Mappanre temme’: Sisi Eksotis Akulturasi Budaya di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo
Abstract
Tradisi Mappanre temme’ adalah salah satu tradisi turun temurun yang dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan Belawa setelah anak-anaknya mengkhatamkan bacaan Al-Qur’annya sebanyak 30 Juz. Pada dasarnya, tradisi ini juga dilaksanakan di sejumlah daerah, namun tradisi ini mengalami pergeseran nilai sosial di Kecamatan Belawa, di antaranya dengan pelaksanaannya yang tidak lagi mengikut pada acara lainnya. Hal ini menjadi menarik untuk meneliti perubahan-perubahannya dan hal yang mendasarinya, serta nilai yang dikandungnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk melihat eksistensi dan keunikan tradisi Mappanre temme’, serta mengurai nilainilainya sebagai sebuah hasil akulturasi. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Bugis di Kecamatan Belawa masih mempertahankan keberadaan tradisi Mappanre temme’, bahkan cenderung melahirkannya sebagai tradisi yang mewah dan berkelas. Pergeseran nilai sosialnya tampak dari proses pelaksanaannya, yakni berdiri sendiri, penggunaan pakaian adat yang mewah dan komplit, pengadaan menu dan resepsi mewah, dan pengadaan musik hiburan. Sebagai dampaknya, tradisi Mappanre temme’ terlihat sangat unik dan eksotis ketika dilaksanakan secara sendiri, tanpa mengikut pada acara lain. Mappanre temme’ pada akhirnya menjadi simbol kelas sosial di masyarakat Kecamatan Belawa.
References
Akhmar, A. M. (2018). Islamisasi Bugis. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Chaerul, M. (2014). Nilai-nilai Sosial dalam Tradisi Mappanre temme’ di Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Rihlah, I(2), 69–81.
Giddens, A. (2001). Runaway World: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita. Gramedia.
Hidayatullah, A. I., Ondemg, S., & Syamsudduha. (2019). Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Mappanre temme’ pada Masyarakat Bugis di Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru. Al-Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Keagamaan, 17(2), 402–415.
Ihromi, T. . (Ed.). (2016). Pokok-pokok Antropologi Budaya (14th ed.). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Japaruddin. (2021). Islam & Budaya Lokal dalam Tradisi Tabut. Penerbit Samudra Biru.
Kemenag RI, T. D. P. I. (2018). Ensiklopedi Islam Nusantara; Edisi Budaya.
Kementerian Agama RI. Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta.
Mappangara, S. (2007). Glosarium Sulawesi Selatan (1st ed.). BPNST Makassar.
Mattulada. (1982). South Sulawesi , Its Ethnicity and Way of Life. 288 Southeast Asian Studies, 20(I), 4– 22.
Nurhidayah. (2020). Tradisi Mappanre temme’ (Khatam Al-Qur’an) di Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai (Studi Unsur-unsur Kebudayan Islam). UIN Alauddin Makassar.
Pelras, C. (2021). Manusia Bugis (2nd ed.). Penerbit Ininnawa.
Pongsibanne, lebba kadorre. (2017). Islam Dan Budaya Lokal Kajian Antropologi Agama. In Yogyakarta (1st ed.). Kaukaba Dipantara.
Sarpinah, Salimin, & Syahrir P, A. (2018). Nilai-nilai yang Terkandung dalam Budaya Mappacci pada Rangkaian Pelaksanaan Perkawinan Orang Bugis. Selami IPS, 3(47), 211– 218. 289
Setiawan, I. M. B. S., Agung, I., Yufridawati, & Irmawati, A. (2017). Akulturasi Kebudayaan pada Masyarakat di Wilayah 3T: Peran PKBM terhadap Perubahan Sosial Budaya Masyarakat. Puslitjakdikbud.
Tjahyadi, I., Wafa, H., & Zamroni, M. (2019). Kajian Budaya Lokal (S. Andayani (Ed.)). Pagan Press.
Wekke, I. S. (2013). Islam dan Adat: Tinjauan Akulturasi Budaya dan Agama dalam Masyarakat Bugis. Analisis, XIII(1), 27–56.
Wiranata, I. G. A. . (2018). Antropolog Budaya. Citra Aditya Bakti.
You, Y. (2021). Akulturasi Budaya Masyarakat Hubula Suku Dani. Nusamedia.