Nilai Simbolik Rumah Adat Caile dalam Studi Budaya

  • Haerani Nur Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
  • Syamzan Syukur Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
  • Mastanning Mastanning Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Keywords: arsitektur, budaya, Caile, rumah adat

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai rumah adat Caile di Desa Pao Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa dalam Perspektif Budaya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan Field Research berupa hasil wawancara, observasi langsung ke lokasi dan Library Research sebagai data pendukung yaitu mencari sumber-sumber secara tertulis yang berkaitan dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, Caile dibagun oleh Dampangia pada tahun 1468 atau pertengahan abad 15 M. Rumah adat Caile merupakan rumah pertama yang dibangun di wilayah itu dan setiap orang yang lewat akan menoleh sehingga nama Caile diambil dari bahasa Konjo yaitu Assaile yang berarti menoleh. Kedua, fungsi rumah adat Caile pada masa kerajaan hingga masa modern, Rumah adat Caile difungsikan sebagai tempat pelantikan raja dan orang-orang yang dipercaya sebagai pelaksana tugas pemerintahan namun pada masa modern ini Caile tidak lagi menjadi tempat pelantikan raja. Ketiga, nilai-nilai yang terkandung dalam rumah adat Caile sebagai salah satu warisan budaya yang ikonik bagi masyarakat Pao memberikan pengaruh pada pola hidup masyarakat. Oleh karena itu, rumah adat tersebut perlu dijaga dan dipertahankan. Keyakinan masyarakat terhadap kesakralan rumah adat tersebut membuat keberadaannya menjadi salah satu warisan budaya terpenting di desa Pao Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

References

Andri Angraeni, Moh. Thamrin, and Hasnawati Mappalahere. 2020. “Bentuk dan Makna Simbolik Rumah Adat Langkanae Luwu Di Kota Palopo.” Universitas Negeri Makassar.

Abidah, Andi. 2010. “Perubahan Bentuk dan Fungsi Rumah BugisMakassar Di Makassar” Jurnal Forum Bangunan. Vol. VIII, no. 1 (Januari).

Akhyarul, Rijal. 2020. “Tradisi Massawe To Tamma di Desa Lekodatis Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar (Studi Budaya Islam)”, Skripsi. Makassar: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin,

Amir, Yalmaida, dan Diah Rini Lesmawati. 2016. “Religiusitas dan Spiritual: Konsep yang Sama atau Beda?”. Jurnal ilmiah penelitian psikologi:kajian empiris dan non-empiris. Vol. II, no. 2. 2019.

Angraeni. Indri. “Bentuk dan Makna Simbolik Rumah Adat Langkanae Luwu di Kota Palopo”. Diploma Thesis. Makassar: Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.

Fitri, Muhammad. 2021. “Nilai Sosial Religi Tradisi Manopeng Pada Masyarakat Banyiur”. Kalpataru vol. VII, no 2 (Desember).

Ilyas, Husnul Fahima. 2020. "Makna dan Simbol Pada Tradisi Pembaca Ratek Mauduk di Komunitas Makassar". Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. VIII, No. 2. https://doi.org/10.31969/pusaka .v8i2.417.

Ishak, Ajub. 2013. “Ciri-ciri Pendekatan Sosiologi dan Sejarah dalam Mengkaji Hukum Islam”. Al-Mizan, Vol. IX No. 1 (Juni).

Mansi, La. 2014. “Nilai Keagamaan dalam Seni Budaya Masyarakat Ternate Maluku Utara”. Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. II, No. 2. https://doi.org/10.31969/pusaka .v2i2.126.

Mastanning. 2022. “Tata Krama Makan Pada Masyarakat Bugis”. Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. X, No. 1. https://doi.org/10.31969/pusaka .v10i1.667.

Moleojeng, Dexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. XXVI; Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rachmah, S. T. 2018. “Rumah Adat Balla Lompoa Kakaraengang Marusu Kassi Kebo Di Kabupaten Maros (Suatu Kajian Historis).” 464

Raodah, Raodah. 2012. “Balla Lompoa di Gowa (Kajian Arsitektur Tradisional Makassar).” Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya 4(3):378. doi: 10.30959/patanjala.v4i3.149.

Sarianti. 2018. “Praktik Kebiasaan Mahar (Sunrang) Perkawinan Anak Angkat Perempuan Pada Masyarakat Tombolo Pao”, Skripsi. Makassar: Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.

Srimulia, M. I. 2019. “Rumah Adat Ballak Lompoa di Bontonompo Kelurahan Canrego Kecamatan Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.” Universitas Negeri Makassar.

Syukur, Syamzan. 2014. “Pemerintahan Demokrasi Persfektif Masyarakat Tomanurung Kedatuan Luwu.” Jurnal Rihlah I(2):1–14. https://doi.org/10.24252/rihlah.v1i 01.667

Syukur, Syamzan. Wahyudin Gudang, Rahmat. 2022. “Local Wisdom in Ma’balendo Traditional Art at The Harvest Festival in Belopa, Luwu Regency”. Jurnal Penelitian Agama dan Sosial Budaya Vol. XXVIII No. 1 (juni). DOI: http://dx.doi.org/10.31969 /alq.v28i1.1013

Wasilah, dan A. Hidayanti. 2016. “Filosofi Penataan Ruang Spasial Vertical pada Rumah Tradisional Saoraja Lapinceng Kabupaten Barru”. Jurnal Ruas. Vol. XIV No. 2 (Desember).

Wiranata, I Gede A. B. 2011. Antropologi Budaya. Cet. II; Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti.

Yulianti. 2017. “Kegiatan Budaya di Balla Lompoa Galesong Selatan Kabupaten Takalar”, Skripsi. Makassar: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin.
Published
2022-11-01