Polemik Tradisi Menabuh Golomang dalam Ritual Pemakaman Pada Masyarakat Muslim Bolaang Mongondow
Abstract
Penelitian ini membahas tradisi menabuh golomang dalam ritual pemakaman masyarakat muslim di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Temuan penelitian ini menunjukkan adanya polemik terhadap keberadaan musik tradisional golomang dalam ritual pemakaman masyarakat muslim Bolaang Mongondow. Terdapat tiga faktor yang mendasari munculnya polemik dalam masyarakat: pertama, masih kuatnya persepsi masyarakat yang memandang penggunaan musik golomang hanya dapat dilaksanakan oleh keturunan bangsawan; kedua, terjadi kontestasi tradisi di dalam masyarakat yang memandang penggunaan musik dalam ritual pemakaman tidak selaras dengan ajaran Islam; ketiga, terdapat pandangan masyarakat yang menganggap alat musik umumnya digunakan sebagai media hiburan dan senangsenang semata, sehingga penggunaan musik golomang dalam ritual pemakaman dianggap tidak menghormati pihak yang berduka. Meskipun keberadaan musik dalam ritual pemakaman masih terjadi pro dan kontra, namun fakta menunjukkan tradisi ini terus-menerus bertumbuh, bahkan mengalami proses adaptasi dan pencarian makna baru. Pementasan musik golomang tidak lagi sebatas dalam ritual pemakaman, namun dipentaskan juga dan perkawinan, dan kesenian pertunjukkan khalayak.
References
Ahmad, Abd. Kadir. 2019. “Islam Kultural Di Sulawesi Selatan: Keselarasan Islam Dan Budaya.” Pusaka: Jurnal Khazanah Keagamaan 7(2).
As‟ad, Muhammad. 2017. “Tradisi Diskursif Muhammadiyah Pada Kritik Maulid.” Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars (Seri 2):579–90.
Asad, Talal. 1986. “The Idea of an Anthropology of Islam.” Occasional Papers Series.
Ayu, Santri, Materan, and Muzayyin Ahyar. 2022. “Selimpat: Antara Tradisi Lokal Dan Normatifitas Islam Dalam Masyarakat Kutai.” Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan 10(1):2022.
Azis, Donny Khoirul, and Tri Lestari. 2020. “Nilai-Nilai Religius Dan 411 Tradisi Ziarah Kubur Makam Syekh Baribin Di Desa Sikanco Kecamatan Nusawungu Cilacap.” Pusaka: Jurnal Khazanah Keagamaan 8(1).
Bonde, Elviana Arif. 2019. “Makna Simbolik Pada Syair Kinopatoyan Dan Penggunaan Kain Aluang Pada Prosesi Kedukaan Adat Bolaang Mongondow Desa Ibolian Kecamatan Dumoga Tengah.” Universitas Negeri Gorontalo.
Buol, Rony Adolof. 2019. “Golomang, Musik Tradisional Bolmong Yang Terancam Punah.” Zonautara.Com. Retrieved (https://zonautara.com/2019/06/18 /golomang-musik-tradisionalbolmong-yang-terancam-punah/).
Damopolii, H. J. A. 1991. Bolaang Mongondow Data Dan Karya. Jakarta: Putra Kalingga.
Darya, I. Wayan. 2019. “Eksistensi Gamelan Gong Gede Saih Pitu Dalam Ritual Agama Hindu Di Banjar Kebon Singapadu: Perspektif Teologi Hindu.” Jurnal Penelitian Agama Hindu 3(3):286–94.
Dunnibier, W. 1984. “Mengenal Raja Raja Bolaang Mongondow.”
Dunnibier, W. 2014. “Over De Vorsten Van Bolaang Mongondow.” Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde 154(1975):277–308.
Fikri, Sholeh. 2014. “Seni Musik Dalam Perspektif Islam.” Studi Multidisipliner 1(2):1–25.
