Mandar di Pulau Bali.” Yogyakarta: Ombak.
Khusyairi, Johny A, Abd Latif, Dan Samidi. 2016. “‘Berlayar Menuju Pulau Dewata’ Migrasi Orang-Orang Bugis dan Makassar ke Bali Utara.” Jurnal Masyarakat & Budaya 18 (1): 121–32.
Kissiya, Efilina. 2012. “Papalele (Suatu Tinjauan Historis terhadap Budaya Masyarakat Ambon).” SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial 11 (1): 25–30.
Lisdamayana, dan Hamsiati. 2021. “Peran Migran Bugis Dalam Pengembangan Pendidikan Keagamaan Bagi Warganya Di Tanjung Selor.” Pusaka 9 (2): 209–20.
Maharani, Septya, Heliza Rahmania Hatta, dan Firdha Ayu Selvyani. 2016. “Game Sejarah Terbentuknya Kota Samarinda Menggunakan Role Playing Game (RPG) Maker VX Ace.” Jurnal Infotel- Informatika Telekomunikasi Elektronika 8 (1): 56–63.
Mansyur, Mansyur. 2016. “Migrasi dan Jaringan Ekonomi Suku Bugis di Wilayah Tanah Bumbu, Keresidenan Borneo Bagian Selatan dan Timur, 1930-1942.” Jurnal Sejarah Citra Lekha 1 (1): 24–39.
Mattulada. 1995. La Toa: Satu Lukisan Analisis terhadap Antropologi Politik Orang Bugis. Ujung Pandang: Hasanuddin University Press.
Mujib, Ibnu. 2008. “Pembauran Agama dan Strategi Politik Kebudayaan.” Jurnal El-Harakah 10 (3): 167–86.
Nasir, Rahmad, dan Abdurrahman Saleh. 2021. Perjalanan Al-Qur’an Tua di Bumi Persaudaraan. Jakarta: Genesis.
Noor, Moh, Yunus Rasyid, dan Hasyim Achmad. 1986. Sejarah Kota Samarinda. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nur, HM. 2020. Jejak Islam Di NTT. Jakarta: Penamadani.
Nur, Muhammad. 2019. “Pola Interaksi Migran Bugis dalam Pengembangan Pendidikan Agama di Kota Bitung.” Pusaka 7 (2): 235–42.
Parani, Julianti L. 2015. Perantauan Orang Bugis Abad Ke-18. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.
Patji, Abdurrahman. 2009. “Makassar Nama Kolektif: Masyarakat Migran Sulawesi Selatan di Alor Kecil, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.” Jurnal Masyarakat Dan Budaya 11 (2): 151–75.
Pelras, Christian. 2006. Manusia Bugis. Jakarta: Forum Jakarta-Paris.
Purba, Juniar, Sri Murlianti, dan Martinus Nanang. 2017. Masyarakat Bugis Diaspora di Bontang Abad XX. Yogyakarta: Kepel Press.
Rahmatia. 2022. “Misengi Élo’na Lopié: Menelaah Pesan Kutika dalam Budaya Bahari Bugis.” Manuskripta 12 (2): 197–217.
Rema, I Nyoman, dan Hedwi Prihatmoko. 2016. “Potensi Arkeologi di Pulau Alor.” Kalpataru 25 (2): 103–16.
Riskianingrum, Devi. 2014. Studi Dinamika Identitas di Asia Dan Eropa. Yogyakarta: Ombak.
Sabara. 2020. “Paradigma dan Implementasi Moderasi Beragama dalam Konteks Kebangsaan.” Mimikri 6 (1): 17–35.
Sani, Amilda. 2020. “Diaspora Bugis dan Perkembangan Perdagangan Kopra di Sumatera Pada Awal Abad XX.” Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam 20 (1): 29–41.
Setiyanto, Agus. 2019. “Migrasi Orang Bugis di Bengkulu dalam Perspektif Sejarah.” Tsaqafah & Tarikh 4 (1): 1–9.
Shiffer, Gabriel. 2002. Diaspora Politics at Home Abroad. London: Cambridge University Press.
Subair, Ahmad. 2017. “Diaspora dan Pembangunan: Peran Orang Bugis terhadap Pembangunan di Banten (1984-2014).” dalam Seminar Nasional LP2M UNM, 2:6–9.
Sucipto, Toto et al. 1997. Integrasi Nasional dalam Hubungan Antar Suku Bangsa dan Sistem Nilai Budaya Nasional. Bandung: CV. Pelita.
Sunarti, Sastri. 2018. Dari Berburu ke Internet: Lompatan Budaya Masyarakat Alor. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Suwitha, I Putu Gede. 2017. “Identity and Ethnicity of Bugis Community in Bali: An Historical Perspective.” Paramita - Historical Studies Journal 27 (2): 141–53.
Syarifuddin. 2021. “Peran Migran Bugis dalam Pendidikan Keagamaan di Berau Kalimantan Timur.” Pusaka 9 (1): 95–114.
Utomo, Susilo Setyo, Malkisesdek Taneo, dan Mardhi Abiatar Letuna. 2021. “Eksistensi Kerajaan Bunga Bali di Alor Pada Masa Pemerintahan Raja Baololong Kaay, 1840-1875.” Jurnal Sejarah Citra Lekha 6 (1): 36–43.
Yahya, Muh, dan Muh Subair. 2019. “Prakarsa Bugis-Mandar dalam Pendidikan Keagamaan di Lalowura Loea Kolaka Timur Sulawesi Tenggara.” Pusaka 7 (2): 153–68.
Yani, Ahmad. 2018. “Dampak Perang Makassar Terhadap Umat Islam Sulawesi Selatan Abad Xvii-Xviii.” Jurnal Rihlah 6 (1): 107–31.
Yuliaty, Christina, Riesti Triyanti, dan Nendah Kurniasari. 2016. “Dominasi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan di Kota Kendari: Studi Kasus Nelayan Bugis Makassar.” Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan 11 (1): 89.
Zaenong, Andi M. Anwar. 2017. “Sistem Politik Tradisional, Sejarah Institusi dan Lembaga Politik Kabupaten Barru: Studi Sejarah dan Antropologi Politik.” Kuriositas 11 (2): 167–77.
Zid, Muhammad, dan Sofjan Sjaf. 2009. “Sejarah Perkembangan Desa Bugis - Makassar Sulawesi Selatan.” Jurnal Sejarah Lontar 6 (2): 38–53.
Published
2023-06-16