Konsep Kearifan Ekologis Ritual Erpangir Ku Lau Pada Kepercayaan Pemena di Desa Jandi, Kabupaten Karo
Abstract
Konsep religius memiliki keterkaitan dengan kearifan ekologis, hal tersebut yang dimiliki oleh kepercayaan lokal pemena di Desa Jandi, Kabupaten Karo, praktik religius tersebut ialah erpangir ku lau. Permasalahan terletak pada pergeseran paradigma erpangir ku lau karena pengaruh kolonial. Erpangir ku lau dianggap praktik sinkretisme karena menyembah objek material (air, pohon, tanah), padahal ritual tersebut dimaknai sebagai hubungan antara manusia-alam- Yang Ilahi. Tulisan ini berfokus pada penggalian makna kearifan ekologis dalam erpangir ku lau sehingga praktik ini dimaknai sebagai praktik sinkretisme. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap informan untuk mendapatkan data. Penelitian dilakukan di Desa Jandi, wawancara dilakukan kepada beberapa tokoh penganut kepercayaan pemena yang melakukan praktik erpangir ku lau. Penulis juga melakukan penelitian kepustakaan untuk mencari sumber-sumber yang relevan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa erpangir ku lau mendorong kesadaran para penganut kepercayaan pemena memaknai interdependensi manusia dengan alam. Implementasi kearifan ekologis yang muncul yaitu menjaga mata air, sumber daya alam (hutan dan tanah), dan juga sistem pertanian berbasis local wisdom. Pemaknaan terhadap ritual erpangir ku lau menjadikan hubungan manusia dan alam timbal balik dan saling mempengaruhi. Pemahaman tersebut berimplikasi pada nilai dan karakter kepercayaan pemena yang mengelola alam dengan perasaan hormat dan mawas diri. Erpangir ku lau sebagai kearifan lokal seharusnya terus dilestarikan dan dikelola.
References
BABKI (Balai Adat Budaya Karo Indonesia). (2011). Kepercayaan Orang Karo (Tempoe Doeloe) (M. Drs. Sarjani Tarigan (Ed.)). BNP Press.
Bauman, W. (2011). Religion, Science, and Nature: Shifts in Meaning on a Changing Planet. Zygon, 46(4), 777–792. https://doi.org/10.1111/j.1467- 9744.2011.01217.x
BPS Sumatera Utara. (2023). Wilayah Jandi, Juhar, Kabupaten Karo. Ensklopedia Dunia. https://p2k.stekom.ac.id/ensiklope dia/Jandi,_Juhar,_Karo
Cresswell, J. W. (2017). Research Design: Qualitative, Quantitatve and Mixed Methods Approaches. Pustaka Pelajar.
Drs. Sarjani Tarigan, M. (2008). Dinamika Orang Karo, Budaya, dan Modernisme. BNP Press.
Ginting, E. K. (2021). Menelisik Konsep Eco-Peace Dalam Kerja Rani Bagi Revitalisasi Peran GBKP Merawat Alam. Jurnal Teologi Praktika (JUTEOLOG), 1(Vol.1 No.1 (December 2020)), 39–59. https://ejurnal.sttkadesiyogyakarta .ac.id/index.php/juteolog
Gintings, E. P. (1999). Religi Karo: Membaca Religi Karo Dengan Mata Baru. Abdi Karya.
Hidayat, F. (2023). Eksistensi Paondo sebagai Model Pengajaran bagi Penghayat Ada ’ Mappurondo di Desa Ranteberang , Kabupaten Mamasa. Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, 11(2), 245–260.
