Membangun Kerukunan Umat Beragama Melalui Kearifan Lokal Orang Timor

  • Arnis Rachmadhani Peneliti Balai Litbang Agama Semarang
Keywords: Kerukunan, Konflik, Okomama, Bunuk, Atoni Pah Meto

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian kualitatif ini dilakukan dengan pengamatan dan wawancara dengan menemukan corak kerukunan dan penyelesaian konflik melalui kearifan lokal. Kerukunan antarumat tercipta melalui proses perkawinan. Mayoritas penduduk beragama Kristen di Desa Tesbatan. Masyarakat Kristen Timor Amarasi menyebut kerukunan antarumat dengan Au Bae. Kerukunan penduduk beragama Islam dan Kristen disimbolkan dengan Nun Ham Tuak yang memiliki arti “Pohon Beringin Memeluk Lontar”. Bila ada konflik di Amarasi maka bentuk penyelesaian konflik menggunakan Tradisi Sirih Pinang (Okomama). Sedangkan di lokasi pengungsi eks TimorTimur di Desa Noelbaki, awal kedatangannya berjalan damai tapi dalam perkembangannya menghadirkan stigma negatif bagi penduduk lokal. Perkelahian antara penduduk lokal dengan pengungsi merupakan awal sekaligus puncak konflik. Akhirnya dilakukan perdamaian yang disimbolkan dengan memotong seekor ayam jantan dan “bunuk” sebagai kearifan lokal masyarakat Atoni Pah Meto. Upacara perdamaian tersebut juga disertai sumpah adat. Siapa yang melanggar sumpah tersebut akan mendapat bahaya.

References

Amirrachman, Alpha. 2007. Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso. Jakarta : ICIP dan European Commission (EC). Azca, M. Najib. 2004. Ketika Moncong Senjata Ikut Berniaga: Laporan Penelitian Keterlibatan Militer Dalam Bisnis di Bojonegoro, Boven Digoel dan Poso. Jakarta : Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS). Dalam www.prakarsa
rakyat.org/download/Buku/www.kont ras.org/buku/Laporan_utama.pdf Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. Mudzhar, Atho‘, 2004, “Tantangan Kontribusi Agama, dalam Mewujudkan Multi kulturalisme di Indonesia‖, dalam Harmoni, no. 11 September 2004Ridwan, Nurma Ali. 2007. ―Landasan Keilmuan Kearifan Lokal”. Jurnal Studi Islam dan Budaya Ibda‟ Vol. 5/No. 1/ JanuariJuni 2007. Purwokerto : P3M STAIN Purwokerto, 27-38. Ridwan, Nurma Ali. 2007. ―Landasan Keilmuan Kearifan Lokal”. Jurnal Studi Islam dan Budaya Ibda‟ Vol. 5/No. 1/ Januari-Juni 2007. Purwokerto : P3M STAIN Purwokerto, 27-38. Rohimin, et.all. 2009. Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia. Jakarta : Balai Litbang Agama Jakarta. Sartini. T.th..Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat.Dalam ht.th.p://www.wacananusantara.org Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana. Thohir, Mudjahirin. 2007. ―Agama Masyarakat Nelayan‖. Makalah Seminar Desain Operasional Penelitian Tahun 2007. Balai Litbang Agama Semarang. Tumanggor, Rusmin (et.al). 2009. Buku Paket Panduan Penyadaran Dan Pendampingan Penguatan Kedamaian (Peace Making). Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, Badan Litbang Dan Diklat, Puslitbang Kehidupan Keagamaan. Ujan, Andre Ata et.al. 2009. Multikulturalisme, Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan. Jakarta: PT.Indeks
Published
2014-11-20