Toleransi yang Canggung; Menyingkap Toleransi Beragama Kelompok Kristen di Samarinda

  • Syamsurijal ijal Balai Litbang Agama
Keywords: Toleransi, kelompok Kristen, Gereja Kemah Injil, Saksi Yehuwa

Abstract

 

Perspektif dan praktik toleransi agama Kristen selama ini dianggap bisa menjadi contoh dalam membangun relasi yang harmoni antara pemeluk agama yang berbeda. Pemeluk agama Kristen diasumsikan bisa menerima perbedaan agama dengan cukup baik. Landasannya adalah ajaran cinta kasih yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk “mencintai untuk semua”. Namun acap kali landasan cinta kasih tidak bisa diterapkan dengan baik. Faktor di luar agama, seperti persoalan budaya, politik, dan ekonomi membuat ajaran cinta memiuh menjadi sikap yang intoleran.  Penelitian yang bertujuan mengungkap perspektif dan praktik toleransi Agama Kristen dengan metode kualitatif ini, menemukan kasus perspektif dan praktik toleransi umat Kristen di Samarinda justru berjalan canggung. Di satu sisi mereka meyakini ajaran cinta dan kasih tapi dalam praktiknya mereka dibatasi oleh persoalan hubungan kuasa mayoritas-minoritas. Hal ini setidaknya terlihat pada Gereja Kemah Injil dan Saksi Yehuwa di Samarinda.  Kedua kelompok ini tidak bisa membangun hubungan yang lebih dalam dan aktif dengan kelompok agama yang berbeda.  Mereka merasa bahwa kelompok lain, khususnya kelompok agama mayoritas (muslim) membatasi berbagai ekspresi keagamaan mereka atas nama dominasi mayoritas. Jadilah perspektif dan praktik toleransinya tidak seideal yang dibayangakan. Saksi Yehuwa misalnya cenderung melihat kebenaran semata hanya pada dirinya. Sementara jemaat Gereja Kemah Injili kesulitan membangun hubungan yang lebih akrab dengan agama lain, khususnya Islam.

References

DAFTAR PUSTAKA
A. A. Yewangoe. 2009. Agama dan Kerukunan. Jakarta: Gunung Mulia; Cet-4.
Apa Yang Sebenarnya Al-Kitab Ajarkan. 2013. Jakarta: Saksi-saksi Yehuwa Indonesia.
Bungin, Burhan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Commans, Mikhail. 1987. Manusia Dayak. Dahulu, Sekarang dan Masa Depan. Jakarta:PT Gramedia.
Geertz, Clifford, 1973. The Interpretation of Culture. New York: Basic Books Inc.
Hassan, Riffat. 1993. “Mempersoalkan Istilah Fundamentalisme Islam”. Dalam Jurnal Ulumul Qur’an. Edisi No.3.Vol –IV.
Herlianto. 2004. Saksi-saksi Yehuwa; Tamu Tak Diundang yang Rajin Berkunjung ke Rumah-rumah. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.
I.W.J. Hendriks. 2014. Ketika Gereja Bicara dalam Jacky Manuputi dkk, Carita Orang Basudara; Kisah-kisah Perdamaian di Maluku. Ambon: LAIM-PU.
Kementerian Agama Kalimantan Timur dalam Angka 2016. 2017. Bagian Tata Usaha sub Bagian Informasi Kemenag Kaltim.
L. Eck, Diana. 2006. What is pluralism?. http//pluralism.com. Diakses tanggal 15 Mei 2016.
L.Carter, Stephen. 2011. The Violence of Peace: America’s Wars in the Age of Obama. New York : Beast Books.
Laporan Penelitian Badan Litbang dan Diklat Agama. 2017. Indeks Kerukunan Umat Beragama di Indonesia. BALITBANG dan DIKLAT Kementerian Agama.
Laporan Penelitian Litbang Agama Makassar. 2012. Indeks Kerukunan Umat Beragama di Kalimantan Timur. Litbang Agama Makassar.
Lewis, Rodger. 2107. Karya Kristus di Indonesia; Sejarah Gereja Kemah Injil di Indonesia Sejak Tahun 1930. Bandung: Kalam Hidup.
Lochhead, David. 1988. The Dialogical Imperative: A Christian Reflection on Interfaith Encounter. Oregon: Orbits Book.
Parekh, Bikhu. 2008. Rethinking Multikulturalism: Keberagaman Budaya dan Teori Politik. Yogyakarta: Kanisius.
Roham, Abujamin. 1992. Dapatkah Islam dan Kristen Hidup Berdampingan. Jakarta: Media Dakwah.
Roy, Oliver. 2005. “Debates on Islam in Europe: A Class of Cultures or a Debate on Europe’s Values?”. ISIM Reiview 15.
Rumadi. 2009. “Pandemi Idiologi Puritanisme Agama” dalam Alamsyah M.Ja’far (ed), Agama dan Pergeseran Representasi: Konflik dan rekonsiliasi di Indonesia. Jakarta : Wahid Institute.
Sarip, Muhammad. 2015. Samarinda Bahari; Sejarah 7 zaman Daerah Samarinda. Samarinda: Komunitas Samarinda Bahari.
Sen, Amartya. 2006 Identity and Violence. London: W.W. Norton & Company.
Sukidi. 2001. Teologi Inklusif Cak Nur. Kompas: Jakarta.
Suryana, Toto. 2011, “Konsep dan Aktualisasi Toleransi Umat Beragama”. Dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta’lim. Vol.9 No.2.
Susanto, Trisno S. Melampaui Toleransi http://www.kompas.co.id/kompas cetak/0609/02/Bentara/2917874.htm.
Syamsurijal. 2016. Politik Identitas dan Toleransi Beragama di Kalimantan Timur. Laporan Penelitian Litbang Agama Makassar.
Tanja, Victor. 2006. “Anatomi Toleransi Umat Beragama di Indonesia: Sebuah Tinjauan Sosial Budaya” dalam Weinata Sairin (ed), Toleransi Umat Beragama Pilar Utama Toleransi Berbangsa. Jakarta: Gunung Mulia.
Walzer, Michael. 1997. On Toleration. Yale University Press: New Haven and London.
Published
2018-05-01