Ketib Anom: Etika dan Kepribadian Guru Bijaksana dalam Serat Cebolek

  • Danur Putut Permadi UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
  • Hanif Fitri Yantari UIN Raden Mas Said Surakarta
Keywords: etika Jawa, guru, filsafat Jawa, Serat Cebolek

Abstract

Serat Cebolek adalah salah satu karya yang luar biasa karya dari pujangga Keraton Surakarta, yaitu Raden Ngabehi Yasadipura I. Serat Cebolek berisi tentang pertentangan antara Haji Mutamakkin dan Ketib Anom. Haji Mutamakkin adalah yang tokoh kontroversial, beliau adalah seorang ulama yang berasal dar pesisir utara Jawa dan didakwa telah mengajarkan ilmu hakikat kepada khalayak ramai tanpa bersandar pada syariat. Atas dasar inilah perkumpulan para ulama yang dipimpin oleh Ketib Anom melaporkan kejadian ini kepada raja Kartasura agar Haji Mutamakkin diberikan hukuman mati. Dalam Serat Cebolek, Ketib Anom digambarkan sebagai seorang guru yang bijaksana, sedangkan Haji Mutamakkin digambarkan sebagai seorang guru yang tidak tahu diri. Hal inilah yang menjadi menarik untuk dikaji dengan melihat bagaimana seorang guru harus bersikap terhadap muridnya menurut etika Jawa milik Franz Magnis Suseno. Etika adalah salah satu cabang dari ilmu filsafat yang mempelajari mengenai manusia dari sudut perbuatannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, dengan mengkaji dari sumber tertulis maupun buku yang masih relevan membahasa tentang Serat Cebolek. Hasil penelitian ini memandang bahwa kaitannya dengan nilai-nilai etika dalam berperilaku, seorang guru harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi dan menjadi pribadi yang bijaksana agar dapat menuntun murid-muridnya mendapatkan ilmu pengetahuan yang jauh di atasnya. Sedangkan, guru yang tidak tahu diri adalah guru yang merasa dirinya memiliki ilmu yang melimpah, merasa dirinya paling hebat, dan angkuh dalam bersikap dan berkata-kata.

References

Abdullah, M. (2022). Mengajar Tanpa Menggurui. Yogyakarta:

Araska. Bakker, A., dan Zubair, A. C. (2021). Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.

Darmadi, H. (2019). Pengantar Pendidikan Era Globalisasi. Banten: An1mage.

Dewi, A. A. (2017). Guru Mata Tombak Pendidikan: Pengembangan Profesionalisme Secara Praktis. Sukabumi: CV Jejak.

Fauzan, P. I., dan Fata, A. K. (2018). Serat Cabolek, Sufism Book or Ideology Documents of Javanese Priyayi? El Harakah, 20(1), 1–15. https://doi.org/10.18860/el.v20i1.4 674

Kamarudin Zaelani. (2022). Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Teks “Menak Sarehas” Raden Ngabehi Yasadipura I. Universitas Islam Negeri Mataram.

Khoiriyah, H. (2020). Transmisi Nilai Makna Leksikal Serapan dalam Serat Cebolek. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ks, M. M. (2015). Resolusi Konflik Kasus Syaikh Al-Mutamakkin Dalam Teks Kajen Dan Cebolek. Al-Tahrir, 15(1), 159–177.

Mintaningtyas, M. M., Donder, I. K., dan Widiana, I. G. P. G. (2018). Metafisika Jawa Dalam Serat Wirid Hidayat Jati. Jurnal Penelitian Agama Hindu, 2(1), 350–358. https://doi.org/http://dx.doi.org/10. 25078/jpah.v2i1.490

Muhajir, M., Jaenudin, C., dan Ani, A. (2019). The Theosophy of Sheikh Mutamakkin’s Rebellion (A Study On Yadispura’s Serat Cebolek (1729-1983). AICIS 2019, 1–7. Jakarta. https://doi.org/10.4108/eai.1-10- 2019.2291705

Muzairi, M. (2011). Pembangkangan Mistik Jawa Dalam Suluk Cebolek (Episode Haji Ahmad Mutamakin). ESENSIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 12(1), 21– 38. https://doi.org/10.14421/esensia.v 12i1.700

Nurani, D. R. I. (2015). Mistik Islam Dalam Serat Wirid Hidayat Jati Menurut Pandangan Simuh (UIN Sunan Kalijaga). UIN Sunan Ketib Anom: Kalijaga. Diambil dari http://digilib.uin-suka.ac.id/19236/

Permadi, D. P. (2022a). Memoir of Kidung Rumekso Ing Wengi in the Frame of Symbolism. Islah: Journal of Islamic Literature and History, 3(1), 39–58. https://doi.org/10.18326/islah.v3i1 .39-58

Permadi, D. P. (2022b). Mitos Pernikahan Belik Tarjhe Di Desa Pacentan Madura Dalam Perspektif ‘Urf. Wahana Akademika: Jurnal Studi dan Sosial, 9(2), 105–119. https://doi.org/10.21580/wa.v9i2.1 1376

Permadi, D. P., dan Wahyudi, M. A. (2022). Syarat Guru Dalam Serat Wirid Hidayat Jati Karya Raden Ngabehi Ronggowarsito (Perspektif Filfasat Jawa). Irsyaduna: Jurnal Studi Kemahasiswaan, 2(3), 195–206.

