Korelasi Fungsional Kalender Islam dan Pembayaran Zakat
Abstract
Tulisan ini menjelaskan sejauh mana pengaruh kalender Islam sebagai kalender keseharian umat Islam dari berbagai aspek, baik ibadah maupun muamalah. Adapun jenis penelitian kualitatif kepustakaan (library research) melalui pendekatan normatif kasuistik. Metode analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif dengan penalaran deduktif. Penalaran deduktif yang disebut juga dengan penalaran bersifat normatif menjabarkan ideal normatif. Hasil penelitian menunjukan di antara salah satu keunggulan praktisnya dibandingkan kalender masehi adalah selisih 11 hari setiap tahun. Betapa besar urgensi penetapan waktu kalender Islam atau Hijriah yang berkaitan dengan ibadah khususnya zakat fitrah dan zakat maal. Eksitensi Kalender Hijriah dapat menguntungkan dan mendapatkan pahala atas keabsahan ibadah sedangkan tidak mempergunakan kalender Hijriah akan bermuara pada kerugian. Sehingga wajib umat Islam melaksanakan kewajibannya dalam pembayaran zakat menggunakan kalender Islam atau sesuai dengan peredaran bulan bukan peredaran Matahari/kalender Romawi. Sebab alangkah naifnya mengatas namakan ibadah namun tidak mempergunakan kalender Islam. Konsekuensinya, hal tersebut berdampak kepada aktifitas dan transaksi ekonomi dengan pertimbangan bahwa pada setiap 30 tahun kalender Masehi tentu menguntungkan satu tahun kalender Hijriah.
References
Angkat, A. (2017). Kalender Hijriah Global Dalam Perspektif Fikih. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam Dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. https://doi.org/10.30596/jam.v3i2 .1524
Anwar. (2014). Diskusi dan Korespondensi Kalender Hijriah Global,. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Anwar, S. (2016). Penyatuan Kalender Islam dan Keputusan Istanbul: Apa Sesudahnya? Halaqah Ahli Hisab Nasional.
Anwar, Syamsul. (2012). Peradaban Tanpa Kalender Unifikatif: Inikah Pilihan Kita?
Al-Alwani. (2001). “The Islamic Lunar Calendar as a Civilizational Imperative,” dalam Ilyas dan Kabeer (ed.), Unified World Islamic Calendar: Shari‘a, Science and Globalization (Penang, Malaysia: International Islamic Calendar Programme.
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar. (2014). Problematika Penentuan Awal Bulan: Diskursus Antara Hisab dan Rukyat. Malang: Madani.
Burhan. (2013). Adaptasi terhadap perubahan iklim dan kearifan lokal (studi penentuan awal waktu musim tanam pada masyarakat pedalaman pulau Buton. Conference Proceedings Annual International Conference on Islamic Studies (AICIIS XII).
Dinata, Y. (2014). Rumus dan Parameter Variabel Fase Hilal Awal Bulan Penentu Garis Tanggal Kalender Hijriah Internasional. Proceding International Conference on Qur’anic Studies Centre of Qur’anic Studies (PSQ).
Hamid, W. (2014). Eksistensi Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 8, No. 2, 2020 189 Komunitas Salafi di Makassar. Pusaka Khazanah Keagamaan, 2(1).
Haryadi, D. (2019). Ramadan 2019, Baznas Targetkan Zakat Terkumpul Rp 9 Triliun.
Hasan, M. (2015). Ide Perilaku dan Apresiasi Masyarakat Pontianak terhadap Unifikasi Kalender Hijriah. Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam. https://doi.org/10.21154/altahrir.v15i1.167
Jamaluddin, T. (2016). Upaya Penyatuan Kalender Hijriah untuk Peradaban Islam Rahmatan lil ‘Alamin, UII: Yogyakarta tanggal 18-19 Mei 2016, h. 2. UII Yogyakarta Seri Tadarrus 2.
Jamaluddin Thomas. (2005). Menggagas Fiqh Astronomi (Telaah Hisab-Rukyat dan Pencarian Solusi Perbedaan Hari Raya. Bandung: Kaki Langit.
Kohar, A. (2017). Penanggalan Rowot Sasak dalam Perspektif Astronomi (Penentuan Awal Tahun Kalender Rowot Sasak Berdasarkan Kemunculan Bintang Pleiades). https://doi.org/DOI:
Moedji Raharto. (2009). Kalender Islam: Sebuah Kebutuhan dan Harapan, Seminar Nasional, Mencari Solusi Kriteria Visibilitas Hilal dan Penyatuan Kalender Islam dalam Perspektif Sains dan Syari’at, Bandung, 2 Muharram 1481 H/ 29 Desember 2009 M, 19-20, Kelompok Kea. Bandung.
Muh. Nashirudin. (2013). Kalender Hijriah Universal: Kajian Atas Sistem dan Prospeknya di Indonesia. Semarang: El- Wafa.
Muniri, M. (2016). Kontribusi Matematika dalam Konteks Fikih. Ta’allum: Jurnal Pendidikan Islam. https://doi.org/10.21274/taalum.2 016.4.2.193-214
Nashirudin, M. (2013). Kalender Hijriah Universal: Kajian Atas Sistem dan Prospeknya di Indonesia. Semarang: El- Wafa.
Rochmatin, W. (2007, April). Peranan Strategis Zakat Dalam Membangun Ekonomi Makro Ummat Islam di Indonesia.
Rofiuddin, A. A. (2016). Penentuan Hari Dalam Sistem Kalender Hijriah. Al-Ahkam. https://doi.org/10.21580/ahkam.2 016.26.1.878
Sakirman. (2015). Ilmu Falak: Spektrum Pemikiran Mohammad Ilyas. (1st ed.). Yogyakarta: Idea Press.
Sulaiman, F. (2018). Penghimpunan Zakat Baznas Naik 31,8 Persen.
Susiknan Azhari. (2015). Susiknan Azhari, Catatan & Koleksi Astronomi Islam dan Seni. Yogyakarta: Museum Astronomi Islam.
Suwandojo Siddiq. (2009). Studi Visibilitas Hilal dalam Periode 10 Tahun Hijriyah Pertama (0622 ‐ 0632 CE) sebagai Kriteria Baru untuk Penetapan Awal Bulan‐ bulan Islam Hijriyah. Prosidings Seminar Nasional Hilal 2009.
Syamsul Anwar Syamsul. (2016). Syamsul Anwar Syamsul, “Tindak Lanjut Kalender Hijriah Global Turki 2016: Tinjauan Ushul Fikih.” Tarjih Dan Tajdid, 13(2).
Syarif, M. R. (2017). Ihtiar Metodologis Nidhal Qassum Menuju Kalender Islam Korelasi Fungsional Kalender Islam dan Pembayaran Zakat-Muh. Rasywan Syarif dan Naif 190 Internasional. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam Dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. https://doi.org/10.30596/jam.v3i1 .1070
Tono Saksono. (2016). Kalender Islam Global: Momentum Penyatuan Umat dan Menghapus Ego Kelompok”, Disampaikan pada diskusi: Kalender Hijriyah Global: Sebuah Keniscayaan.