Perjumpaan Agama dan Budaya dalam Komunikasi Ritual Aruwaha di Kota Ternate
Abstract
Aruwaha merupakan ritual kematian yang diadakan oleh masyarakat Islam di Kota Ternate. Pelaksanaan ritual kematian aruwaha tidak hanya didasarkan pada norma budaya, tetapi juga harus sesuai dengan ajaran Islam. Aruwaha menjadi contoh yang menunjukkan hubungan yang harmonis antara agama dan budaya, di saat banyak pandangan yang meragukan kemungkinan menyatukan agama dan budaya. Penelitian ini membahas pelaksanaan ritual aruwaha yang menjadi ruang perjumpaan antara agama dan budaya. Selain itu, penelitian ini juga mengeksplorasi peristiwa komunikasi dalam ritual aruwaha serta nilai-nilai yang terkonstruksi di dalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung subyek penelitian, melakukan wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menjelaskan bahwa aruwaha adalah komunikasi ritual kematian yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan agama dan budaya. Proses ritual kematian aruwaha dilakukan dengan melibatkan aspek komunikasi vertikal antara manusia dengan Allah Swt serta aspek horizontal yakni kerja sama yang dilakukan dalam masyarakat. Melalui aruwaha masyarakat Islam di Kota Ternate dapat mengungkapkan rasa duka cita, meningkatkan keyakinan agama, memberikan penghormatan kepada orang yang meninggal, dan memperkuat ikatan sosial di antara keluarga dan masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang aruwaha sebagai sebuah proses komunikasi ritual kematian yang masih dipraktikkan oleh masyarakat Islam di Kota Ternate. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi cerminan tentang adanya hubungan yang harmoni antara agama dan budaya dalam kehidupan masyarakat.
References
Agustang, K. (2019). Tradisi Khatam Qur’an sebagai Upaya Perwujudan Pendidikan KarekterIslami di Kota Ternate Maluku Utara. Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Keislaman, 11(1), 34–50.
Ahmad, A. K. (2019). Islam Kultural Di Sulawesi Selatan: Keselarasan Islam dan Budaya. Pusaka, 7(2), 127–140.
Burhan, & Asmirati. (2019). The Tradition of Tahlilan on Ternate Society. Sosial Sains Dan Humaniora, 6(1), 5347–5354.
Garwan, M. S., Kalijaga, P. I. U. I. N. S., & Agama, G. M. (2020). Geneologi Tradisi Tahlilan dan Tipologi Resepsi QS Ar-Ra’d (13): 28 Pada Masyarakat Kesultanan Ternate. UIN Sunan Kalijaga.
Ginoni, H., Hanafi, F., & Rahman, N. A. (2021). Positive Transformation of Islamic Law in Local Wisdom in the Sultan of Tidore. Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah, 19(2), 149–164.
Hamdi, M., Rohmah, L., Syaddad, A., Lestari, D., & Jauharoh, U. L. (2023). Pelatihan Tajhizul Jenazah untuk Meningkatkan Pemahaman Jam’iyyah Muslimat di Desa Yosowilangun Kidul tentang Perawatan Mayit Sesuai Syari’at Islam. Pandalungan: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 57–67.
Hasim, R., & Faruk, R. A. (2020). Mengkonstruksi nilai-nilai budaya lokal masyarakat ternate melalui pembelajaran muatan lokal. Jurnal Geocivic, 3(1), 266–273.
Ipaenin, S. (2018). Dakwah Kultural Dan Islamisasi Di Ternate. Al- Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah Dan Komunikasi, 14(1), 57–73.
Kaharuddin, K. (2021). Kualitatif: Ciri dan Karakter Sebagai Metodologi.34 Equilibrium: Jurnal Pendidikan, 9(1), 1–8.
Lamunu, A., Rahman, S. A., & Aco, D. A. (2020). Ritual Aruwahang pada Orang Ternate di Togolobe, Pulau Hiri. Etnohistori: Jurnal Ilmiah Kebudayaan Dan Kesejarahan, 7(2), 75–85.
Lating, A., Artha, S., & Tan, F. (2021). Tawaf dan Sigofi Gam Potret Kearifan Budaya Lokal Kesultanan Ternate Berdamai dengan Covid- 19. Journal of Ethnic Diversity and Local Wisdom, 3(1), 1–10.
Mahmudin, A. S. (2021). Pendekatan Fenomenologis Dalam Kajian Islam. At-Tajdid: Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam, 5(01), 83.
Manafe, Y. D. (2011a). Komunikasi ritual pada budaya bertani atoni pah meto di timor-nusa tenggara timur. Jurnal Aspikom, 1, 3(Komunikasi), 287–298.
Manafe, Y. D. (2011b). Komunikasi ritual pada budaya bertani atoni pah meto di timor-nusa tenggara timur. Jurnal Aspikom, 1(3), 287– 298.
Muhammad, S., & Papuangan, A. (2023). Akulturasi Budaya Lokal Dengan Budaya Islam Dalam Tradisi Oho Dina Di Kelurahan Jambula Kecamaan Pulau Ternate propinsi Maluku Utara Acculturing local culture with internal islamic culture The tradition of oho dina in jambula sub-district, ternate island. IQRA: Jurnal Pendidikan, Sains, Dan Humaniora, 1(2).
Muhtadin, M. (2018). (2018). Sosialiasi Yasinan dan Tahlilan dalam Komunikasi Islam (Disampaikan pada Jamaah Masjid Al Adil- Jakarta Selatan). Abdi Moestopo: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 1(01)(1), 23-29.
Mutawally, M. (2023). Falsafah Pobinci-Binciki Kuli Sebagai dasar Kerukunan Umat Beragama Pada Masyarakat Buton. PUSAKA, 11(2), 274–286.
Nomay, U. (2019). Petuah Bijak Syair Syair Lokal Ternate. PUSAKA, 7, 1–22. https://doi.org/10.31969/pusaka.v 7i1.238
Nur, H., Syukur, S., & Mastanning, M. (2022). Nilai Simbolik Rumah Adat Caile dalam Studi Budaya. PUSAKA, 10(2), 449–464.
Nurfadilah, N., Majid, A., & Muliadi, M. (2022). The Perspective of Ritual Communication in the Tradition of Childbirth in the Bugis Community in Talaka Village, Ma’rang District, Pangkajene Regency and Islands. Respon Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ilmu Komunikasi, 3(2).
Pora, S. (2016). Identifikasi Nilai Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate. Etnohistori: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan, 3(1), 43–57.
Rakhmat, R., & Najmuddin, M. (2022). Salai Jin Communication Ritual in the Island Tidore Community. Al- Qalam, 28(2), 354–363.
Rodin, R. (2013). Tradisi tahlilan dan yasinan. IBDA: Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 11(1), 76–87.
Rohmah, N. S., Thahir, A. H., Muwaffiqillah, M., & Muttaqin, Z. (2023). Tradisi Tahlilan sebagai Akulturasi Budaya dan Agama. Gunung Djati Conference Series, 29, 86–92.
Sholikhin, K. H. M. (2010). Ritual Kematian Islam Jawa. Media Pressindo.35
Sugara, R. (2017). Reinterpretasi Konsep Bid’ah dan Fleksibilitas Hukum Islam Menurut Hasyim Asyari. Asy-Syari‘Ah, Vol. 19
Suwito, S., Hidayat, A., & Agus, S. (2015). Tradisi dan ritual kematian wong Islam Jawa. Ibda: Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 13(2), 6–2