Pujiawati, T. (2017). Etika Hubungan Murid dan Guru dalam Serat Dewaruci (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Diambil dari https://repository.uinjkt.ac.id/dspa ce/bitstream/123456789/37873/2/ TETI PUJIAWATI-FU.pdf

Rahman, A. A., dan Hidayah, K. (2011). Islam Dan Budaya Masyarakat Yogyakarta Ditinjau Dari Perspektif Sejarah. El￾HARAKAH, 13(1), 46–59. https://doi.org/http://dx.doi.org/10. 18860/el.v0i0.2019

Riyadi, M. I. (2013). Kontroversi Theosofi Islam Jawa dalam Manuskrip Kapujanggan. Al￾Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam, 13(1), 21–41. Diambil dari https://jurnal.iainponorogo.ac.id/in dex.php/tahrir/article/view/5

Rizali, A. (2009). Dari Guru Konvensional Menuju Guru Profesional. Jakarta: Grasindo.

Rosyid, A. (2021). Haji Mutamakin dan Cerita Dewa Ruci dalam Serat Cebolek (Relasi Sosial-Budaya dan Keagamaan dalam Kacamata Fenomenologi Edmund Husserl). Realita, 19(1), 1–20.

Rosyid, A. (2022). Anjing dan Intrik Haji Mutamakkin dalam Serat Cebolek (Perlawanan Ulama pada Rezim dalam Hermeneutika Refleksi Paul Ricoeur). Islamika Inside, 8(1).

S., Soebardi. (1975). Kitab Cabolek: Edisi Kritis Dengan Pendahuluan, Terjemahan dan Catatan. Sumbangan Untuk Kajian Tradisi Mistik Jawa. Deen Haag: Martinus Nijhoff.

S., Soebardi. (2004). Serat Cabolek: Kuasa, Agama dan Kebebasan. Bandung: Nuansa Cendekia.

Safitri, D. (2019). Menjadi Guru Profesional. Riau: Penerbit Indragiri.

Sanusi, I. (2002). Perjuangan Syaikh Ahmad Mutamakkin. Pati: Tanpa Penerbit.

Sari, D. P., Susanto, D., dan Marimin, M. (2020). The Form of Kejawen Islam in Nyanggar Janur Kuning Rituals in Indonesia. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, 7(1), 623–628. https://doi.org/http://dx.doi.org/10. 18415/ijmmu.v7i1.1362

Sudrajat, A. (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sumbulah, U. (2012). Islam Jawa dan Akulturasi Budaya: Karakteristik, Variasi Dan Ketaatan Ekspresif. El-HARAKAH (TERAKREDITASI), 14(1), 51–68. https://doi.org/10.18860/el.v0i0.21 91

Sururin, dan Moh. Muslim. (2018). Islam and Javanese Literature Study Javanese Literature in Mataram Period. Jurnal Bimas Islam, 11(1), 135–164. Diambil dari http://jurnalbimasislam.kemenag.g o.id/index.php/jbi/article/view/49

Suseno, F. M. (1993). Etika Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

U., A., dan Y., T. (2011). Suluk Kiai Cebolek: Dalam Konflik Keberagaman dan Kearifan Lokal. Jakarta: Prenada.

Wahyudi, A. (2014). Pesona Kearifan Jawa: Hakikat Diri Manusia Dalam Jagat Jawa (Cet.I; M. Parijati, Ed.). Yogyakarta: Dipta.

Wardhani, N. W., dan Wahono, M. (2017). Keteladanan Guru Sebagai Penguat Proses Pendidikan Karakter. Untirta Civic Education Journal, 2(1), 49–60. https://doi.org/10.30870/ucej.v2i1. 2801

Wijaya, Manggara Bagus Satria, Joebagio, H., dan Sariyatun, S. (2018). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Islam Berbasis Teks Kajen Dan Serat Cebolek Dengan Pendekatan Ways of Knowing. Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam, 15(2), 166–182. https://doi.org/10.34001/tarbawi.v 15i2.849

Wijaya, Manggara Bagus Satriya. (2017). Kontribusi Syekh Ahmad Mutamakin dalam proses Islamisasi di Jawa (Studi Kualitatif Tentang Teks Kajen). Jantra, 12(2), 119–125.

Wijaya, Manggara Bagus Satriya, Joebagio, H., dan Sariyatun. (2018). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Islam Berbasis Teks Kajen dan Serat Cebolek dengan Pendekatan Ways of Knowing. Juspi: Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 2 (2), 166–182.
Published
2023-11-05