Hamid, Wardiah, Muhammad Sadli Mustafa, and Nasrun Karami Alboneh. 2022. “Dari Angpau Ke Sedekah : Adaptasi Kultural Dan Identitas Tionghoa Muslim Parepare.” Pusaka: Jurnal Khazanah Keagamaan 10 (1):54– 69. Polemik.
Hamri, Manoppo, Donald Qomaidiasyah Tungkagi, Almunauwar bin Rusli, Masmedia Pinem, and Nurman Kholis. 2020. Dinamika Islamisasi Di Bolaang Mongondow Raya, Sulawesi Utara, Abad Ke-17-20. Jakarta: Litbangdiklat Press.
Hekker, M. W. M. 1991. “Vooroudercultus En Sjamanisme in Bolaang Mongondow.” Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde Deel 147(4de Afl):445–53.
Hekker, M. W. M. 2004. “Syamanisme: Asal Usul Dan Kepercayaan Leluhur Bolaang Mongondow.”
Kai, Jamin H. M., and Hatta Mokoginta. 2003. Kamus Bahasa Mongondow Indonesia. Jakarta: CV Cakra Media.
Kompas.com. 2022. “Karawitan Bisa Untuk Iringi Upacara Kematian.” Kompas.Com. Retrieved September 8, 2022 (https://money.kompas.com/read/2 009/07/15/1547278/~Oase~Cakra wala).
Kusnandar, Viva Budy. 2022. “Lebih Dari Separuh Penduduk Sulawesi Utara Beragama Kristen Pada 2021.” Katadata.Co.Id. Retrieved September 7, 2022 (https://databoks.katadata.co.id/da tapublish/2022/03/30/lebih-dariseparuh-penduduk-sulawesi-utaraberagama-kristen-pada-2021).
Lantong, Z. A. 1996. “Mengenal Bolaang Mongondow.”
Lantong, Zainal A. 1995. Sejarah Islam Di Bolaang Mongondow. Kotamobagu: Citra Kirana Nusa.
Mahmud, Amir. 2017. “Musik: Antara Halal Dan Haram.” Mafhum: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir 2(2):251–84.
Mokodongan, Tasya Aziza, and Geischa Cicilia Mokoagow. 2020. Tradisi Musik Kolintang Dalam Upacara Pemakaman Masyarakat Muslim: Studi Kasus Di Desa Bilalang IV, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Kotamobagu.
Mulyana, Dedi. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rasjid, Meylisa, Rizal Sengkey, and Stanley Karouw. 2016. “Rancang Bangun Aplikasi Alat Musik Kolintang Menggunakan Augmented Reality Berbasis Android.” E-Journal Teknik 412 Informatika 7(1).
Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Saud, Lily E. N., Burhanudin Domili, Joyly R. R. Rawis, Budi Kristanto, and Sri Suharjo. 2004. Budaya Masyarakat Suku Bangsa Bolaang Mongondow Di Propinsi Sulawesi Utara. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Sepdwiko, Deria. 2020. “Keberadaan Musik Gong Buleuh Pada Masyarakat Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi.” Besaung : Jurnal Seni Desain Dan Budaya 5(1):60– 64. doi: 10.36982/jsdb.v5i3.1135.
Sombowadile, Pitres. 2012. Kearifan Lokal Kaitannya Dengan Pembentukan Watak Dan Karakter Bangsa Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Yogyakarta: Kepel Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumolang, Steven. 2019. Persebaran Musik Kolintang Di Minahasa. Yogyakarta: Amara Books.
Tungkagi, Donald Qomaidiansyah. 2017. Membaca Kembali Bolaang Mongondow. Karanganyar: Oase Pustaka.
Tungkagi, Donald Qomaidiasyah. 2020. “Islam Di Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara: Dinamika Islamisasi Di Kerajaan Kaidipang Besar Dan Bintauna Abad Ke-17-19 M.” Jurnal Lektur Keagamaan 17(2):461–500. doi: http://doi.org/10.31291/jlk.v17i2.7 47.