Konsep Budaya Keturunan dan Kemandulan Dalam Hubungannya dengan Kesetaraan Gender: Perspektif Teologi Kontekstual

  • Yohanes Krismantyo Susanta Institut Agama Kristen Negeri Toraja
Keywords: kemandulan, keturunan, budaya Toraja, kesetaraan gender, teologi kontekstual

Abstract

Ketiadaan anak dalam keluarga kerapkali menjadi persoalan bagi sebagian besar suku di Indonesia, termasuk masyarakat Tana Toraja. Dalam konteks ketidakhadiran anak dalam pernikahan, seringkali perempuan menjadi pihak yang disalahkan atas kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis masalah keturunan dan kemandulan dalam konteks budaya Toraja dan hubungannya dengan persoalan ketidakadilan gender dengan memanfaatkan pendekatan teologi kontekstual model sintesis. Untuk memperoleh data penelitian, metode yang digunakan adalah studi pustaka dan wawancara terhadap sejumlah informan yaitu warga jemaat gereja dan tokoh adat yang dipandang mampu untuk memberikan informasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perjumpaan atau dialog antara konteks budaya Toraja dan konteks kekristenan dapat menghasilkan pemahaman yang membebaskan baik perempuan maupun laki-laki dari konstruksi sosial yang menindas, khususnya para istri atau perempuan. Perjumpaan antara budaya Toraja dan tradisi alkitabiah seharusnya menjadi inspirasi untuk melawan segala bentuk ketidakadilan karena laki-laki dan perempuan diciptakan sebagai makhluk yang setara di hadapan sang Pencipta. Nilai-nilai positif dari kedua konteks dapat menjadi acuan dan bekal berharga dalam mewujudkan upaya penegakan kesetaraan gender dalam konteks Toraja, termasuk terkait dengan persoalan keturunan dan kemandulan yang dapat dialami baik laki-laki maupun perempuan. Teologi kontekstual yang dihasilkan lewat artikel ini adalah usaha untuk menjunjung nilai-nilai keadilan dan kesetaraan yang senantiasa perlu dimasyarakatkan.

References

Bevans, S. B. (1992). Models of Contextual Theology. Maryknoll: Orbis Book.

Davidson, R. M. (1988). the Theology of Sexuality in the Beginning: Genesis 1-2. Andrews University Seminary Studies, 26(1), 5–26.

Freedman, D. N. (1996). helper. In The Anchor Bible dictionary. Doubleday.

Gasong, D., & Ranteallo, I. C. (2015). Mengajukan Pengetahuan Lokal Toraja untuk Menghadapi Kematian Ibu dan Bayi. Kebijakan Kesehatan Dan Pelibatan Komunitas Dalam Menurunkan AKI/AKB Di Indonesia. Depok: Universitas Indonesia.

Ihromi, T. O. (1981). Adat Perkawinan Toraja Sa’dan dan Tempatnya dalam Hukum Positif. Jakarta dan Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Gadjah Mada University Press.

Kabanga’, A. (1983). Manusia Toraja: Dari mana – bagimana – kemana. Toraja: ITGT.

Karman, Y. (2004). Bunga Rampai Teologi Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Kobong, T. (1983). Manusia Toraja: Darimana-Bagaimana-Ke Mana. Toraja: ITGT. Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 11, No. 2, 2023 357

Lakawa, S. E. (2004). Perempuan dan Kontekstualisasi Gereja Toraja. In Misiologi kontekstual: Th. Kobong dan pergulatan kekristenan lokal di Indonesia. Jakarta: UPI STT Jakarta.

Mahkamah Agung RI. (2022). Mandul. Retrieved December 27, 2022, from https://putusan3.mahkamahagung. go.id/search.html?q=mandul&pag e=5

Murniati, N. P. (2004). Getar Gender 2: Perempuan Indonesia dalam Perspektif Agama, Budaya, dan Keluarga. Jakarta: Yayasan Indonesia Tera.

Palebangan, F. B. (2007). Aluk, Adat, dan Adat-Istiadat Toraja. Tana Toraja: PT Sulo.

Plaiser, B. (2016). Menjembatani Jurang, Menembus Batas: Komunikasi Injil di Wilayah Toraja 1913-1942. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Ruben, A. (2008). Pengaruh Nilai-nilai Tradisi Leluhur Rambu Solo’ Terhadap Konsep Kematian yang Dimiliki Umat Kristen Gereja Kibaid di Toraja. STT Baptis Semarang.

Rumbi, F. P. (2019). Analisis Teologis Makna Ossoran dalam Pendidikan Keluarga. In Teologi Kontekstual dan Kearifan Lokal Toraja (pp. 125–142). Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Siregar, B. P. (1989). Masalah Perkawinan dalam Suku Batak Toba: Suatu Pendekatan Pastoral Teologis terhadap Problema Kemandulan dengan Memakai Metode Studi Kasus. Sekolah Tinggi Theologi Jakarta.

Soehendra, D. (2006). Meneropong Kedudukan Perempuan dalam Hukum Adat: Suatu Cara Pandang Alternatif. In S. Irianto (Ed.), Perempuan dan Hukum: Menuju Hukum yang Berperspektif Kesetaraan dan Keadilan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Supradnyana, I. G. (2020). TADUMBURAKE ANU KEANGGA: MENYOAL (TEOLOGI) RAHIM PEREMPUAN DI POSO. KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi, 5(2), 163–178. https://doi.org/10.37196/kenosis.v 5i2.76

Susanta, Yohanes K. (2022). Feminist trauma theology of miscarriage as an embodied experience. HTS Teologiese Studies / Theological Studies, 78(1), a7898. https://doi.org/10.4102/HTS.V78I 1.7898

Susanta, Yohanes Krismantyo. (2019). Sentana Rajeg dan Nilai Anak Laki-laki Bagi Komunitas Bali Diaspora Di Kabupaten Konawe. Harmoni, 18(1), 504–518. https://doi.org/10.32488/harmoni. v18i1.336

Susanti, S., & Nurchayati. (2019). MENIKAH TANPA KETURUNAN: MASALAH PSIKOLOGIS YANG DIALAMI PEREMPUAN MENIKAH TANPA ANAK DAN STRATEGI COPING DALAM MENGATASINYA. Character : Jurnal Penelitian Psikologi, 6(1), 1–13.

Tangdilintin, L. T. (1981). Toraja dan Kebudayaannya. Tana Toraja: Yayasan Lepongan Bulan.

Trible, P. (1983). God and the Rhetoric of Sexuality (W. Brueggemann & J. R. Donahue, Eds.). Philadelphia: Fortress Press.

Westermann, C. (1984). Genesis: An Introduction. Minneapolis: Fortress Press.
Published
2023-11-05