Holilah, M. (2016). Kearifan Ekologis Budaya Lokal Masyarakat Adat Cigugur Sebagai Sumber Belajar Ips. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 24(2), 163. https://doi.org/10.17509/jpis.v24i2 .1453
Liao, K. H., & Chan, J. K. H. (2016). What is ecological wisdom and how does it relate to ecological knowledge? Landscape and Urban Planning, 155, 111–113. https://doi.org/10.1016/j.landurbpl an.2016.07.006
Maarif, S. (2023). Human (Relational) Dignity: Perspectives of Followers of Indigenous Religions of Indonesia. Religions, 14(7). https://doi.org/10.3390/rel140708 48
Maarif, S., & Asfinawati. (2022). Second Essay Toward a (More) Inclusive FORB: A Framework for the Advocacy for the Rights of Indigenous People. Interreligious Studies and Intercultural Theology, 6(2), 205–212. https://doi.org/10.1558/isit.24947
Prinst, D. (2008). Adat Karo. Bina Media Perintis.
Purba, A. P. H., & Astuti, K. S. (2018). Niali-Nilai Pendidikan Dalam Ritual Erpangir Ku Lau Melalui Konteks Musik Etnis Batak Karo Gendang Lima Sendalanen. Jurnal Penelitian Humaniora, 5(1), 1689–1699. https://revistas.ufrj.br/index.php/rc e/article/download/1659/1508%0 Ahttp://hipatiapress.com/hpjourna ls/index.php/qre/article/view/1348 %5Cnhttp://www.tandfonline.com /doi/abs/10.1080/0950079970866 6915%5Cnhttps://mckinseyonsoci ety.com/downloads/reports/Educa
Sebayang, V. A., & Purba, M. (2022). Ritual Erpangir Ku Lau dalam Perspektif Interdisipliner. TALENTA Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts R, 5(2). https://doi.org/10.32734/lwsa.v5i5 .1648
Sebayang, V. A., Surbakti, A., & Naiborhu, T. (2022). Erpangir Ku Lau Ritual: Between Religion and Identity. International Journal of Interreligious and Intercultural Studies, 5(1), 53–58. https://doi.org/10.32795/ijiis.vol5. iss1.2022.2849
Sembiring, S. A. B. (2002). Guru (Tabib) dalam Masyarakat Karo: Kajian Antropologi mengenai Konsep Orang Karo tentang Guru dan Kosmos (Alam Semesta). USU Digital Library, 1, 1–12.
Singgih, E. G. (2020). Agama dan Kerusakan Ekologi: Mempertimbangkan ‘Tesis White’ dalam Konteks Indonesia. Gema Teologika: Jurnal Fakultas Theologia UKDW. https://journaltheo. ukdw.ac.id/index.php/gemate ologika/article/view/614/326
Steedly, M. M. (1994). Hanging Without a Rope: Narrative Experience in Colonial and Postcolonial Karoland. In Princeton University Press (Vol. 53, Issue 4, pp. 1332–1333). https://doi.org/10.2307/2059325
Suharyanto, A., Ginting, D. Y., Br. Rajagukguk, K. M., Pebrianti, N., Panggabean, R. M., & Tanjung, S. (2018). Makna Pesta Kerja Tahun pada Masyarakat Karo Siosar Pasca Bencana Alam Gunung Sinabung. Gondang: Jurnal Seni Dan Budaya, 2(1), 36–44. https://doi.org/10.24114/gondang. v2i1.9765
Swarintha, E. (2023). Mengkonstruksi Kerja Tahun Sebagai Jembatan Etis Praktis Bagi Gereja Batak Kristen Protestan Dan Agama Pemena Dalam Merawat Ekologi. Marturia, V(1), 1–20.
Tarigan, A. K., Tarigan, K., & Tarigan, P. (2022). Perumah Jinujung Ritual Ceremony in Lau debuk - debuk Doulu Village, Berastagi District, Karo Regency. Indonesian Journal Of Art And Design Studies (IJADS), 5639(1), 19–23.
Tarigan, E. E. (2020). Erpangir Ku Lau Ritual and Kinship System of Karo Community. American Research Journal of Humanities & Social Science (ARJHSS), 14(04), 9–14. www.arjhss.com
Tarigan, H. G. (1988). Percikan Budaya Karo. Yayasan Merga Silima. Wawancara dengan Bapak Juna Sembiring. (2024). Wawancara dengan Ibu Rapat Br. Ginting. (2024). Wawancara dengan Ibu Rudi Br. Karo. 2024).