Ciri Khas Nisan pada Makam Belanda di Kota Ternate

  • Komang Ayu Suwindiatrini Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI
  • Helmi Yanar Dwi Prasetyo Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII
Keywords: makam Belanda, arkeologi, nisan, lambang heraldik

Abstract

Jejak peninggalan Belanda tidak hanya terlihat dari bangunan-bangunan besar, tapi juga dari struktur kecil seperti makam. Secara umum pembahasan tentang makam Belanda di Indonesia lebih banyak fokus pada Jawa dan Sumatera, akan tetapi masih sangat kurang pembahasan tentang makam Belanda di timur Indonesia termasuk Kota Ternate. Menurut catatan sejarah, Ternate dan sekitarnya adalah daerah tujuan masyarakat dunia karena kehadiran rempah. Padahal ada jejak yang masih tersisa  hingga saat ini dan ada data arkeologis yang dapat digali dari makam tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus serta berpijak pada data utama dari Laporan Pendataan Makam Belanda di Kota Ternate milik Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara yang selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan korpus data secara lebih spesifik. Dari korpus data yang ada, diharapkan dapat diketahui siapa saja persona yang dimakamkan serta makna dibalik lambang heraldik yang dibuat pada nisan. Makam yang ada di Ternate secara garis besar dibagi dalam dua periode yaitu VOC dan Hindia Belanda. Hasil yang didapat salah satunya yaitu tentang kondisi politik mempengaruhi bentuk makam yang ada. Jika di awal masa VOC, makam Belanda di Ternate dibuat bagus dengan banyak lambang, maka pada masa berikutnya, makam-makam yang ditemukan bentuknya lebih sederhana karena dari segi bahan, ukuran dan ragam hias  tidak serumit makam dari periode VOC.

References

Amal, M. A. (2010). Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950. KPG.

Back Danielsson, I.-M. (2011). Presenting the past: On archaeologists and their influence on modern burial practices. Mortality, 16(2), 98–112. https://doi.org/10.1080/13576275.2011.560452

Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara. (2017). Kajian Revitalisasi Benteng Oranje.

Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara. (2022). Pendataan Makam Belanda di Kota Ternate.

Clercq, F. S. A. de. (1999). Ternate: The Residency and Its Sultanate (Bijdragen tot de kennis der Residentie Ternate, 1890) (dialih bahasakan oleh Taylor dan Richards). Smithsonian Institution Libraries.

Harbelubun, M. M., Asriany, S., & Raffel, A. F. (2020). Analisis SWOT Pengembangan dan Penataan Lingkungan Permukiman di Sekitar Benteng Fort Oranje. Journal of Science and Engineering, 34–42.

Hodder, I. (1991). Interpretive Archaeology and Its Role. American Antiquity, 56(1), 7–18.

Iriyanto, N. (2010). Benteng-Benteng Kolonial Eropa di Pulau Ternate: Dalam Peta Pelayaran dan Perdagangan Maluku Utara. Universitas Gadjah Mada.

Jonovski, J. (2021). Heraldry in Macedonia with Special Regard to the People’s/Socialist Republic of Macedonia until 1991. Genealogy, 5(2), 43. https://doi.org/10.3390/genealogy5020043

Jovanovic, S. (n.d.). Hermeneutics as an Interpretative Method in Archaeology .

Kusumawati, T. I. (2016). Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Al-Irsyad Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 6(2), 83–98.

Mansyur, S. (2015). Benteng Kolonial Eropa di Pulau Makian dan Pulau Moti: Kajian Atas Pola Sebaran Benteng di Wilayah Maluku Utara: Kajian Atas Pola Sebaran Benteng di Wilayah Maluku Utara. Kapata Arkeologi, 11(2), 97–110.

Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook (3rd ed.). SAGE Publication.

Murdiyanto, E. (2020). Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi disertai Contoh Proposal) (I). LP2M UPN Veteran Yogyakarta Press.

Pohan, A. (2015). Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal Dalam Hubungan Manusia. Al-Munir Jurnal Ilmiah Dakwah Dan Komunikasi, VI(2), 5–22.

Starman, A. B. (2013). The Case Study As a Type of Qualitative Research. Journal of Contemporary Educational Studies, 1, 28–43.

Suratminto, L. (2000). Kronik,Stilistik dan Penggunaan Bahasa pada Batu Makam Belanda di Museum Wayang Jakarta: Suatu Pendekatan Historis, Semiotis dan Linguistik. Wacana, 2(1), 80–100.

Suratminto, L. (2003). Membuka Tabir Makna Batu Nisan Belanda (R. A. Nugroho, Ed.). PT Kompas Media Nusantara.

Suratminto, L. (2006). Komunitas Kristen di Batavia Masa VOC Dilihat dari Batu Nisannya: Suatu Kajian Sejarah Melalui Semiotik dan Analisis Teks [Disertasi]. Universitas Indonesia.

Suratminto, L. (2007). Teks pada Batu Nisan Baron Van Imhoff dilihat melalui Analisis Semiosis Model Peirce dan Danesi-Perron. Makara Human Behavior Studies in Asia, 11(1), 1. https://doi.org/10.7454/mssh.v11i1.37

Wahyuningsih, S. (2013). Metode Penelitian Studi Kasus: Konsep, Teori Pendekatan Psikologi Komunikasi, dan Contoh Penelitiannya (1st ed.). UTM Press.

Wihardyanto, D., & Ikaputra, I. (2019). PEMBANGUNAN PERMUKIMAN KOLONIAL BELANDA DI JAWA : SEBUAH TINJAUAN TEORI. Nature: National Academic Journal of Architecture, 6(2), 146. https://doi.org/10.24252/nature.v6i2a5

Website:

https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/918911

https://www.atlasofmutualheritage.nl/en/page/7072/map-of-fort-oranje-on-ternate

Published
2024-11-26